TRIBUNHEALTH.COM - Body shaming merupakan perilaku yang kerap ditemui di lingkungan remaja.
Tindakan ini sering terjadi pada lingkungan sekolah.
Untuk mengantisipasinya, Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. memberikan tips agar remaja tidak melakukan perilaku body shaming.
Baca juga: Waspada Timbulnya Berbagai Penyakit Akibat Body Shaming, Simak Ulasan Psikolog Berikut Ini
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, di antaranya adalah:
1. Berpikir sebelum bertindak
Langkah pertama yang perlu dilakukan, adalah sebelum bertindak atau berbicara perlu berpikir terlebih dahulu.
Perlu memastikan, apakah pernyataan yang akan dikeluarkan menyinggung orang lain atau tidak.
Baca juga: dr. Zulvia Oktanida Syarif Beberkan Jika Para Remaja Rentan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental
2. Posisikan dengan diri sendiri
Selanjutnya, untuk mencegah melakukan body shaming, perlu dipikirkan apabila perilaku tersebut menimpa diri kita.
Kemudian apabila mengalami body shaming, berikut ini sejumlah cara yang bisa dilakukan.
Yakni:
- Menjadi diri sendiri
Baca juga: Praktisi Kesehatan Mental Beberkan Pemicu Negatif Thinking yang Berujung Overtinking
- Menguatkan mental dan kepribadian
- Melakukan tindakan asertif dengan tepat kepada pelaku body shaming.
Cara Membuat Pelaku Body Shaming Jera
Langkah pertama yaitu bersikap cuek.
Sikap ini menunjukkan seolah-olah tidak terpengaruh dengan perilaku sang pelaku.
Cuek ini dapat ditunjukkan dengan raut muka yang bagus ketika mendapat body shaming dari pelaku.
Cara lain yang bisa dilakukan, yaitu mengajak pelaku bertemu. Cukup berdua saja.
"Ketika bertemu berdua itu, kita asertif. 'kamu ingat waktu kejadian kemarin? saya merasa terluka dan kecewa sama kamu lho ketika kamu melakukan body shaming'," jelas Adib.
Dengan begitu, akan muncul tanggapan dari pelaku.
Baca juga: Berbagai Penyebab Depresi di Tempat Kerja, Lingkungan Toxic hingga Gaji yang Sedikit
Diharapkan pelaku mengucapkan permohonan maaf dan bisa memberikan edukasi terhadap sikap pelaku tersebut.
Sikap asertif ini tidak harus dilakukan setelah mendapatkan perilaku body shaming pada hari yang sama.
Karena bila dilakukan di waktu yang bersamaan, bisa memicu terjadinya tindakan perlawananan dan bisa menimbulkan pertengkaran.
"Nggak ada salahnya dilakukan di hari lain. Diajak bertemu atau ditelfon."
"Sehingga si pelaku akhirnya peduli dan peka," sambung Adib.
Baca juga: Begini Penjelasan Psikolog Mengenai Kelebihan dan Kekurangan dari Kepribadian Introvert & Ekstrovert
Mengingat terkadang pelaku tidak merasa bersalah, lantaran tidak diingatkan oleh orang lain. Maka pelaku merasa nyaman saja.
Kondisi ini sering sekali terjadi pada tindakan body shaming.
Penjelasan Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Jumat (9/12/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)