TRIBUNHEALTH.COM - Kolesterol merupakan metabolit yang mengandung lemak sterol yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.
Kolesterol adalah jenis lipid khusus yang disebut steroid, suatu lipid yang memiliki struktur kimia empat cincin atom karbon.
Kolesterol tinggi ialah kondisi saat kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas normal.
Apabila dibiarkan, kolesterol yang berlebihan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Kabar yang beredar saat ini menyebutkan jika anak-anak tidak perlu khawatir tentang kolesterol.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya menanggapi jika hal ini adalah mitos.
Menurutnya dr. Indra kolesterol pada anak-anak memang tidak bergejala seperti pada orang dewasa.
Baca juga: Selain Rutin Menggunakan Basic Skincare, Eksfoliasi Berperan Penting untuk Mendapatkan Kulit Glowing

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 07 Mei 2022.
Baca juga: Pahami Sakit Kepala yang Harus Menjadi Peringatan, Berikut Penjelasan dr. I Gede Anom, Sp. Bs
Akan tetapi di dalam deadline atau terapi kedokteran perlu dilakukan screening untuk pasien-pasien khusus pada anak-anak yang kegemukan atau obesitas serta yang memiliki riwayat keluarga mengalami penyakit jantung atau stroke.
"Mereka mempunyai screening dan batas terapi pada anak-anak," sambungnya.
"Itu tentunya dimiliki oleh dokter anak, tetapi di dalam deadline kedokteran ada," ucap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya.
"Jadi ada anak-anak atau remaja yang diterapi," lanjutnya.
Tentunya hal ini diperlukan konsultasi dengan dokter anak terkait penyakit yang disebut dengan sindrom metabolik.
Dimana berupa kolesterol tinggi, kegemukan, darah tinggi atau hipertensi dan sebagainya.
"Itu tetap diperlukan screening dan terapi, jika diperlukan," imbuhnya.
Di dalam masyarakat juga terdapat anggapan jika risiko tinggi kolesterol meningkat kemungkinan mengalami diabetes melitus tipe-2.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya anggapan ini adalah fakta.
Baca juga: Kenali Penyebab Timbulnya Keriput, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Kulit, dr. Desidera Husadani

Baca juga: drg. Ummi Kalsum : Sebelum Melakukan Perawatan Estetika, Kondisi Gigi Berlubang Perlu Diperhatikan
"Jadi kolesterol tinggi itu atau lemak darah itu berputar di dalam pembuluh darah dan bisa menyumbat dimanapun atau menempel dimanapun," tutur dr. Indra.
Pasalnya kolesterol bisa menempel di otak, dimana jika terlalu banyak sumbatan menyebabkan seseorang mengalami stroke.
Apabila terjadi sumbatan cukup banyak di organ jantung bisa menyebabkan serangan jantung koroner.
Sementara jika terjadi sumbatan di organ hati menjadi perlemakan hati.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya menambahkan jika terjadi di pankreas disebut sebagai fatty pankreas.
Diketahui jika pankreas adalah organ yang mengatur gula darah terkait dengan penyakit diabetes.
Apabila fatty pancreas atau pankreas diselimuti oleh banyak lemak akan menyebabkan gangguan metabolisme glukosa atau gula darah yang akhirnya menyebabkan kencing manis atau diabetes melitus tipe 2.
Baca juga: Cara Sederhana Redakan Rasa Sakit Akibat Gingivitis, Simak Anjuran drg. Arifah Hariadi

Baca juga: Kenali Tanda Keriput pada saat Berekspresi, Berikut Penjelasan dr. Desidera Husadani Sp. DV
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes, dr. Indra Wijaya dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 07 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.