TRIBUNHEALTH.COM - Ketika pilek, tidak semua ingus bayi keluar dengan lancar.
Berbeda dengan orang dewasa, bayi akan mengalami kesulitan ketika mengeluarkan ingus yang terperangkap di dalam hidung.
Karena hal tersebut, para orangtua seringkali berinisiatif untuk menghisap ingus bayi.
Baca juga: 4 Aktivitas yang Bisa Menjadi Media Penularan Pilek, Perpegangan Tangan hingga Berbagi Minum
Namun apakah cara ini diperbolehkan menurut pandangan medis?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dr. S.T Andreas, M. Ked (Ped), Sp.A memberikan ulasannya.
Berdasarkan pernyataannya, orangtua menghisap hidung bayi saat pilek tidak dianjurkan.

Karena mulut yang digunakan sudah memiliki banyak kuman.
"Ini sejuta kuman disini (menunjuk mulut), bayangin jika anak ISPA lalu mulut kita menyedot. Maka kuman akan masuk pada bayi."
"Jadi tidak diperbolehkan kalau disedot sama orangtuanya langsung," kata Andreas dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Baca juga: Meski Sudah Sembuh, ISPA Bisa Kambuh Lagi, Berikut Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp. A
Daripada dihisap, sebaiknya ketika mengetahui bayi pilek, lakukan sejumlah cara aman dan nyaman bagi bayi.
Di antaranya:
- Memberikan ASI

Baca juga: Waspada Risiko Penyakit Jantung Rematik pada Penderita ISPA, Simak Penjelasan Dokter
- Menggendong bayi
- Mengajak anak berjemur
- Menyemprotkan larutan garam pada anak untuk membuka saluran napas atas.
Penanganan ISPA
Kasus ISPA bisa terjadi bukan hanya pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak.
Bahkan, seringkali kasus ISPA lebih mudah ditemui pada usia anak-anak.

Meski ISPA bisa menyerang usia berapa saja, namun teknik penanganannya sama.
Berikut ini alur penanganan ISPA yang tepat:
1. Beri obat demam
Bila sejak awal di rumah mengalami demam, maka pasien perlu segera diberi obat demam.
Baca juga: Demam Dengue Berbeda dengan Demam Berdarah, Begini Kata dr. Deborah Johana Rattu, MH.Kes., MKM
2. Tak wajib diberi obat batuk dan pilek
Bila mengalami batuk dan pilek, pasien diperbolehkan tidak segera mengonsumsi obat.
3. Jumlah cairan cukup

Pemberian cairan yang cukup sangat penting diberikan untuk pasien.
Bila ISPA terjadi pada bayi, maka dianjurkan untuk memberikan ASI ekslusif jauh lebih banyak.
Namun bila sudah bisa minum air putih, maka sah-sah saja jika ingin memberikan minuman ini.
4. Dipeluk
Anak-anak cenderung mudah menangis dan tidak tenang saat sakit, maka keluarga perlu memberikan pelukan pada anak.
Baca juga: 5 Cara Redakan Tantrum Anak, Tawarkan Pelukan hingga Berikan Timeout Singkat
Dengan demikian dapat membuat anak lebih tenang.
5. Pemakaian air purifier
Air purifier berfungsi mengontrol polusi dari luar masuk ke ruangan yang ditempati anak.
Sisanya harus kontrol ke dokter untuk penanganan yang tepat.
Alasan ISPA Rentan pada Anak

Andreas menuturkan, anak dikatakan lebih rentan mengalami ISPA lantaran memiliki berbagai faktor risiko.
Antara lain:
1. Memiliki kekebalan tubuh tidak sebagus orang dewasa
Jadi sistem di dalam tubuh masih berbeda, karena memiliki imun lebih rendah daripada orang dewasa.
Baca juga: Prof. Dr. dr. Harsono Sebut Sesak Napas pada Anak Banyak Disebabkan oleh Asma, Pneumonia, dan TBC
Maka sangat mudah jika terkena infeksi apapun.
2. Usia
Anak-anak masih sangat suka bermain dan cenderung kurang memperhatikan kebersihan.
Maka dari itu, usia anak sangat rentan terkena infeksi.
3. Kebiasaan di Rumah

Kebiasaan menjaga kebersihan belum terbentuk pada anak-anak.
"Jadi karena masih masa bereksplorasi, sehingga berisiko lebih besar terinfeksi," kata Andreas.
Jenis ISPA
Dalam jenisnya, ISPA ada yang menyangkut saluran pernapasan atas maupun bawah.
Bila mengenai area saluran pernapasan atas, maka meliputi hidung sampai tenggorokan.
Baca juga: Ditularkan Melalui Sistem Pencernaan & Pernapasan, dr. Melia Bagikan Tips Pencegahan Hepatitis Akut
Sementara area saluran pernapasan bawah yakni dari brokus sampai paru-paru.
Andreas menerangkan alasan disebut sebagai saluran pernapasan akut lantaran gejala mulai muncul di bawah 14 hari sejak pertama kali terinfeksi.
Kondisi yang paling sering timbul yakni:
- Common cold (flu)

- Faringitis (radang tenggorokan)
- Bronkitis (radang di area perbatasan paru-paru)
- Pneumonia (radang paru-paru)
Penjelasan Dokter spesialis anak S. T Andreas ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)