TRIBUNHEALTH.COM - Keputihan adalah suatu hal yang wajar terjadi pada wanita.
Meski terlihat umum, namun keputihan perlu diwaspadai jika terjadi terus-menerus dan menunjukkan sejumlah tanda yang berbahaya.
Untuk mengantisipasinya, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV menganjurkan untuk memahami faktor risiko keputihan.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, faktor risiko keputihan di antaranya:
1. Lembap

Jangan sampai memakai pakaian dalam yang terlalu ketat.
Bila beraktivitas tinggi dan mengeluarkan keringat banyak, maka segera ganti pakaian dalam Anda.
Baca juga: Infeksi Sekitar Organ Intim Bukan Berarti Infeksi Menular Seksual? Simak Ulasan dr. Az Zuhruf
Pilihlah pakaian dalam yang bersifat menyerap keringat, seperti katun.
2. Tingkatkan kebersihan
Meningkatkan kebersihan dapat mencegah risiko keputihan.
Setelah buang air kecil, biasakan mengeringkan vagina dengan tisu.

Pastikan cara membasuh vagina dengan benar, yaitu dari depan ke arah belakang.
Baca juga: Alami Penyakit Menular Seksual, Dokter Sebut Perbedaan Penanganan pada Bayi dan Orang Dewasa
3. Hindari perilaku seksual berisiko
Jangan berrganti-ganti pasangan untuk menghindari keputihan berbahaya dan penyakit menular seksual seperti penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus).

4. Jangan gunakan pembersih vagina
Hindari penggunaan sabun pembersih vagina. Baik yang dijual bebas dan herbal.
Baca juga: Apa Penyebab Keluarnya Cairan Bening pada Vagina? Begini Tanggapan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Tanda Keputihan Bermasalah
Tanda keputihan bermasalah memiliki gejala yang bervariasi, dengan beragam tipe.
Gejala bisa terlihat dari warna dan bau pada keputihan tersebut.

Seperti keputihan yang disebabkan oleh:
1. Bakteri
Kondisi keputihan yang disebabkan oleh bakteri dinamakan dengan Bakterial vaginosis.
Bakteri ini bernama Gardnerella vaginalis.
Keputihan ini biasanya ditandai dengan:
Baca juga: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Vagina Kering pada Wanita Perimenopause
- Bau yang amis
- Encer
- dan berwarna keabu-abuan.
2. Jamur

Keputihan yang dipicu oleh jamur disebut Kandidiasis vulvovaginal.
Keputihan ini ditandai dengan:
- Berwarna putih
Baca juga: Normalkah Ibu Hamil Mengalami Keputihan Berlebih? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Kandungan
- Kental
- bergumpal

- dan gatal.
Bila penderita sering menggaruk pada area vagina ini, bisa menimbulkan iritasi dan kemerahan.
3. Parasit

Selanjutnya pada parasit, keputihan ini dinamakan dengan Trichomonas vaginalis.
Biasanya keputihan ditandai dengan:
- Berwarna kuning atau hijau
- Berbau busuk
- dan berbusa.
Bila dilihat pada leher rahim, bisa berwarna kemerahan, seperti strowberry.
Keputihan Normal

Keputihan ada yang bersifat fisiologis (normal) dan patologis (upnormal).
Keputihan jenis fisiologis sering terjadi pada kondisi tertentu.
Baca juga: Seperti Ini Cara Bersihkan Organ Intim pada Wanita Pasca Buang Air, Simak Ketentuannya dari Dokter
Rahmilasari menyebit, jenis keputihan yang normal biasanya disebabkan karena:
- Perubahan hormonal
- Menjelang menstruasi

- dan stres.
Keputihan ini biasanya ditandai dengan:
- Tidak berlendir
- Jernih
- Tidak berwarna
- Tidak bau.
Baca juga: Wanita Bisa Alami Disfungsi Seksual, Salah Satunya Sulit Capai Klimaks saat Berhubungan Suami Istri
Penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Jumat (14/8/2020).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)