Breaking News:

Ketahui Beberapa Kondisi yang Tak Disarankan untuk Dilakukan Pencabutan Gigi

Menurut drg. Citra Paramita, saat terjadi peradangan akut atau infeksi yang masih aktif menyebabkan pembiusan saat pencabutan gigi tidak efektif.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay.com
Ilustrasi tindakan pencabutan gigi, begini penjelasan drg. Citra Paramita 

TRIBUNHEALTH.COM - Gigi disarankan untuk dilakukan pencabutan ketika kondisinya sudah sangat rusak.

Meskipun terkesan menakutkan, rupanya terdapat beragam manfaat yang diperoleh ketika dilakukan pencabutan gigi.

Namun perlu diingat jika tindakan pencabutan gigi alangkah baiknya tidak dilakukan ketika seseorang sedang mengalami sakit gigi ataupun gusi bengkak.

Hal ini bukan tanpa alasan, pada kondisi tersebut rupanya pembiusan tidak efektif.

Akibatnya pasien tetap merasakan sakit ketika dilakukan tindakan pencabutan gigi oleh dokter gigi walaupun sudah dibius.

Selain itu, pembiusan yang tidak efektif juga bisa dipengaruhi akibat adanya kondisi peradangan maupun infeksi pada gigi.

Baca juga: dr. Sandy Sofian Paparkan Waktu yang Dibutuhkan untuk Operasi Bedah Plastik hingga Proses Recovery

ilustrasi dokter gigi melakukan tindakan pencabutan gigi, simak ulasan drg. Citra Paramita
ilustrasi dokter gigi melakukan tindakan pencabutan gigi, simak ulasan drg. Citra Paramita (freepik.com)

Baca juga: dr. Ayodhia Pitaloka Paparkan Jika Semakin Banyak Cacing Dewasa di dalam Tubuh Bisa Sebabkan Anemia

Kondisi bisa ditandai dengan adanya nanah, gigi membusuk, halitosis (bau mulut), gigi atau gusi yang bengkak hingga demam.

"Memang pada saat keadaan gigi berlubang dan dicabut, yang pertama kita harus memastikan bahwa sudah tidak terjadi peradangan maupun infeksi yang akut," kata Dokter Spesialis Ortodonti.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Sapa Indonesia Pagi edisi 21 Desember 2021.

"Karena pada saat peradangannya akut, apalagi ada infeksi yang masih aktif memang beberapa case menyebabkan pembiusan ini tidak terlalu berjalan efektif gitu," lanjut drg. Citra Paramita.

2 dari 3 halaman

"Jadi kalau memang masih ada peradangan maupun infeksi, terutama apabila kadang-kadang infeksinya memang sudah tidak aktif nih pada saat ini sudah tidak sakit. Tetapi mungkin luasnya masih banyak, tersebarnya masih besar," sambungnya.

"Kadang-kadang kita harus melakukan terapi definitif terlebih dahulu," terang Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita.

Baca juga: Ketahui Cara Penularan Parasit Cacing hingga Jenis-jenis Cacing yang Paling Sering Menginfeksi Anak

ilustrasu peradangan gusi yang tak dianjurkan untuk dilakukan pencabutan gigi, begini keterangan drg. Citra Paramita
ilustrasu peradangan gusi yang tak dianjurkan untuk dilakukan pencabutan gigi, begini keterangan drg. Citra Paramita (freepik.com)

Baca juga: drg. Ardiansyah: Perawatan Ortodonti Korektif Dilakukan Saat Usia Dewasa Karena Melibatkan Skeletal

"Misalnya pada kasus-kasus abses, granuloma, atau kista. Memang pada keadaan tersebut pada saat dilakukan pembiusan kemudian gigi kita cabut, ada kemungkinan terasa kurang nyaman," ulasnya.

Sehingga dokter gigi yang menangani kondisi ini perlu melakukan evaluasi.

Berdasarkan penuturan Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita, jika masih menunjukkan peradangan atau infeksi sebaiknya diberikan terapi terlebih dahulu.

Selanjutnya setelah dilakukan terapi, dokter gigi perlu melihat dan melakukan observasi kembali.

Jika diketahui ternyata infeksi yang terjadi sudah semakin terkontrol dengan baik, barulah boleh dilakukan tindakan pencabutan gigi.

Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita memaparkan jika pada saat dilakukan pencabutan masih ada sebagian area yang terasa.

Hanya saja normalnya tidak akan terasa sakit saat dilakukan pencabutan karena sudah dilakukan pembiusan.

Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita mengatakan jika seharusnya terasa apabila gigi diangkat tetapi tidak terasa sakit.

3 dari 3 halaman

Menurutnya, apabila terdapat gejala seperti diangkat, sebenarnya masih wajar dan normal terjadi.

Baca juga: Perlu Diketahui Jika Sunat pada Wanita Tidak Memberikan Manfaat, Bahkan Bisa Berdampak Buruk

ilustrsi tindakan pencabutan gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, begini kata drg. Citra Paramita
ilustrsi tindakan pencabutan gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, begini kata drg. Citra Paramita (freepik.com)

Baca juga: Para Ahli Berpendapat Bahwa Sunat atau Khitan Bisa Mencegah Terjadinya Banyak Penyakit

Kendati demikian, pencabutan gigi terdiri dari pencabutan gigi sederhana dan pencabutan gigi dengan bedah.

Tentunya hal ini tergantung dari tingkat keparahan kondisi gigi.

Pada tindakan pencabutan gigi sederhana, bius yang diberikan ialah pada sekitar gigi yang dicabut saja.

Sementara pencabutan gigi dengan bedah, bius yang digunakan akan ditambah dengan obat penenang dikarenakan memerlukan beberapa prosedur pembedahan pada area gigi yang akan dicabut.

Baca juga: dr. Yanne Cholida, SCp Ungkap Tindakan yang Dilakukan untuk Menghindari Depresi saat Berduka

Penjelasan Dokter Spesialis Ortodonti, drg. Citra Paramita dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Sapa Indonesia Pagi edisi 21 Desember 2021.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comCabut gigidrg. Citra ParamitaInfeksiPeradanganKesehatan gigiperawatan gigi Ringworm (Dermatofitosis)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved