TRIBUNHEALTH.COM – Di era modern berkembang berbagai teknik sunat terbaru.
Sunat atau khitan merupakan tindakan medis untuk membuang sebagian maupun seluruh kulup dengan tujuan tertentu.
Pasalnya ada tiga teknik sunat yang ada di Indonesia, yaitu teknik tradisional, konvensional, dan teknik modern menggunakan klem.
Untuk membahas mengenai informasi kesehatan, kita bisa bertanya langsung dengan Dokter Umum yang sudah berkompeten seperti dr. Irmadani Intan Pratiwi.
Baca juga: Potensi Penularan Covid-19 di Masyarakat Meningkat, Ini Pesan Kementerian Kesehatan

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 yang Meningkat Juga Berdampak pada Kasus Aktif
dr. Irmadani Intan Pratiwi merupakan sarjana kedokteran yang menempuh pendidikan di Universitas Malahayati pada tahun 2012 hingga 2016.
Tak berselang lama ia melanjutkan profesi dokter di Universitas yang sama yaitu Universitas Malahayati pada tahun 2016 hingga 2018.
Selama menempuh pendidikan pada tahun 2013 hingga 2016 dr. Irmadani Intan Pratiwi juga aktif menjadi asisten dosen Dep. Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Tak hanya itu saja, dr. Irmadani Intan Pratiwi juga sempat menjadi english teacher di Language Centre Universitas Malahayati selama dua tahun.
Pada tahun 2015, ia mewakili Universitas menjadi peserta dalam Gadjah Mada Indonesian Medical Science Olympiad (GIMSCO).
Selain berprofesi sebagai dokter, ia juga aktif membagikan informasi di Instagram pribadinya (@irmadanip).
Sejak tahun 2021, ia menjadi dokter pelaksana dan penanggung jawab di Praktek Dokter Umum dr. Irmadani.
Di tahun yang sama hingga saat ini, dr. Irmadani Intan Pratiwi juga menjadi dokter kecantikan di Dermalogia Clinic Gading Serpong yang beralamatkan di Ruko Boulevard m5 No. 47 Jalan Boulevard Raya M Gading Serpong Tangerang (Telp. 081 213 711 318).
dr. Irmadani Intan Pratiwi akan menjawab seluruh pertanyaan Tribunners terkait kesehatan sebagai berikut.
Baca juga: Setelah Melakukan Slimming Treatment, Pasien Tetap Bisa Melakukan Olahraga

Baca juga: Warna Gusi Bisa Berubah Akibat Terjadinya Trauma dan Memiliki Kebiasaan Buruk
Pertanyaan:
Saat ini anak saya berusia 9 tahun dok.
Saya ajak melakukan sunat tapi tidak mau karena takut.
Bagaimana memilih teknik yang aman dan nyaman untuk anak saya dokter?
Aziz, Tinggal di Wonogiri.
Dokter Umum, dr. Irmadani Intan Pratiwi menjawab:
Jadi pada prinsipnya hampir sama apa yang dirasakan anak seluruh metode hampir sama.
Biasanya dengan metode sunat modern lebih singkat, jadinya anak bisa lebih tenang, sehingga prosesnya karena sebentar jadi lebih tenang.
Sebenarnya yang paling utama, memengaruhi lancarnya sunat atau tidak adalah keadaan psikis anak.
Jadi biasanya akan lebih lancar kalau anak itu minta sendiri.
Apabila anak sudah minta dilakukan sunat dengan sendirinya, otomatis anak sudah ada keinginan dan tidak ada paksaan.
Jadi saat dilakukan sunat, anak akan lebih antusias dan lebih semangat.
Yang kedua, walaupun orang tua memberikan motivasi dan anak mau, jangan pernah membohongi anak.
Jadi selalu jelaskan apa yang nantinya akan dilakukan.
Baca juga: Memahami Prosedur Pemasangan Gigi Palsu Lepasan dan Gigi Palsu Permanen

Baca juga: Meskipun Gusi Gelap Bisa Diatasi dengan Depigmentasi, Namun Depigmentasi Tak Bertahan Selamanya
Biasanya sebelum sunat, saya sebagai praktisi sunat selalu melakukan sesi konsultasi dan mengobrol dengan anak terlebih dahulu dan hanya berbicara berdua dengan anak.
Karena kalau ada orang tuanya, orang tuanya pasti meyakinkan kalau sunat ini tidak sakit dan segala macam.
Tetapi, sebagai dokter yang akan melakukan tindakan anak pasti akan lebih percaya sama orang yang professional.
Saya pun juga tidak pernah membohongi, misalkan apa yang akan dirasakan sudah saya jelaskan di awal.
Yang pertama, akan dilakukan pembiusan kemungkinan rasanya sedikit perih.
Jadi anak sudah bersiap dan kita tidak bisa membohongi anak jika rasanya tidak sakit.
Karena kenyataannya pasti ada rasanya di awal saat pembiusan.
Jadi yang penting kita jujur dan mendapatkan rasa percaya dari anak.
Karena kalau anak sudah percaya, maka ketakutan itu akan hilang.
Berbeda dengan jika anak tetap takut pasti apapun yang dirasakan tetap sakit.
Baca juga: drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros Paparkan Perawatan Jenis Gigi Palsu Lepasan dan Gigi Palsu Permanen
Walaupun tidak ada rasa sakit sekalipun sudah dibius, kalau anak tetap takut biasanya anak tetap rewel, tetap nangis dan tetap merasa sakit padahal sudah dilakukan pembiusan.
Jadi nomer 1 yang harus dipersiapkan sebenarnya adalah mental anak.
Dari rumah sudah mulai di briefing terlebih dahulu apa yang akan terjadi, manfaatnya apa, nanti kalau sudah sunat apa efeknya, jadi lebih sehat, jadi bisa sholat dan segala macam.
Yang terpenting dibangun kepercayaan anak supaya anak percaya diri.
Untuk metodenya apapun akan lancar jika anak sudah percaya diri.
Baca juga: Benarkah Penggunaan Gigi Palsu Bisa Menyebabkan Rasa Ngilu? Begini Tanggapan drg. Muhammad Ikbal
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.