TRIBUNHEALTH.COM - Tak hanya pria, wanita juga bisa mengalami problem disfungsi seksual.
Tentunya, jenis disfungsi yang dialami wanita berbeda dengan pria, karena organ reproduksi keduanya berbeda.
Masalah umum yang kerap dihadapi waita adalah perasaan menyakitkan serta ketidakmampuan untuk mendapatkan orgasme.
Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, berikut ini uraiannya.
Rasa sakit dan ketidaknyamanan
Baca juga: dr. Clarin Hayes Bagikan Tips untuk Membentengi Diri Agar Tidak Terjerumus ke dalam Seks Bebas
Baca juga: Orangtua Berperan Penting untuk Berikan Edukasi Seksual pada Anak, Begini Ulasan dr. Clarin Hayes
Banyak hal yang bisa menyebabkan rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual.
Pelumasan yang tidak memadai dan otot-otot vagina yang tegang membuat penetrasi terasa menyakitkan.
Kejang otot vagina yang tidak disengaja, atau vaginismus, juga dapat membuat hubungan seksual terasa sakit.
Rasa sakit saat berhubungan mungkin pula merupakan gejala neurologis, saluran kemih, atau gangguan usus.
Perubahan hormonal selama menopause pun dapat membuat hubungan seksual menjadi tidak nyaman.
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan penipisan kulit di area genital.
Ini juga dapat mengencerkan lapisan vagina dan mengurangi pelumasan.
Kesulitan mengalami orgasme
Baca juga: Medical Sexologist Bantah Suara Desahan Jadi Tanda Orgasme Wanita, Sebut Hanya Mitos Semata
Baca juga: Medical Sexologist Ungkap 70 Persen Wanita Indonesia Tak Pernah Capai Orgasme, Kuncinya Posisi Ini
Stres dan kelelahan adalah musuh orgasme.
Begitu juga rasa sakit dan ketidaknyamanan selama aktivitas seksual.
Mencapai orgasme barang kali tidak mungkin ketika dorongan seks sedang rendah atau ketika hormon dalam keadaan rusak.
Menurut Harvard Medical School, norma untuk respons seksual wanita tidak mudah diukur dan didasarkan pada kualitas.
Pada dasarnya, seseorang tidak mengalami disfungsi seksual jika merasa puas dengan kehidupan seks, bahkan jika tidak mengalami orgasme.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)