TRIBUNHEALTH.COM – Ada beberapa budaya yang menganjurkan untuk dilakukan sunat pada seorang perempuan.
Menurut WHO, sunat pada perempuan termasuk ke dalam mutilasi genital perempuan atau female genital mutilation (FGM).
Perlu diketahui jika sunat pada perempuan tidak memiliki manfaat kesehatan dan berisiko menimbulkan perdarahan hebat serta masalah buang air kecil.
Perempuan yang melakukan sunat berisiko mengidap kista, infeksi dan komplikasi dalam persalinan dan peningkatan risiko kematian bayi baru lahir.
Untuk membahas mengenai informasi kesehatan, kita bisa bertanya langsung dengan Dokter Umum yang sudah berkompeten seperti dr. Irmadani Intan Pratiwi.
Baca juga: dr. Yanne Cholida, SCp Ungkap Tindakan yang Dilakukan untuk Menghindari Depresi saat Berduka

Baca juga: Rupanya Ada Beragam Metode Sunat yang Dapat Dilakukan, dr. Rizki: Asal Tujuannya Tercapai Maka Aman
dr. Irmadani Intan Pratiwi merupakan sarjana kedokteran yang menempuh pendidikan di Universitas Malahayati pada tahun 2012 hingga 2016.
Tak berselang lama ia melanjutkan profesi dokter di Universitas yang sama yaitu Universitas Malahayati pada tahun 2016 hingga 2018.
Selama menempuh pendidikan pada tahun 2013 hingga 2016 dr. Irmadani Intan Pratiwi juga aktif menjadi asisten dosen Dep. Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Tak hanya itu saja, dr. Irmadani Intan Pratiwi juga sempat menjadi english teacher di Language Centre Universitas Malahayati selama dua tahun.
Pada tahun 2015, ia mewakili Universitas menjadi peserta dalam Gadjah Mada Indonesian Medical Science Olympiad (GIMSCO).
Selain berprofesi sebagai dokter, ia juga aktif membagikan informasi di Instagram pribadinya (@irmadanip).
Sejak tahun 2021, ia menjadi dokter pelaksana dan penanggung jawab di Praktek Dokter Umum dr. Irmadani.
Baca juga: Ketahui 3 Alasan dan Usia Ideal Dilakukan Khitan atau Sunat, Begini Penjelasannya

Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Ungkap Perawatan untuk Atasi Maloklusi yang Sudah Parah
Di tahun yang sama hingga saat ini, dr. Irmadani Intan Pratiwi juga menjadi dokter kecantikan di Dermalogia Clinic Gading Serpong yang beralamatkan di Ruko Boulevard m5 No. 47 Jalan Boulevard Raya M Gading Serpong Tangerang (Telp. 081 213 711 318).
dr. Irmadani Intan Pratiwi akan menjawab seluruh pertanyaan Tribunners terkait kesehatan sebagai berikut.
Pertanyaan:
Ada beberapa budaya yang menganjurkan seorang wanita untuk dilakukan sunat ya dok.
Lantas dari sisi medis, sunat untuk wanita itu juga perlu dilakukan dok?
Yulia, Tinggal di Nganjuk.
Baca juga: drg. Ardiansyah Pawinru Sp.Ort(K) Menyampaikan Pesan Sebelum Menggunakan Facemask
Dokter Umum, dr. Irmadani Intan Pratiwi menjawab:
Jadi dahulu sempat ada pembahasan pro dan kontra tentang sunat pada wanita.
Tetapi untuk saat ini WHO sendiri sudah menekan ke seluruh tenaga kesehatan untuk tidak melakukan sunat pada wanita.
Karena yang pertama tidak ada manfaatnya.
Kemudian yang kedua, efek buruknya justru banyak.
Jadi sunat pada wanita ini karena tidak ada manfaatnya dan efek buruknya banyak, justru sekarang bisa dibilang dilarang untuk dilakukan.
Sunat wanita sebenarnya banyak macamnya, jika dari WHO sendiri mendefinisikannya sebagai pengangkatan sebagian atau seluruh dari alat kelamin luar perempuan.
Biasanya disebut dengan istilah klitoris.
Ada beberapa tipe sunat pada wanita.
Baca juga: Jangan Sampai Salah Pemahaman, Begini Penjelasan Sunat atau Khitan dari Sisi Medis

Baca juga: drg. Andi Tajrin Sp.BM(K) Jelaskan Hal yang Harus Dilakukan Pasien Sebelum Bedah Ortognatik
Tipe pertama adalah pengangkatan sebagian atau seluruh klitoris.
Tipe kedua tidak hanya klitorisnya saja, tetapi dilakukan pengangkatan pada labia.
Labia adalah bibir yang menutupi vagina bagian kanan dan kiri.
Tipe ketiga adalah tindakan penjahitan labia atau bibir dengan tujuan untuk mendapatkan liang vagina yang lebih kecil.
Tipe terakhir atau keempat adalah tindakan apapun yang sifatnya merusak alat kelamin wanita baik itu dengan mengikis, memotong atau bahkan membakarnya.
Seluruh tipe tersebut sifatnya tidak ada yang menguntungkan, bahkan berdampak buruk.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Penyebab Kulit Keriput dan Kulit Kendur, Simak Penjelasan dr. Vonny Ovia
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.