TRIBUNHEALTH.COM - Istilah trust issue tentu sudah tidak asing lagi ditelinga.
Seringkali kita mendengarkan kata trust issue karena berkaitan dengan rasa kepercayaan.
Tentunya dalam lingkup kehidupan kita terdapat beberapa orang yang mengalami trust issue, atau bahkan kita sendiri yang mengalaminya.
Trust issue merupakan ketidak percayaan antara seseorang dengan orang lain.
Trust issue bisa muncul karena seseorang merasa kecewa dengan orang lain, entah karena dibohongi oleh yang bersangkutan atau karena tidak bisa menerima keadaan yang terjadi.
Trust issue merupakan kondisi traumatic yang bisa menyebabkan penyakit mental.

Baca juga: Awas Konflik Internal Diri Sendiri Bisa Cetuskan Depresi, Simak Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp. KJ
Namun, sangat tergantung pada seseorang yang mengalami trust issue.
Misalnya seseorang yang tidak percaya pasangannya bisa saja memang pasangannya pantas untuk tidak dipercaya atau sebaliknya sebenarnya pasangan layak dipercaya namun karena terlalu kaku sehingga muncul trust issue.
Sepanjang menimbulkan konflik berkepanjangan maka bisa dikatakan mengalami trust issue.
Tanda-tanda seseorang memiliki trust issue misalnya cuek, tidak ada komunikasi, mencari kebahagiaan sendiri, sekedar menjalankan kewajiban, ada kekesalan dengan yang bersangkutan, merasa tidak bahagia, ,erasa dikhianati, dan tampak baik-baik saja dimata umum atau keluarga atau teman namun sebaliknya menyimpan suatu masalah.
Baca juga: Mengenal Operasi Bedah Plastik dan Kondisi yang Membutuhkan Operasi Bedah Plastik
Dampak yang dirasakan oleh seseorang dengan trust issue ialah merasa kurang bahagia, merasa kurang bermakna, dan merasa kesal dengan yang bersangkutan.
Trust issue bisa muncul mulai dari remaja atau SMP misalnya anak tidak percaya orang tua, tidak percaya pasangan atau ketika berkeluarga suami istri tidak saling percaya.
Adakah hal yang harus dilakukan ketika mengalami trust issue?
Berikut penjelasan Adib Setiawan, S.Psi. M.Psi. seorang psikolog keluarga dan pendidik anak.
Adib Setiawan S.Psi. M.Psi (Psikolog di www.praktekpsikolog.com)
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Baca juga: Cara Deteksi Demensia agar Tidak Salah Diagnosis, Ketahui dari dr. Ermawati Sudarsono, Sp. N
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Ia bertugas di Yayasan Prakterk Psikolog Indonesia Cabang tangsel.
Saat ini juga menjadi Koordinator untuk cabang Bintaro-Jaksel, Rawamangun-Jaktim, Pondok Aren-Tangsel, Cileungsi-Perbatasan Bogor Bekasi, Semarang, Makassar dan Surabaya.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Baca juga: Sama-sama Ada Perubahan Perilaku, Ini Beda Tanda Demensia dengan Gangguan Jiwa menurut Dokter Saraf
Profil lengkap Adib Setiawan S.Psi. M.Psi bisa dilihat disini.
Pertanyaan :
Adakah hal yang harus dilakukan ketika mengalami trust issue?
Anggra, Solo
Adib Setiawan S.Psi. M.Psi menjawab :
Pentingnya komunikasi antar pasangan, saling memaafkan, komitmen berubah lebih baik, dan berusaha tidak mengulangi suatu kesalahan.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)