TRIBUNHEALTH.COM - Ketika menjalankan puasa tubuh akan mengalami penyesuaian akibat perbedaan pola makan.
Di sisi lain seseorang biasanya akan mengurangi aktivitas fisik untuk menyimpan energi hingga waktu berbuka puasa.
Tentu saja hal ini akan memengaruhi aktivitas sistem dalam tubuh termasuk konsentrasi gula darah.
Saat menjalankan puasa, tubuh memiliki kadar gula yang berbeda.
Angka ideal kadar gula darah saat puasa adalah di bawah 100 ml/dL.
Baca juga: Busung Lapar Berisiko Kematian, Dokter Spesialis Anak Ungkap Pencegahan dan Penanganan yang Tepat

Baca juga: Miliki Alergi Ikan, Bolehkah Suntik DNA Salmon? Begini Jawaban dr. Ratu Suzanna Oswarie
Berdasarkan penuturan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz gula darah selama berpuasa sampai waktu azan magrib, kondisi gula darah berada pada level yang sangat rendah.
Hal ini karena kita tidak mendapatkan asupan makanan selama berpuasa.
Tubuh hanya menggunakan cadangan energi di mana tidak sebanyak saat sedang tidak menjalankan puasa.
Hal ini disampaikan oleh Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz yang dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 26 Maret 2022.
Sementara saat berbuka puasa terkadang orang langsung banyak konsumsi makanan maupun minuman dengan kadar gula yang tinggi.
Menurut Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz hal ini juga tidak baik bagi tubuh.
Hal ini lantaran membuat insulin langsung bekerja keras.
Baca juga: Apakah Masalah Karang Gigi Termasuk Umum Dialami? Begini Tanggapan Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
"Akhirnya kerja insulin kan jadi kewalahan, itu yang menjadi masalah," imbuh Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz.
Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan glukosa darah.
Dalam perannya mengatur keseimbangan kadar gula darah di dalam pembuluh darah, hormon insulin bekerja secara antagonis bersama produk hormon sistem ekskresi seperti pankreas lainnya, yaitu hormon glukagon.
"Jadi insulin itu hormon yang berfungsi untuk mengantarkan glukosa atau gula ke dalam sel sebagai energi," terang Radyan.

"Itu namanya fungsi endogren ya atau fungsi hormon. Itu diproduksi di pankreas," lanjutnya.
Apapun asupan yang dikonsumsi akan diubah dalam bentuk sederhana yaitu glukosa atau gula.
"Nah itu nanti fungsinya yang memasukkan ke dalam sel adalah insulin," tuturnya.
"Jadi yang dianjurkan sebetulnya boleh makan makanan manis," ungkapnya.
Baca juga: Simak Cara Mengobati Karang Gigi yang Membandel menurut drg. Megananda Hiranya Putri, M.Kes
"Jadi nanti pengaturannya setelah berbuka puasa dalam anjuran Islam itukan cuman konsumsi 3 kurma saja cukup," ucap R. Radyan Yaminar, S.Gz.
"Setelah itu minum, setelah itu sholat, berikan waktu istirahat atau biar lambungnya beradaptasi," saran R. Radyan Yaminar, S.Gz.
"Kemudian setelah itu bisa memulai makan besarnya dengan nasi dan lauk dan sayur," lanjutnya.
"Setelah sholat isya misalkan masih lapar atau pengen makan yang lebih ringan lagi boleh," tambahnya.
R. Radyan Yaminar, S.Gz tidak menyarankan jika setelah berbuka puasa langsung konsumsi makanan yang banyak.
Perlu diingat jika lambung merupakan organ yang elastis.
Lambung bisa menyesuaikan kondisi, jika tidak mendapatkan makan maka lambung bisa mengecil.
Baca juga: Begini Perbedaan Toner, Essence, dan Moisturizer, Simak Penjelasan dr. Pratidona Anasika

Sehingga ruangnya tidak besar, jika ruangnya mengecil selama berpuasa kemudian dimasukkan makanan yang banyak, biasanya akan menimbulkan keluhan sakit perut.
"Itu sering dialami kalau misalkan berbuka puasanya tidak benar, karena nanti khasiatnya atau kondisi lambungnya juga kaget," timpalnya.
Baca juga: Tidak Asal Memberikan Obat, Ini Alur Penanganan yang Benar pada Busung Lapar
Penjelasan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz dilansir Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 26 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.