TRIBUNHEALTH.COM - Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Terkini jumlah kasus Covid-19 terus mencetak rekor baru dalam beberapa minggu terakhir setelah lama tidak mengalami kenaikan.
Per tanggal 27 Juli 2022 jumlah kasus positif harian telah mencapai angka 6.000 kasus.
Terakhir Indonesia mencapai kasus 6.000 per hari adalah pada bulan Maret 2022.
Peningkatan terjadi perlahan tapi pasti, dari mulai 1.000 kasus pada awal bulan Juni 2022 kemudian 2.000 kasus pada awal bulan Juli 2022 dan dalam waktu 1 bulan angka tersebut naik 3 kali lipat menjadi 6.000 kasus.
Kasus positif yang meningkat ini juga berdampak pada kasus aktif pula.
Baca juga: Warna Gusi Bisa Berubah Akibat Terjadinya Trauma dan Memiliki Kebiasaan Buruk

Pernyataan ini disampaikan oleh Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Memahami Prosedur Pemasangan Gigi Palsu Lepasan dan Gigi Palsu Permanen
Per tanggal 27 Juli 2022, kasus aktif telah mencapai angka 46.000 dimana sudah lama kita tidak memiliki kasus aktif sebanyak ini.
"Tercatatkan bahwa terakhir di bulan April, kita memiliki kasus aktif sekitar 46.000 dan sekarang kembali terulang," ucap Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito.
Selain itu, kasus kematian juga mengalami kenaikan selama 3 hari terakhir yaitu selalu diatas 10 kematian per hari.
Adanya peningkatan kasus positif, kasus aktif, dan kematian ini terefleksikan pada positivity rate mingguan yang saat ini telah 3 minggu berturut-turut berada di ambang batas WHO, yaitu 5 persen.
Per minggu ini positivity rate mingguan nasional adalah sebesar 6,07 persen dengan jumlah orang yang diperiksa juga mengalami kenaikan yang sukup signifikan dibandingkan awal bulan Juli, yaitu naik 52 persen.
Di minggu ini jumlah orang yang diperiksa mingguan mencapai hampir 550.000 orang.
Baca juga: Meskipun Gusi Gelap Bisa Diatasi dengan Depigmentasi, Namun Depigmentasi Tak Bertahan Selamanya

Baca juga: drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros Paparkan Perawatan Jenis Gigi Palsu Lepasan dan Gigi Palsu Permanen
Kenaikan jumlah orang yang diperiksa Covid-19 ini patut diapresiasi karena artinya terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk tes Covid-19 ketika mengalami gejala maupun kontak erat.
Semakin banyak orang yang diperiksa maka semakin akurat besaran dan sebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Angka ini penting untuk ditingkatkan hingga setidaknya 1 juta orang diperiksa dalam 1 minggu.
Kabar baiknya meskipun kasus positif, kasus aktif, dan positivity rate meningkat namun angka keterisian tempat tidur atau bor cenderung stabil rendah di 34 provinsi di Indonesia, yaitu dibawah 15%.
Meskipun begitu, angka ini meningkat dibandingkan dengan awal bulan Juli yang masih sebesar 8%.
Bali menjadi provinsi dengan bor tertinggi yaitu 14,76% disusul DKI Jakarta 12,53%, Kalimantan Selatan sebesar 11,23%, Banten 9,82%, Jawa Barat 6,15%, dan Daerah Istimewa Yogyakarta 5,93%.
Presentase bor yang lebih tinggi dibanding dengan provinsi lainnya ini dapat disebabkan karena terjadinya kenaikan kasus positif.
Baca juga: Benarkah Penggunaan Gigi Palsu Bisa Menyebabkan Rasa Ngilu? Begini Tanggapan drg. Muhammad Ikbal

Baca juga: Gigi Berlubang dan Penyakit Lain pada Gigi Berpengaruh Terhadap Rahang? Ini Penjelasandrg. Anastasia
Nyatanya 4 dari 5 provinsi ini menyumbangkan kenaikan kasus tertinggi pada minggu terakhir, yaitu DKI Jakarta 17.000 kasus, Jawa Barat 5.000 kasus, Banten 4.000 kasus, dan Bali 1.000 kasus.
Baca juga: Waspada, Minus Tinggi Bisa Sebabkan Gangguan pada Mata. Ini Penjelasan dr. M. Yusran, M.Sc., Sp.M.
Penjelasan Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 28 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.