TRIBUNHEALTH.COM - Pendarahan selama kehamilan sering terjadi, terutama selama trimester pertama, dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi karena pendarahan terkadang bisa menjadi pertanda sesuatu yang serius, sebagaimana dilansir TribunHealth.com dari WebMD, Jumat (18/3/2022).
Penting untuk mengetahui kemungkinan penyebab pendarahan yang terjadi.
Konsultasi dan periksakan ke dokter untuk memastikan ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat sehat.
Perdarahan pada Trimester Pertama
Sekitar 20% wanita mengalami pendarahan selama 12 minggu pertama kehamilan.
Kemungkinan penyebab perdarahan trimester pertama meliputi:
Pendarahan implantasi

Baca juga: Normalkah Ibu Hamil Mengalami Keputihan Berlebih? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Kandungan
Baca juga: Siklus Menstruasi Teratur pada Usia Tidak Muda Bisa Memungkinkan Terjadinya Kehamilan
Seseorang mungkin mengalami beberapa bercak normal dalam enam sampai 12 hari pertama setelah hamil karena telur yang dibuahi mulai menempelkan dirinya di lapisan rahim.
Beberapa wanita tidak menyadari bahwa mereka hamil karena mereka salah mengira pendarahan ini merupakan menstruasi yang ringan.
Biasanya pendarahan sangat ringan dan berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari.
Keguguran
Keguguran paling sering terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan.
Hal ini cenderung menjadi salah satu masalah terbesar dengan perdarahan trimester pertama.
Namun, pendarahan trimester pertama tidak selalu berarti kehilangan bayi atau keguguran.
Faktanya, jika detak jantung terlihat pada USG, lebih dari 90% wanita yang mengalami pendarahan vagina trimester pertama tidak akan mengalami keguguran.
Gejala keguguran lainnya adalah kram yang kuat di perut bagian bawah dan jaringan yang melewati vagina.
Baca juga: Beberapa Komplikasi Keguguran Ketika Hamil Muda, Salah Satunya Terjadi Infeksi
Baca juga: Komplikasi Infeksi Menular Seksual dari Kemandulan Hingga Keguguran, Begini Ulasan dr. Bagus Rahmat

Kehamilan ektopik
Pada kehamilan ektopik, embrio yang telah dibuahi berimplantasi di luar rahim, biasanya di tuba fallopi.
Jika embrio terus tumbuh, hal itu dapat menyebabkan tuba falopi pecah, yang dapat mengancam jiwa ibu.
Meskipun kehamilan ektopik berpotensi berbahaya, itu hanya terjadi pada sekitar 2% kehamilan.
Gejala lain dari kehamilan ektopik adalah kram yang kuat atau nyeri di perut bagian bawah, dan kepala terasa ringan.
Kehamilan molar (juga disebut penyakit trofoblas gestasional)
Kondisi ini adalah kondisi yang sangat langka di mana jaringan abnormal tumbuh di dalam rahim, bukan bayi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan bersifat kanker dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Gejala lain dari kehamilan molar adalah mual dan muntah yang parah, dan pembesaran rahim yang cepat.
Penyebab lain

Baca juga: Waspada, Kurangnya Kesadaran Deteksi Dini Kanker Serviks bisa Menyebabkan Kematian
Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Terjadinya Kanker Serviks, Simak Penjelasan dr. Henry Jerikho Berikut
Penyebab tambahan perdarahan pada awal kehamilan meliputi:
- Perubahan serviks. Selama kehamilan, darah ekstra mengalir ke leher rahim.
- Hubungan seksual atau tes Pap, yang menyebabkan kontak dengan serviks, dapat memicu perdarahan. Jenis pendarahan ini tidak perlu dikhawatirkan.
- Infeksi. Infeksi pada serviks, vagina, atau infeksi menular seksual (seperti klamidia, gonore, atau herpes) dapat menyebabkan perdarahan pada trimester pertama.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)