Breaking News:

Cermati Aturan Konsumsi Makanan Manis saat Isolasi Mandiri menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marya Haryono memberikan informasi terkait aturan dalam mengonsumsi makanan manis saat isolasi mandiri.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
pixabay.com
Ilustrasi makanan manis-Aturan dalam mengonsumsi makanan manis saat isolasi mandiri. 

TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marya Haryono memberikan informasi terkait aturan dalam mengonsumsi makanan manis saat isolasi mandiri.

Makanan manis identik dengan tambahan gula, sirup, maupun madu.

Namun untuk menjaga kondisi tubuh dan daya tahan tubuh secara optimal, konsumsi makanan manis harus dibatasi.

Baca juga: Benarkah Obesitas Bisa Membuat Daya Pikir Anak Menurun? Ini Kata Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz

Setiap orang harus membatasi makanan manis sampai 10 %.

Persentase tersebut pada setiap tentu akan berbeda-beda.

"10 % ini beda orang, beda pembatasannya, ada yang pembatasannya maksimal 1 sendok atau 2 sendok makan," ucapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Ilustrasi konsumsi gula berlebih
Ilustrasi konsumsi gula berlebih (Pixabay)

Untuk pembatasan, alangkah lebih baiknya untuk dihindari.

Namun perlu diingat, tidak hanya membatasi konsumsi makanan manis saat sedang terpapar Covid-19 saja.

Baca juga: Jangan Terlena! Meski Ada Pelonggaran Mobilitas, Tetap Waspada Lonjakan Kasus Covid-19

Bagi yang belum pernah terpapar Covid-19, mulai dari sekarang bisa menghindari makanan yang terlalu tinggi mengandung gula.

Supaya respon inflamasi terjada sejak dini, sehingga tidak mudah sakit.

Ilustrasi sakit
Ilustrasi sakit (americanmigraninefoundation.org)
2 dari 4 halaman

Konsumsi Makanan Cepat Saji saat Isolasi Mandiri

Makanan cepat saji sah-sah saja untuk dikonsumsi saat sedang isolasi mandiri.

Namun perlu digarisbawahi, bahwa makanan cepat saji tidak dianjurkan dikonsumsi setiap hari.

Baca juga: Selain Konsumsi Minuman Manis, Junk Food dan Makanan Berpengawet Memicu Terjadinya Kencing Manis

Karena makanan cepat saji identik dengan makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Begitu pula dengan kandungan serat dan protein yang kurang.

ilustrasi junk food
ilustrasi junk food (health.kompas.com)

Sehingga jika memang ingin mengonsumsi makanan cepat saji, perlu diimbangi dengan makanan tinggi protein dan serat.

Marya menerangkan, saat isolasi mandiri lebih baik untuk menjalankan pola hidup yang sehat. Misalnya:

- Olahraga

- Minum air putih yang cukup

Baca juga: Hindari Kencing Manis dengan Konsumsi Makanan Berserat dan Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Sehari

- Istirahat yang cukup

3 dari 4 halaman

Cara Atasi Hilang Nafsu Makan saat Sakit

Ketika seseorang sedang sakit dianjurkan untuk memperhatikan asupan makanan yang akan dikonsumsi.

Hal ini dilakukan supaya daya tahan tubuh pasien lekas membaik dan mencegah perburukan kondisi.

Ilustrasi tidak nafsu makan
Ilustrasi tidak nafsu makan (Pixabay)

Namun tak jarang, saat sakit justru nafsu makan tidak ada. Akhirnya asupan nutrisi yang diterima oleh tubuh terbatas.

Baca juga: Buah dan Sejumlah Makanan Berikut Punya Efek Antiinflamasi, Cocok untuk Ringankan Gejala Peradangan

Mengantisipasi hal tersebut, Marya memberikan tipsnya.

Menurutnya ketika kehilangan nafsu makan saat sedang sakit, maka bisa memperhatikan tekstur makanan yang akan dikonsumsi.

Bila biasanya makan dengan tekstur yang keras, maka ia menganjurkan untuk mengganti menjadi makanan dengan tekstur yang lunak atau dalam bentuk yang lebih cair.

Ilustrasi makanan lunak
Ilustrasi makanan lunak (freepik.com)

Selain memperhatikan tekstur, juga penting mencermati suhu makanan.

"Kalau memang ada kecenderungan suka yang hangat silahkan, bila lebih suka dingin silahkan," ucap Marya.

Bila kondisi nafsu makan yang hilang tersebut berlangsung lama, maka segera berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Selain Cara Sikat Gigi yang Salah, Konsumsi Makanan Tinggi Asam Memicu Terjadinya Gigi Sensitif

4 dari 4 halaman

Dokter akan memberikan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi nafsu makan yang hilang namun nutrisi tetap terpenuhi.

"Cepat-cepat hubungi dokter, supaya dokter bisa tahu pengganti apa yang harus dimasukkan."

"Apakah cukup dengan yang cair, harus pasang selang, lewat infus."

"Ini biar dokternya yang mikirin sesuai dengan kondisi pasien," paparnya.

ilustrasi pola makan sehat
ilustrasi pola makan sehat (freepik.com)

Selanjutnya, bila nafsu makan kembali pulih, maka perlu mengonsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang.

Memenuhi Asupan Nutrisi

Memperhatikan asupan nutrisi harus dilakukan oleh setiap orang.

Bukan hanya diperhatikan saat sakit saja, melainkan juga harus dicermati setiap hari.

Baca juga: Konsumsi Produk Turunan Susu dan Makanan Tinggi Gula Menjadi Faktor Pemicu Kulit Berminyak

Jangan sampai ketika sedang sakit, justru baru sadar akan asupan makanan yang akan dikonsumsi.

Dasar asupan nutrisi yang harus dipenuhi mengacu pada prinisp gizi seimbang.

Ilustrasi makanan bergizi
Ilustrasi makanan bergizi (Pixabay.com)

"Gizi seimbang harus lengkap, baik mikro maupun makronutrisi," terang Marya.

Lebih banyak orang mengetahui makronutrisi sebatas karbohidrat dan protein saja, padahal lemak juga termasuk bagian dari makronutrisi yang harus dipenuhi.

Sehingga tidak perlu terlalu khawatir dengan lemak.

Baca juga: Susu Tanpa Lemak dan Wedang Jahe Bisa Redakan Nyeri Ulu Hati Akibat Asam Lambung

Hanya saja, perlu memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Sementara mikronutrisi disesuaikan dengan penyakit yang dialami oleh setiap orang.

Kebutuhan mikronutrisi pada orang dengan penyakit dan tanpa penyakit berbeda.

Ilustrasi zat gizi makro
Ilustrasi zat gizi makro (jatim.tribunnews.com)

"Contohnya orang diabetes dengan tanpa diabetes berbeda nutrisinya."

"Orang diabetes dengan masalah jantung, ginjal, itu juga berbeda nutrisinya," jelas Marya.

Bila sedang sakit, maka yang harus menjadi perhatian adalah daya tahan tubuh.

Baca juga: Efek Jangka Panjang Insomnia Tak Bisa Diabaikan, Sebabkan Penyakit Diabetes hingga Jantung Koroner

Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan melakukan pemenuhan nutrisi dengan tambahan protein.

Kendati demikian tidak bisa dipukul rata, pada pasien dengan gangguan ginjal, perlu memperhatikan apakah benar membutuhkan tambahan protein atau tidak.

Untuk memastikannya, jika sedang sakit, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengatur makanan yang akan dikonsumsi.

Baca juga: Ahli Gizi Sebut Protein Nabati Bisa Gantikan Protein Hewani Bagi Orang yang Alergi Protein Hewani

Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marya Haryono ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas Tv, Senin(21/2/2020)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi) 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comDokter Spesialis Gizi KlinikMarya HaryonoIsolasi MandiriolahragaMakanan Cepat Sajivirus corona Papri Chaat
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved