TRIBUNHEALTH.COM - Sunat atau sirkumsisi pada wanita umumnya dilakukan karena alasan sosial dan budaya.
Dalam budaya tertentu, hal ini merupakan syarat untuk seorang wanita bisa menikah.
Sementara pada beberapa budaya lain, sunat atau sirkumsisi perempuan merupakan bentuk penghormatan seorang wanita kepada keluarga.
Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U mengatakan jika sunat atau sikumsisi pada wanita memang kurang populer di Indonesia.
"Tapi secara tujuan memang itu membuang sedikit dari klitoris yang daging di atas vagina itu. Kalau dalam agama Islam sepertinya sunnah ya, tetapi memang kurang banyak dilakukan," tuturnya.
Baca juga: Ketahui 3 Alasan dan Usia Ideal Dilakukan Khitan atau Sunat, Begini Penjelasannya

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Juli 2022.
Baca juga: drg. Andi Tajrin Sp.BM(K) Jelaskan Hal yang Harus Dilakukan Pasien Sebelum Bedah Ortognatik
"Tujuannya untuk mengurangi syahwat katanya. Jadi perlu kita kaji lebih lanjut dengan menggunakan sirkumsisi pada anak," ucap Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
"Kalau saya belum familiar untuk melakukan sirkumsisi pada perempuan," kata Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U dalam tayangan Healthy Talk (09/07/2022).
"Saya belum menemukan itu apa, tapi mungkin kalau ada yang melakukan bisa kita diskusikan masalah sirkumsisi pada wanita," ulasnya.
Meskipun dilakukan sunat atau sirkumsisi pada wanita, dokter mengatakan jika sepertinya tidak akan menyebabkan efek samping atau komplikasi.
"Jadi kalau komplikasi pada sirkumsisi kan biasanya segera saja, segera muncul. Biasanya efek-efek pasca operasi ya. Kalau sudah berlanjut lama ya nggak ada apa-apa," sambungnya.
Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Ungkap Perawatan untuk Atasi Maloklusi yang Sudah Parah

Baca juga: Perbedaan Toner dan Astringent yang Perlu Diketahui, Simak Kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Metode sirkumsisi
Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U mengatakan jika metode dilakukan sirkumsisi ada banyak, yang penting secara tujuan adalah menghilangkan kulit preputium.
Berdasarkan penuturan dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U, kulit preputium akan dipotong dan dibuang.
"Ada yang dipotongnya dengan gunting bisa, dengan pisau bisa, dengan cauter juga bisa. Cauter itu semacam besi panas, gitu," papar dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Bahkan ada pula metode sunat atau sirkumsisi yang menggunakan laser dan ada pula yang menggunakan klem.
"Dengan maksud yang sama, dia maksudnya untuk menghilangkan dari kulit preputium," tambah dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
"Jadi dengan gunting misalnya ya dipotong langsung. Dengan pisau lebih tajam lebih rapi biasanya. Cuman perdarahannya biasanya lebih banyak dibandingkan dengan yang cauter," jelasnya.
Baca juga: Operasi Bedah Plastik Rekonstruksi Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Permasalahan Bibir Sumbing

Baca juga: Jangan Sampai Salah Pemahaman, Begini Penjelasan Sunat atau Khitan dari Sisi Medis
"Karena cauter itu, selain ada efek motongnya juga ada efek karna panas ya. Jadi dia menutup pembuluh darah," pungkas dr. Rizki.
Sementara apabila dengan menggunakan klem, prosedur sunat atau sirkumsisinya adalah dengan melakukan penjepitan kulit yang berlebih.
Kulit yang berlebih tersebut dijepit sehingga beberapa saat pasien akan alami nekrotik.
Nekrotik merupakan kematian sel atau jaringan karena penyakit atau cedera.
"Dia malah tidak berdarah, cuman memang perlu waktu biasanya 7 hari. Jadi sampai kulit preputium itu putus sendiri," ucap dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
"Ada banyak sekali metode. Metode klem pun jenisnya banyak sekali. Dari luar negeri banyak, dari operator lokal Indonesia pun juga banyak menciptakan klem-klem. Jadi banyak sekali. Asal tujuannya itu tercapai, aman," imbuhnya.
"Yang penting aman dulu ya. Aman, tujuannya tercapai ya saya rasa tidak masalah dilakukan tindakan sirkumsisi dengan berbagai metode," lanjutnya.
Baca juga: Mungkinkah Kondisi Gigi Kembali Seperti Semula setelah Menggunakan Facemask? Ini Penjelasan Dokter
Penjelasan Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.