TRIBUNHEALTH.COM - Istilah "stroke" dan "aneurisma" kadang-kadang digunakan secara bergantian, tetapi kedua kondisi serius ini memiliki beberapa perbedaan penting.
Stroke terjadi ketika ada pembuluh darah yang pecah di otak atau suplai darah ke otak tersumbat.
Sementara aneurisma adalah hasil dari dinding arteri yang melemah, dilansir TribunHealth.com dari Healthline, Kamis (31/3/2022).
Aneurisma menyebabkan tonjolan di tubuh, yang juga bisa pecah dan kemudian berdarah.
Mereka dapat mempengaruhi bagian tubuh manapun, termasuk otak dan jantung.
Apa penyebab stroke dan aneurisma?

Baca juga: Jika Tak Diobati, Fibrilasi Atrium Bisa Sebabkan Komplikasi Stroke dan Gagal Jantung
Baca juga: Tingginya Faktor Risiko dan Kasus Obesitas Anak Dapat Meningkatkan Kasus Stroke Pada Anak
Ada dua jenis utama stroke: stroke iskemik dan stroke hemoragik. Mereka masing-masing memiliki penyebab yang berbeda.
Aneurisma di otak, atau aneurisma serebral, biasanya berasal dari kerusakan arteri.
Ini dapat disebabkan oleh trauma, kondisi kesehatan yang sedang berlangsung seperti tekanan darah tinggi atau penyalahgunaan obat-obatan, atau masalah pembuluh darah yang dialami sejak lahir.
Stroke iskemik
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum, terhitung sekitar 87 persen dari semua stroke.
Jenis ini terjadi ketika arteri di otak atau arteri yang membawa darah ke otak tersumbat.
Penyumbatan mungkin berupa gumpalan darah atau penyempitan arteri karena penumpukan plak.
Plak di arteri terdiri dari lemak, sel, dan low-density lipoprotein (LDL).
LDL juga dikenal sebagai kolesterol "jahat".
Ketika arteri di mana saja di tubuh menjadi menyempit oleh plak atau menjadi kaku karena tekanan darah tinggi atau masalah kesehatan lainnya, kondisi ini disebut aterosklerosis.
Ketika ini terjadi, aliran darah berhenti sama sekali atau berkurang ke titik di mana organ dan jaringan yang bergantung pada suplai darah itu menjadi kekurangan pasokan dan terluka.
Stroke hemoragik

Baca juga: Sederet Gejala Kelumpuhan pada Wajah, Bisa Disebabkan Penyakit Selain Stroke
Baca juga: Cegah Terjadinya Stroke dengan Menjaga Pola Hidup Sehat, Begini Ulasan dr. Zam Zanariah
Stroke hemoragik tidak terkait dengan penyumbatan di arteri.
Stroke jenis ini adalah peristiwa pendarahan ketika arteri pecah.
Darah berhenti mengalir sama sekali melalui arteri itu, atau aliran darah berkurang saat darah bocor keluar melalui lubang baru di dinding arteri.
Stroke hemoragik dapat terjadi karena pembentukan pembuluh darah yang tidak teratur, yang disebut juga sebagai malformasi arteriovenosa (AVM).
Pembuluh darah yang tidak teratur ini dapat pecah dan menumpahkan darah ke otak.
Penyebab paling umum dari stroke hemoragik adalah pecahnya arteri kecil karena tekanan darah tinggi.

Baca juga: Benarkah Pendarahan Otak Menjadi Faktor Penyebab Stroke? Simak Penjelasan dr. Felix
Baca juga: Tak Bisa Tidur saat WFH? Pakar Sebut Perlu Melatih Otak Bedakan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Ini juga bisa disebabkan oleh aneurisma serebral, dimana dinding pembuluh darah menjadi lemah karena menonjol keluar.
Akhirnya, aneurisma bisa pecah.
Lubang di dinding arteri berarti aliran darah berkurang lebih jauh ke hilir. Itu menyebabkan darah tumpah ke jaringan di sekitar arteri.
Setiap kali aliran darah ke bagian otak terganggu, peristiwa itu disebut stroke.
Aneurisma serebral
Selain AVM, kondisi kesehatan genetik lainnya, seperti gangguan jaringan ikat, dapat menyebabkan aneurisma di otak.
Aneurisma juga dapat berkembang ketika dinding arteri rusak.
Tekanan darah tinggi dan merokok membuat pembuluh darah tegang.
Aterosklerosis, infeksi, dan trauma pada kepala, seperti gegar otak, juga dapat menyebabkan aneurisma.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)