TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Bedah, Andi Siswandi menjelaskan penyebab usus buntu terjadi.
Penyakit usus buntu adalah kondisi yang cukup serius.
Seseorang yang mengalami masalah usus buntu dianjurkan segera konsultasi dengan dokter.
Baca juga: dr. Aris: Sumbatan Usus Buntu Terjadi Akibat Kotoran Masuk ke Dalam Usus dan Mengeras
Jangan pernah diabaikan hingga berujung kronis lalu menjadi usus buntu pecah.
Terlihat sepele, sebenarnya penyakit usus buntu dipicu oleh pola makan yang tidak baik.
Pola makan yang tidak baik ini artinya penderita kurang konsumsi:

- Sayur
- Buah
Baca juga: Rutin Konsumsi Buah dan Sayur Dapat Ringankan Gejala Sindrom Ovarium Polikistik
- Air putih
- Terlalu banyak konsumsi junk food
"Serat kurang menyebabkan feses mengeras, lalu masuk ke lubang usus buntu (terjebak)," terang Andi dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.

Padahal yang namanya feses penuh dengan bakteri maka akhirnya menimbulkan sumbatan di usus buntu.
Lambat laun, sekitar 2 hingga 3 hari akan meradang.
Pada masa ini, pasien biasanya akan mengeluhkan rasa:
Baca juga: Konsumsi Jahe hingga Menghirup Aroma Lemon Bisa Redakan Mual, Ibu Hamil Perlu Mencoba
- Tidak nyaman
- Mual
- Maag
- Nyeri di ulu hati yang lalu berpindah ke perut kanan bawah.

Tanda di atas sangat khas bagi para penderita usus buntu.
Waspada Nyeri Perut
Nyeri perut adalah keluhan yang banyak dialami masyarakat.
Keluhan nyeri perut ini, bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab.
Baca juga: Anak Sakit Perut? Segera Bawa ke Dokter jika Disertai Darah dalam Feses Beserta Gejala Berikut
Mulai dari hal yang sederhana hingga kompleks, seperti tanda penyakit berbahaya.
Salah satu tanda penyakit yang mencetuskan keluhan nyeri perut ialah usus buntu.
Seseorang yang mengalami keluhan nyeri perut tanda usus buntu sebaiknya tidak asal untuk melakukan pijat urut.

Karena rupanya, tindakan pemijatan tersebut bisa berisiko membuat usus buntu menjadi pecah.
"Bila mengalami nyeri perut kanan bawah selama 2 sampai 3 hari lalu diurut, maka usus buntu bisa pecah," kata Andi.
Tanda di atas telah merujuk pada kondisi usus buntu akut.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Konsumsi Makanan Pedas Dapat Menyebabkan Penyakit Usus Buntu?
Usus buntu yang pecah tersebut, bisa mengiritasi seluruh dinding perut.
Keadaan ini dinamakan dengan Peritonitis. Menurut Andi, Penyakit Peritonitis sangat mengancam jiwa.
Lantaran, pasien yang biasanya mengalami Peritonis, kondisinya memburuk akibat infeksi yang sudah menyebar di seluruh tubuh.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh tenaga medis bisa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memahami bahaya dari nyeri perut.
Dengan begitu, setiap tanda yang mengarah pada diagnosa nyeri perut, pasien bisa tanggap melakukan pengobatan bersama dokter.
Usus Buntu Kronis
Penyakit usus buntu adalah suat tanda pencernaan mengalami masalah.
Dalam bahasa medis, penyakit usus buntu dikenal sebagai apendiks.
Baca juga: Dok, Usus Buntu Apakah Bisa Terjadi Komplikasi hingga Sebabkan Kematian?
Sedangkan masyarakat secara awam menyebutnya sebagai umbai cacing.
Seseorang yang mengalami usus buntu, diwajibkan untuk mendapatkan penanganan dokter.
Walau terkenal sebagai penyakit yang cukup serius, sebenarnya usus buntuk telah dimiliki setiap orang.

Usus buntu yang kronis bisa menyebabkan peritonitis.
Peritonitis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan tipis di dinding perut (peritonium).
Keadaan Peritonitis disebabkan oleh infeksi yang membuat Peritonium mengalami peradangan.
Baca juga: Gejala Kanker Usus Termasuk Sakit Perut saat Makan, Waspada jika Disertai Gejala Berikut
Seseorang yang mengalami peritonitis akan menunjukkan sejumlah gejala. Di antaranya:
- Nyeri perut kanan bawah selama 2-3 hari.
- Selang 5 hari, usus akan pecah lalu berlanjut nyeri pada seluruh perut.

"Jadi awalnya peradangan saja di usus buntu."
"Bila keada tersebut terus dibiarkan, maka bisa pecah, bernanah (menginveksi peritonium)," papar Andi.
Disebut peritonius memiliki beberapa jenis, di antaranya:
1. Peritonitis difus
Adalah peradangan yang ditandai dengan rasa nyeri pada seluruh perut.
Baca juga: Usus Buntu Tidak Selalu Ditandai Sakit Perut bagian Kanan Bawah, Begini Penjelasan Dokter
2. Peritonitis apendiks
Disebut juga sebagai penderita peritonitos sekunder.
Perbedaan Peritonitis primer dan sekunder
Peritonitis memiliki 2 jenis, yaiti:
- Peritonitis primer

Peritonitis primer merupakan suatu peradangan yang disebabkan oleh peritonium.
- Serta peritonitis sekunder
Keadaan ini bisa dipicu oleh usus buntu, lambung/ usus kecil yang pecah.
Karena organ berongganya pecah, maka cairan yang seharusnya berada di rongga keluar.
Lalu mengiritasi atau melakukan peradangan hebat pada peritonium.
Baca juga: Peradangan Pada Usus Buntu Bisa Sebabkan Obstruksi Usus, Begini Penjelasan dr. Andreas Cahyo Nugroho
Maka disimpulkan, penderita usus buntu yang pecah memiliki risiko tinggi terhadap kematian.
Penjelasan dr. Andi Siswandi, Sp.B ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)