TRIBUNHEALTH.COM - Tidur adalah bagian penting dari gaya hidup sehat.
Proses tidur mendorong kemampuan tubuh untuk mengatur metabolisme dan memproduksi zat alami untuk mendukung fungsi internal.
Karenanya, kesulitan tidur atau insomnia tentu akan berdampak buruk pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam jangka pendek, insomnia bisa membuat tubuh menjadi sangat kelelahan karena tak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Sementara implikasi jangka panjangnya bisa sangat menghancurkan, dilansir TribunHealth.com dari Express.co.uk.
Baca juga: Insomnia Bisa Disebabkan Masalah Kesehatan Mental, Mulai dari Kecemasan hingga Depresi
Baca juga: Jenis dan Penyebab Insomnia, Dapat Diakibatkan Kondisi Lain seperti Diabetes
Menurut NHS, kurang tidur secara teratur menempatkan pada risiko kondisi medis yang serius, termasuk obesitas, penyakit jantung koroner, dan diabetes, yang semuanya akan memperpendek harapan hidup.
Hubungan antara penambahan berat badan dan tidur adalah salah satu alasan utama untuk meningkatkan risiko penyakit jangka panjang.
Ini karena kurang tidur mengurangi kadar leptin tubuh (zat kimia yang membuat merasa kenyang), dan meningkatkan hormon ghrelin yang merangsang rasa lapar.
Hari-hari dengan sedikit atau tanpa tidur juga menurunkan jumlah insulin yang diproduksi oleh tubuh yang merupakan penyebab diabetes tipe 2.
Tidur yang teratur dikaitkan dengan umur panjang
Baca juga: Lebih Baik Tidur dengan Bantal Terlalu Pendek atau Tidak Sama Sekali? Ini Kata dr. Nilla Mayasari
Baca juga: Pengobatan Sleep Apnea di Rumah bisa Dilakukan dengan Merubah Posisi Tidur
Kurang tidur yang cukup dari waktu ke waktu juga telah dikaitkan dengan umur yang lebih pendek, dilansir TribunHealth.com dari Express, Selasa (8/2/2022).
Pasalnya tidur adalah waktu krusial, dimana tubuh bekerja untuk membuat otak dan jantung bekerja lebih optimal.
Dalam satu studi yang diterbitkan di Oxford Academic, tidur dan kematian menggunakan studi tindak lanjut berbasis populasi selama 22 tahun dianalisis.
Dalam studi tersebut, 21.268 anak kembar berusia di atas 18 tahun menanggapi kuesioner oleh Kohort Kembar Finlandia mengenai kebiasaan tidur.
Subyek dikategorikan sebagai pendek (kurang dari tujuh jam), rata-rata, atau panjang (lebih dari delapan jam).
Baca juga: Hindari Kebiasaan Tidur dengan Posisi Sama bagi Pemakai Behel, Ini Efek Samping yang Bisa Terjadi
Baca juga: Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Terjadi Ketika Seseorang Mengalami Henti Nafas
"Antara 1975 dan 1981, panjang tidur dan kualitas tidur berubah pada sepertiga subjek," catat penelitian tersebut.
Studi tersebut menyimpulkan: "Hasil kami menunjukkan hubungan yang rumit antara tidur dan kematian, dengan peningkatan risiko dalam tidur pendek dan panjang."
Dalam penelitian lain yang diterbitkan di National Library of Health, umur panjang dikaitkan dengan pola tidur yang teratur.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)