TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit usus buntu adalah suat tanda pencernaan mengalami masalah.
Dalam bahasa medis, penyakit usus buntu dikenal sebagai apendiks.
Sedangkan masyarakat secara awam menyebutnya sebagai umbai cacing.
Baca juga: Kopi Punya Dampak Positif terhadap Kesehatan Usus, Dorong Pertumbuhan Bakteri Baik
Seseorang yang mengalami usus buntu, diwajibkan untuk mendapatkan penanganan dokter.
Walau terkenal sebagai penyakit yang cukup serius, sebenarnya usus buntuk telah dimiliki setiap orang.
Usus buntu yang kronis bisa menyebabkan peritonitis.

Peritonitis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan tipis di dinding perut (peritonium).
Keadaan Peritonitis disebabkan oleh infeksi yang membuat Peritonium mengalami peradangan.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, seseorang yang mengalami peritonitis akan menunjukkan sejumlah gejala. Di antaranya:
Baca juga: Sering Nyeri Perut atau Punggung Ketika Bangun Tidur? dr. Kaka Renaldi Imbau Tidur Miring ke Kiri
- Nyeri perut kanan bawah selama 2-3 hari.
- Selang 5 hari, usus akan pecah lalu berlanjut nyeri pada seluruh perut.
"Jadi awalnya peradangan saja di usus buntu."

"Bila keada tersebut terus dibiarkan, maka bisa pecah, bernanah (menginveksi peritonium)," papar dr. Andi Siswandi, Sp.B.
Disebut peritonitis memiliki beberapa jenis, di antaranya:
1. Peritonitis difus
Adalah peradangan yang ditandai dengan rasa nyeri pada seluruh perut.
Baca juga: Waspada, Nyeri Perut Bisa Menandakan Adanya Masalah pada Usus Buntu
2. Peritonitis apendiks
Disebut juga sebagai penderita peritonitos sekunder.
Perbedaan Peritonitis primer dan sekunder.
Peritonitis memiliki 2 jenis, yaiti:

Baca juga: Adakah Pemeriksaan Khusus yang Perlu Dilakukan Sebelum Menjalankan Diet Sehat? Ini Kata Ahli Gizi
- Peritonitis primer
Peritonitid primer merupakan suatu peradangan yang disebabkan oleh peritonium.
- Serta peritonitis sekunder
Keadaan ini bisa dipicu oleh usus buntu, lambung/ usus kecil yang pecah.
Baca juga: Tak Hanya Baik untuk Usus, Probiotik juga Bisa Bermanfaat untuk Redakan Batuk
Karena organ berongganya pecah, maka cairan yang seharusnya berada di rongga keluar.
Lalu mengiritasi atau melakukan peradangan hebat pada peritonium.
Maka disimpulkan, penderita usus buntu yang pecah memiliki risiko tinggi terhadap kematian.
Penjelasan dr. Andi Siswandi, Sp.B ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)