Breaking News:

Metode ILA Bisa Hilangkan Nyeri saat Persalinan Normal, Adakah Efek Samping? Berikut Kata Dokter

Dokter Spesialis Kandungan, dr. Kondang Usada, Sp. OG mengatakan, teknik ILA dikembangkan untuk mencegah persalinan normal yang menimbulkan rasa nyeri

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ekarista Rahmawati
pixabay.com
Ilustrasi seorang ibu yang baru saja melahirkan 

TRIBUNHEALTH.COM - Kini muncul metode persalinan yang dinamakan dengan ILA atau Intrathecal Labour Analgesia.

Dokter Spesialis Kandungan, dr. Kondang Usada, Sp. OG mengatakan, teknik ini telah dikembangkan untuk mencegah persalinan normal yang menimbulkan rasa nyeri.

Meski memiliki manfaat untuk menghilangkan nyeri, metode ILA ini tidak memberikan efek samping apapun.

Baca juga: Melahirkan Secara Caesar Membuat Vagina Tetap Kencang? Begini Tanggapan dr. Irmadani Intan Pratiwi

Kondisi demikian terjadi lantaran cara kerja ILA hanya memblok saraf menuju rongga panggul.

"Karena yang diblok adalah saraf yang menuju rongga panggul, maka tidak ada efek samping sama sekali," ucapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Sehingga pasien masih bisa menggerakan kaki dan tidak akan mengalami gangguan pada proses buang air kecil.

Ilustrasi melahirkan
Ilustrasi melahirkan (wartakota.com)

Baca juga: Waspada, Mata Malas Bisa Terjadi pada Bayi Usia 3 Bulan jika Tidak Mendapatkan Stimulus dengan Baik

Maka dari itu, metode ILA ini sangat aman untuk diterapkan bagi ibu hamil yang akan melakukan persalinan.

Metode ILA juga diketahui telah banyak diterapkan banyak rumah sakit di luar negeri.

Proses ILA

Teknik ini diberikan pada saat proses persalinan fase aktif, saat ibu sudah merasakan mulas.

2 dari 4 halaman

Mulas ini terbagi menjadi 2 macam. Yaitu mulas fase laten dan mulas fase aktif.

Ilustrasi ibu hamil mengalami mulas
Ilustrasi ibu hamil mengalami mulas (m.tribunnews.com)

Mulas fase laten terjadi pada saat pembukaan sebelum 4 cm.

Pada fase ini biasanya mulasnya bersifat ringan.

Baca juga: Berenang Termasuk Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil, Bahkan Punya Sejumlah Efek Positif

Berbeda pada mulas fase aktif, pembukaan yang sudah memasuki di atas 4 cm, maka mulasnya akan bersifat semakin intens.

Intensitas ini bisa terjadi setiap 5 hingga 3 menit sekali.

Pada tahap ini tentu pasien akan merasa kesakitan.

ilustrasi mengejan saat melahirkan
ilustrasi mengejan saat melahirkan (freepik.com)

Untuk meminimalisir rasa sakit tersebut, dokter akan memberikan metode ILA.

"Kekuatannya kuat, sehingga pasien akan kesakitan. Nah kita bisa meminimalisir nyerinya itu dengan teknik ILA tersebut," jelas Kondang.

Mengingat ILA dilakukan dengan cara memberikan blok pada saraf yang menuju rongga panggul, sehingga pada saat rongga panggul ditekan (kontraksi), ibu tidak merasakan sakit.

Baca juga: Kenali Bahaya Infeksi Virus Covid-19 pada Ibu Hamil yang Disampaikan oleh dr. Bayu Winarno Sp.OG

"Jadi kaki masih bisa digerakka untuk jalan, duduk, cuman tidak sakit," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Kesakitan ini biasanya terjadi karena adanya gesekan antara rongga panggul dan kepala bayi.

Pada saat persalinan fase aktif, pergesekan antara rongga panggul dengan kepala bayi sangat intens, sehingga menimbulkan nyeri.

Ilustrasi posisi janin saat proses persalinan
Ilustrasi posisi janin saat proses persalinan (kompasiana.com)

Lebih lanjut, dengan menggunakan metode ini yang bisa mencegah rasa sakit, rata-rata pasien akan merasa nyaman.

Dengan demikian, proses persalinan juga bisa berjalan nyaman.

Baca juga: Adakah Cara Alami untuk Mengobati Keputihan Berlebih saat Hamil? Dokter Yuniar Pramulasari Menjawab

"Otot dasar panggulkan diblok sarafnya, maka akan menimbulkan rileks. Jadi gampang banget kepala untuk turun."

"Jadi proses persalinan setelah dilakukan ILA akan lebih cepat," papar Kondang.

Pemilihan Metode Persalinan

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi ibu hamil (bestmom.id)

Penentuan persalinan biasanya akan mulai dikonsultasikan saat trimester pertama.

Dokter akan menanyakan keinginan sang ibu, apakah memilih Caesar atau normal.

Tahap ini memasuki pada fase Birth plan.

Baca juga: Alami Penyakit Menular Seksual, Dokter Sebut Perbedaan Penanganan pada Bayi dan Orang Dewasa

4 dari 4 halaman

"Misalnya ingin lahir normal, maka tugas saya sebagai dokter kandungan akan mengawal kehamilan ibu tersebut agar bisa lahir normal," ungkap Kondang.

Untuk seorang ibu bisa melahirkan secara normal, dibutuhkan beberapa syarat. Yaitu:

- Senam hamil

Ilustrasi senam yang dilakukan ibu hamil di rumah
Ilustrasi senam yang dilakukan ibu hamil di rumah (lifestyle.kompas.com)

- Berat badan tidak boleh berlebihan

- Kepala harus dibawah

- Tidak ada penghalang di jalan lahir

"Itu akan kita kawal terus, sampai terjadi persalinan," imbuhnya.

Baca juga: Siklus Menstruasi Teratur pada Usia Tidak Muda Bisa Memungkinkan Terjadinya Kehamilan

Maka untuk menentukan Caesar atau normal, ia hanya memberikan arahan pada pasien absolut.

Artinya jika pasien memiliki penghalang. Seperti Placenta previa, penghalang ari-ari dibawah sehingga tidak memungkinkan lahir normal.

"Maka saya akan bilang, 'Bu ini tidak mungkin lahir normal'," jelas Kondang.

Ilustrasi ibu hamil berkonsultasi dengan dokter
Ilustrasi ibu hamil berkonsultasi dengan dokter (bogor.tribunnews.com)

Namun jika tidak ditemukan penghalang, maka pilihan pertama adalah persalinan normal.

Dalam hal ini, dokter hanya akan memberikan edukasi terkait cara agar proses persalinan sesuai rencana dan risiko yang mungkin akan terjadi.

Mencegah Bayi Lahir Prematur

Dalam melakukan pencegahan bayi lahir prematur disesuaikan dengan kondisi setiap ibu hamil.

"Misalnya seorang ibu hamil kembar 2, hamil kembar 3, atau hamil dengan kondisi yang kurus, maka treatmentnya berbeda-beda setiap ibu," ujar Kondang.

Baca juga: Dok, Apakah Ada Makanan yang Membuat Kandungan Lemah dan Harus Dihindari Saat Hamil Muda?

Bila ibu hamil bayi kembar, cenderung berisiko melahirkan secara prematur.

Maka untuk mencegah terjadinya prematur, beberapa cara yang bisa dilakukan ialah:

- Tidak berhubungan seksual, terutama pada trimester kedua

ilustrasi pasangan suami istri
ilustrasi pasangan suami istri (Kompas.com)

- Aktivitas tidak berlebihan

- Bila ada keputihan, maka harus dibersihkan keputihannya

- dan memasuki umur kehamilan 34 minggu diberikan maturitas paru.

Baca juga: Apakah Aman untuk Hamil Lagi Jika Punya Riwayat Kuretase dan Caesar? Simak Penjelasan Berikut

Berkat melakukan berbagai tips di atas, Kondang berkata, telah berhasil mencegah kelahiran prematuritas yang umumnya terjadi pada 34 minggu bisa menjadi 38 minggu.

Sehingga setelah bayi lahir tidak perlu memasuki perawatan Prenatal.

Karena jika bayi terlahir prematur, maka orangtua harus lebih jeli terhadap setiap tahap proses tumbuh kembang anak.

Ilustrasi bayi yang sedang bermain
Ilustrasi bayi yang sedang bermain (freepik.com)

"Makanya saya selalu mencegah kelahiran prematuritas," sambungnya.

Sementara pada ibu hamil yang kurus, tentu perlakuannya akan berbeda dengan ibu hamil kembar.

Ibu hamil yang kurus rata-rata akan melahirkan secara prematur di usia 32 minggu kehamilan.

Baca juga: Berikut Ini Makanan yang Bisa Cegah dan Atasi Anemia Selama Kehamilan

Karena itu pada ibu hamil yang kurus, terdapat kontra indikasi. Misalnya:

- Tidak boleh melakukan aktivitas berlebihan

- Menggunakan penyangga perut pada saat usia kehamilan 7 hingga 8 bulan

- dan memberikan maturitas paru pada usia kehamilan 32 atau 34.

Penjelasan dr. Kondang Usada, Sp. OG dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Jabar Video, Rabu (13/4/2022).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comTeknik ILApersalinanmelahirkanpersalinan caesardr. Kondang Usodo Sp.OG Baby Blues Nifas
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved