TRIBUNHEALTH.COM - dr. M. Yusran, M.Sc., Sp.M. menyampaikan bahwa glaukoma bisa disebabkan karena minus tinggi.
Yang terjadi pada minus tinggi adalah degenerasi lebih cepat.
Ibaratnya penuaan dini pada struktur-struktur mata degenerasi, misalkan bisa terjadi kerobekan dan salah satunya akan merusak pintu-pintu keluar dari cairan.
Bentuk-bentuk dari pintu keluar jaringan ialah seperti saringan, apabila rusak dan tersumbat maka tidak bisa keluar.
Disitulah penyebabnya minus tinggi diatas 6 berpotensi bisa menyebabkan glaukoma.
Kondisi minus dibawah 6 kemungkinan mengalami glaukoma tergolong kecil, tetapi tetap saja minus atau miopia disebabkan karena banyak faktor.
Baca juga: Hindari Tanggapan Negatif Terhadap Anggota Keluarga yang Mengalami Masalah Mental
Ada yang faktornya karena bola mata terlalu panjang atau karena faktor lain.
Faktor-faktor tersebut harus diketahui terlebih dahulu.
dr. M. Yusran menyampaikan, penyebab glaukoma adalah bola mata yang terlalu panjang.
Glaukoma dibagi menajdi dua, yakni kronik terjadi perlahan-lahan tanpa tidak disadari dan akut yang nyeri secara tiba-tiba.
Ketika seseorang merasakan keluhan akut nyeri, pasti langsung datang ke pusat kesehatan, masalah inilah yang dinamakan dengan glaukoma akut.
Kondisi glaukoma akut tergolong emeregency atau darurat.
Baca juga: dr. Alia Rahman Jelaskan Alasan Tidak Boleh Terlalu Sering Memberikan Antibiotik kepada Anak
Tetapi yang tidak terdeteksi sama sekali adalah glaukoma kronik yang terjadi secara pelan-pelan.
dr. M. Yusran menyampaikan, banyak orang yang tidak sadar bahwa mengalami glaukoma dan memeriksakan diri ke dokter sudah memasuki stadium akhir.
Apabila jenisnya primer atau yang tidak diketahui penyebabnya, biasanya dua mata yang mengalami glaukoma tetapi berbeda tingkat keparahannya.
Sedangkan glaukoma sekunder, biasanya hanya terjadi pada satu mata.
Misalkan trauma dan hanya terjadi pada mata sebelah kanan maka hanya mata kanan yang mengalaminya.
Atau bisa dikarenakan riwayat operasi pada satu mata dan melakukan lasik, maka hanya satu mata saja.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. M. Yusran, M.Sc., Sp.M. Seorang dokter spesialis mata Rumah Sakit Mata Permana Sari.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)