Breaking News:

Dampak Jika Anak Alami Pubertasi Dini, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi

Berikut ini simak penjelasan dokter mengenai dampak bila anak alami pubertas dini.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
Freepik.com
Ilustrasi remaja memasuki masa pubertas-simak penjelasan dokter mengenai dampak bila anak alami pubertas dini. 

TRIBUNHEALTH.COM - Pubertas merupakan suatu tahap perkembangan yang akan dialami oleh setiap anak.

Pubertas ditandai dengan adanya perubahan fisik tertentu.

Umumnya pubertas pada anak perempuan muncul pada usia 8 sampai 13 tahun.

Baca juga: Remaja Rentan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Berikut Tanda yang Perlu Diperhatikan Orangtua

Sementara pada anak laki-laki muncul pada usia 9 tahun sampai 14 tahun.

Namun masa pubertas di atas bisa lebih cepat atau lebih dini.

Bila demikian, adakah risiko yang mungkin akan terjadi bila anak lebih dini mengalami pubertas?

Ilustrasi sepasang remaja memasuki masa pubertas
Ilustrasi sepasang remaja memasuki masa pubertas (Freepik.com)

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Andi Nanis Sacharina Marzuki memberikan penjelasannya.

Menurutnya, risiko yang bisa terjadi akibat menstruasi dini adalah anak akan lebih pendek.

Karena rangsangan untuk mengeluarkan hormon seks, seperti ekstrogen dan testosteron pada lempeng pertumbuhan menjadi lebih cepat menutup.

Baca juga: Perubahan Hormon dan Pertambahan Usia Menyebabkan Adanya Perubahan Siklus Menstruasi

"Jadi anak cepat tumbuhnya dibanding anak umumnya, tetapi lempeng pertumbuhannya tutupnya cepat."

2 dari 4 halaman

"Akhirnya anak lebih cepat berhenti untuk tumbuh," papar Nanis.

Nanis mengatakan, umumnya seseorang yang mengalami pubertas dini akan mengeluhkan khawatir masa menopause akan terjadi lebih cepat.

Ilustrasi mengalami menopause pada wanita
Ilustrasi mengalami menopause pada wanita (health.kompas.com)

Padahal, tidak selalu menstruasi dini menyebabkan menopause lebih cepat.

Karena terdapat suatu penelitian yang menunjukkan, menstruasi dini justru bisa membuat seorang wanita mengalami masa menopause lebih lambat.

Baca juga: Setelah Terjadi Menopause, Perempuan Rentan Mengalami Hipertensi Seperti Laki-laki

Namun itu semua bergantung dengan sejumlah faktor. Seperti:

- Etnik

- Genetik

- dan gaya hidup.

Ilustrasi perokok
Ilustrasi perokok (Tribunnews.com)

"Orang yang merokok menopausenya lebih dini, orang yang gemuk menopausenya lebih lama."

"Jadi tidak hanya 1 sisi yang menentukan," terang Nanis.

3 dari 4 halaman

Terlebih menopause dipengaruhi oleh banyaknya sel telur yang gugur pada saat masa reproduksi.

Baca juga: dr. Binsar : Kesehatan Seksual Tidak 100% Fokus Terhadap Organ Reproduksi dan Hubungan Intim

Disamping itu juga bisa dipengaruhi oleh:

- Penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi

- Trauma

- Perdarahan

- TBC

ilustrasi penyakit TBC
ilustrasi penyakit TBC (kompas.com)

Baca juga: Beberapa Komplikasi Keguguran Ketika Hamil Muda, Salah Satunya Terjadi Infeksi

- dan infeksi.

Bila mengalami salah satu kondisi di atas, maka akan membuat seorang wanita lebih cepat mengalami menopause.

Pubertas Dini

Pubertas merupakan suatu tanda seorang anak akan beranjak remaja.

4 dari 4 halaman

Pubertas ditandai dengan adanya perubahan fisik tertentu.

Ilustrasi remaja yang memasuki masa pubertas
Ilustrasi remaja yang memasuki masa pubertas (freepik.com)

Nanis mengatakan, bahwa masa pubertas bisa dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sang anak.

Terlebih pada saat ini sedang dalam masa Pandemi yang membuat anak sedikit bergerak dan lebih banyak mengonsumsi cemilan.

Akhirnya berat badan anak menjadi mudah berlebih.

Baca juga: Tips agar Remaja Tidak Melakukan Body Shaming dari Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak

Kenaikan berat badan yang begitu pesat mengindikasikan terdapat kenaikan pada Fat mass bukan otot.

Fatt mengeluarkan bahan bernama Laptin. Laptin mempengaruhi Hipotalamus dan Hipotivitis yang merasang untuk segera munculnya pubertas.

Sehingga jumlah kalori yang masuk pada tubuh berperan dalam cepat atau tidaknya anak memasuki masa pubertas.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter
Ilustrasi konsultasi dengan dokter (pixabay.com)

Tidak Selalu Tanda Penyakit

Pubertas dini bisa timbul tidak hanya disebabkan oleh suatu penyakit.

Melainkan juga bisa timbul karena hanya variasi normal saja.

Baca juga: Atasi Depresi pada Remaja, Psikolog Sebut Durasi Terapi yang Biasa Diberikan

Pubertas dini yang diindikasikan varian normal, ditandai dengan payudara yang tumbuh pada 0 hingga 2 tahun.

Bisa juga ditandai dengan tumbuhnya payudara yang mendekati masa pubertas. Seperti pada usia 7 tahun.

Namun jika payudara tumbuh pada usia 5 tahun, perlu dicurigai.

ilustrasi remaja yang memasuki masa pubertas
ilustrasi remaja yang memasuki masa pubertas (tribunnews.com)

Karena sangat jauh dengan usia yang seharusnya.

Karena itu ia menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Baca juga: Tenaga Pendidik Perlu Melatih Mental Remaja untuk Menghentikan Body Shaming di Lingkungan Sekolah

"Bila begitu, berarti menstruasinya di usia 7 atau 8 tahun. Itu terlalu cepat untuk anak perempuan"

"Jadi sebaiknya diperiksakan," ucap Nanis.

Mencegah Indikasi Kondisi Tidak Normal

Pubertas dini bisa terjadi karena penyakit atau gaya hidup.

Dibanding penyakit, dalam mengantisipasi adanya pubertas dini tidak normal bisa dilakukan dengan mengatur gaya hidup.

ilustrasi seseorang yang menjalankan pola hidup sehat
ilustrasi seseorang yang menjalankan pola hidup sehat (freepik.com)

Salah satu contoh pencetus pubertas dini akibat gaya hidup adalah berat badan berlebih dan memiliki fat mass lebih banyak.

Untuk mencegah hal tersebut, dokter menganjurkan untuk mengatur proporsi badan agar tidak gemuk.

Baca juga: Kondisi yang Lebih Berisiko Kekurangan Vitamin D, Orang Gemuk hingga Warna Kulit yang Gelap

Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Andi Nanis Sacharina Marzuki
ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV (30/3/2021)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comDr. dr. Andi Nanis Sacharina Marzuki Sp.A (K)dr. Andi Nanis Sacharina MarzukiDokter Spesialis Anak Konsultan EndokrinologiPubertas Kumawus Hariara Nabolon Biapong Kue Bluder Kim Cua
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved