Breaking News:

Penyebab Kolesterol Mudah Naik setelah Makan Udang, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Beberapa orang sangat mudah mengalami peningkatan kolesterol meskipun hanya makan sedikit makan-makanan yang mengandung kolesterol. Mengapa demikian?

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pixabay
Ilustrasi konsumsi udang 

TRIBUNHEALTH.COM - Kolesterol naik dapat disebabkan karena beragam faktor.

Namun umumnya seseorang mudah mengalami peningkatan kolesterol pasca mengonsumsi makanan pemicu kolesterol. Salah satunya adalah udang.

Beberapa orang sangat mudah mengalami peningkatan kolesterol meskipun hanya makan sedikit makan-makanan yang mengandung kolesterol. Mengapa demikian?

Baca juga: Makanan Berlabel Rendah Lemak Bikin Cepat Kurus, Benarkah? Ini Jawaban dr. Syahidatul Wafa, Sp. PD.

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya menjelaskannya.

Menurutnya kondisi demikian sangat tergantung dengan sistem metabolisme masing-masing orang.

Ada beberapa orang yang memiliki metabolisme yang bagus.

Ilustrasi metabolisme di dalam tubuh
Ilustrasi metabolisme di dalam tubuh (kompas.com)

Contohnya pada saat mengonsumsi makanan manis atau lemak, maka tubuh akan cepat menetralisir.

"Kita memiliki HDL (High Density Lipoprotein) 'kolesterol baik' yang bisa menetralisir IDL (intermediate density lipoprotein) 'kolesterol jelek'."

"Sehingga jika telah memiliki HDL tinggi maka ketika makan-makanan tinggi kolesterol, tidak mudah mengalami kenaikan kolesterol," ucapnya.

Baca juga: Banyak Aktivitas Fisik dan Hindari Minuman Manis Jadi Kunci Hilangkan Lemak Visceral

Kondisi di atas disebut sebagai variasi individual.

2 dari 4 halaman

Namun sayangnya tidak semua orang memiliki HDL yang tinggi.

Justru seringkali pada saat cek darah, banyak ditemukan HDL yang rendah.

Ilustrasi kolesterol
Ilustrasi kolesterol (kompas.com)

Diketahui HDL rendah dipengaruhi oleh:

- Faktor genetik

- Kurang olahraga

Baca juga: Kontrol Hipertensi dengan Tips Sederhana, Mulai Kurangi Asupan Kopi hingga Perbanyak Olahraga

- Kegemukan

- dan sebagainya.

Maka dapat disimpulkan bahwa penyebab seseorang mudah mengalami kenaikan kolesterol saat makan-makanan pemicu kolesterol akibat memiliki HDL yang rendah.

Kurus Berisiko Kolesterol

Ilustrasi gemuk
Ilustrasi gemuk (Pixabay)

Berdasarkan penjelasan Indra, banyak masyarakat memiliki stigma badan gemuk pasti menderita kolesterol.

3 dari 4 halaman

Padahal kenyataanya tidak benar seperti itu.

Begitu halnya dengan anggapan badan kurus yang tidak berisiko alami kolesterol.

Baca juga: Rutin Konsumsi Jahe Bagus untuk Kesehatan Jantung, Bisa Turunkan Kolesterol dan Tekanan Darah

Karena, kata Indra, dirinya banyak memiliki pasien dengan badan kurus namun menderita kolesterol yang sangat tinggi.

"Jadi banyak pasien-pasien saya yang kurus kolesterolnya tinggi-tinggi. "Bahkan yang gemuk-gemuk malah normal," papar Indra.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat badan tidak selalu berkorelasi dengan tingginya kolesterol.

Ilustrasi kolesterol
Ilustrasi kolesterol (Freepik)

Oleh karena itu penting melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, seperti cek darah.

Meskipun memiliki berat badan yang kurus, jangan pernah merasa aman dari kolesterol.

Karena jika sudah menderita kolesterol namun tidak disadari, bisa berisiko menimbulkan komplikasi. Seperti serangan jantung dan Stroke.

Baca juga: Meski Berlangsung Sebentar, Stroke Ringan Tetap Memerlukan Tindakan Medis, Simak Gejala Berikut Ini

"Banyak pasien saya yang serangan jantung atau jadi Stroke, karena merasa tidak gemuk dan tidak perlu cek darah."

"Ternyata waktu kejadian serangan jantung atau Stroke dicek darah tinggi sekali."

4 dari 4 halaman

"Jadi saran saya, mau kurus atau gemuk Medical check up," imbau Indra.

Pentingnya Medical Check Up

Medical check up sangat penting dilakukan, terlebih jika memiliki riwayat kolesterol tinggi.

Ilustrasi pemeriksaan
Ilustrasi pemeriksaan (Pixabay.com)

Lantaran banyak kejadian penderita kolesterol sudah sembuh namun merasa kolesterol naik dan kembali minum obat tanpa mengetahui kondisi kesehatan secera sepenuhnya.

Padahal yang bisa menentukan perlu tidaknya seseorang mengonsumsi obak kolesterol hanyalah dokter.

Sehingga tidak semua obat kolesterol yang telah dikonsumsi harus dilanjutkan.

Baca juga: Orang dengan 4 Kondisi Berikut Rawan Kembangkan Penyakit Hati Berlemak

"Bisa jadi cuma pegal otot doang, padahal kolesterolnya sudah normal."

"Namun malah masi mengonsumsi obat padahal sudah normal," ucap Indra.

Maka dari itu dibutuhkan Medical check up secara berkala.

Ilustrasi tes kesehatan
Ilustrasi tes kesehatan (lifestyle.kompas.com)

Biasanya waktu Medical check up yang dianjurkan oleh dokter adalah setiap 3 bulan.

Waspada Kolesterol Naik

Kolesterol naik seringkali dikeluhkan dengan berbagai gejala.

Namun sebenarnya adapula beberapa orang yang mengalami kenaikan kolesterol tanpa disertai dengan gejala.

Baca juga: Tak Asal Cek Lab, Penderita Kolesterol Penting untuk Konsultasi dengan Dokter Terlebih Dulu

Indra menyebut, kolesterol naik bisa datang sewaktu-waktu.

Bahkan bisa terjadi pada orang yang sehat alias tidak memiliki kolesterol sekalipun.

Kondisi ini dikaitakan dengan faktor makanan yang akan dikonsumsi.

Ilustrasi konsumsi makanan
Ilustrasi konsumsi makanan (grid.id)

"Hati memproduksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh sekitar 70 hingga 75 %."

"Sisanya, sekitar 25 % kolesterol didapat dari makanan yang dikonsumsi," jelas Indra.

Maka dari itu, penting untuk menerapkan pola hidup sehat.

Baca juga: Pola Hidup Sehat Tidak Menjamin Kesuburan yang Bagus, Begini Penjelasan dr. Rahmawati Sp. And

Salah satunya dengan menjaga makanan rendah lemak.

Makanan yang bisa meningkatkan kolesterol adalah yang mengandung tinggi lemak.

Beberapa jenis makanan yang mengandung tinggi lemak, ialah daging dan Ice cream.

Ilustrasi beberapa makanan yang mengandung lemak trans
Ilustrasi beberapa makanan yang mengandung lemak trans (aceh.tribunnews.com)

Disamping makanan, penyakit dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa mencetuskan peningkatan kolesterol.

Maka dari itu saat mengonsumsi obat atau menderita penyakit tertentu, perlu mendapatkan evaluasi dari dokter yang menangani.

Selain itu pula, kolesterol tinggi juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik.

Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Perlu Khawatir Mengalami Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi bisa dialami meskipun telah menjaga pola makan dan berolahraga.

"Tentunya tidak banyak. Tetapi ada dalam data penyakit kedokteran," jelas Indra.

Protokol Terapi Kolesterol

Protokol terapi pada pasien yang menderita kolesterol pada setiap usia berbeda-beda.

"Ada protokol untuk anak-anak, remaja, dewasa muda, dan orangtua," ujarnya.

Sehingga tidak usia harus menurunkan kolesterol menjadi normal.

ilustrasi kolesterol
ilustrasi kolesterol (kompas.com)

Lantaran tubuh juga memerlukan kolesterol.

Terbukti pada otak telah terkandung 99 % lemak.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka harus berhati-hati dalam melihat lab darah.

Baca juga: Pahami Kondisi Hemofilia, Kelainan Pendarahan Langka yang Sebabkan Darah Sulit Berhenti saat Luka

Karena tidak semua penderita kolesterol harus diterapi sampai normal, ada batas yang akan diketahui oleh dokter untuk memberikan obat.

Jika kolesterol menimbulkan efek samping atau bahaya.

"Jadi risk benefitnya ditimbang tiap usia, sembari melihat riwayat keluarga yang bisa berisiko tinggi mengalami Kolesterol.

Dokter akan mengevaluasi, terutaam makanan yang dikonsumsi anak.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Indra Wijaya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, (7/5/2022)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKeguguranKehamilanKesehatan kandunganTanda-tanda KeguguranMencegah KeguguranAri Ayat Santiko
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved