TRIBUNHEALTH.COM - Menstruasi adalah tanda seorang anak perempuan memasuki masa pubertas.
Menstruasi ditandai dengan keluarnya darah dari organ reproduksi wanita.
Kondisi ini secara umum akan muncul pada setiap bulan.
Baca juga: Menstruasi Dua Kali dalam Satu Bulan, Apakah Normal? Begini Kata dr. Henry Jerikho Maruli, Sp.OG
Menstruasi bisa mulai dialami lebih dini. Seperti pada usia 9 tahun.
Kondisi demikian acapkali membuat orangtua resah. Karena menganggap menstruasi dini bisa menyebabkan menopause lebih cepat.

Baca juga: dr. Ari Ayat Sp.OG Beberkan Tindakan yang Bisa Mengatasi Nyeri Pinggang saat Menstruasi
Mengetahui hal tersebut, Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Andi Nanis Sacharina Marzuki memberikan tanggapannya.
Berdasarkan penjelasan Nanis, tidak selalu menstruasi dini menyebabkan menopause lebih cepat.
Karena terdapat suatu penelitian yang menunjukkan, menstruasi dini justru bisa membuat seorang wanita mengalami masa menopause lebih lambat.
Baca juga: Siklus Menstruasi yang Tidak Normal Dapat Menyebabkan Anemia dan Dampak Buruk Lainnya
Namun itu semua bergantung dengan sejumlah faktor. Seperti:
- Etnik
- Genetik

- dan gaya hidup.
"Orang yang merokok menopausenya lebih dini, orang yang gemuk menopausenya lebih lama."
"Jadi tidak hanya 1 sisi yang menentukan," terang Nanis.
Baca juga: Meski Libido Menurun, Wanita Menopause Tetap Bisa Menikmati Berhubungan Suami Istri dengan Cara Ini
Terlebih menopause dipengaruhi oleh banyaknya sel telur yang gugur pada saat masa reproduksi.
Disamping itu juga bisa dipengaruhi oleh:
- Penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi

- Trauma
- Perdarahan
Baca juga: dr. Imam Santoso Paparkan Beberapa Hal yang Harus Dilakukan Jika Memang Terjadi Pendarahan Otak
- TBC
- dan infeksi.
Bila mengalami salah satu kondisi di atas, maka akan membuat seorang wanita lebih cepat mengalami menopause.
Pubertas Dini
Pubertas merupakan suatu tanda seorang anak akan beranjak remaja.
Pubertas ditandai dengan adanya perubahan fisik tertentu.

Umumnya pubertas pada anak perempuan muncul pada usia 8 sampai 13 tahun.
Sementara pada anak laki-laki muncul pada usia 9 tahun sampai 14 tahun.
Namun masa pubertas di atas bisa lebih cepat atau lebih dini.
Baca juga: Berbagai Organisasi Kesehatan Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Pengaruhi Pubertas dan Kesuburan Anak
Nanis menyebut, bahwa masa pubertas bisa dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sang anak.
Terlebih pada saat ini sedang dalam masa Pandemi yang membuat anak sedikit bergerak dan lebih banyak mengonsumsi cemilan.
Akhirnya berat badan anak menjadi mudah berlebih.

Kenaikan berat badan yang begitu pesat mengindikasikan terdapat kenaikan pada Fat mass bukan otot.
Fatt mengeluarkan bahan bernama Laptin. Laptin mempengaruhi Hipotalamus dan Hipotivitis yang merasang untuk segera munculnya pubertas.
Baca juga: Waspada, Gaya Hidup Tidak Sehat dan Penyakit Tertentu Dapat Menyebabkan Gangguan Kesuburan
Sehingga jumlah kalori yang masuk pada tubuh berperan dalam cepat atau tidaknya anak memasuki masa pubertas.
Tidak Selalu Tanda Penyakit
Pubertas dini bisa timbul tidak hanya disebabkan oleh suatu penyakit.
Melainkan juga bisa timbul karena hanya variasi normal saja.

Pubertas dini yang diindikasikan varian normal, ditandai dengan payudara yang tumbuh pada 0 hingga 2 tahun.
Bisa juga ditandai dengan tumbuhnya payudara yang mendekati masa pubertas. Seperti pada usia 7 tahun.
Namun jika payudara tumbuh pada usia 5 tahun, perlu dicurigai.
Baca juga: Seperti Halnya Payudara, Pemeriksaan Testis Penting untuk Deteksi Kanker, Bisa Dilakukan Sendiri
Karena sangat jauh dengan usia yang seharusnya.
Karena itu ia menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan dengan dokter.
"Bila begitu, berarti menstruasinya di usia 7 atau 8 tahun. Itu terlalu cepat untuk anak perempuan"
"Jadi sebaiknya diperiksakan," ucap Nanis.
Baca juga: Waspada, Tumbuhnya Sel Kanker yang Tak Terkendali di Payudara akan Berdampak pada Kesehatan
Mencegah Indikasi Kondisi Tidak Normal
Pubertas dini bisa terjadi karena penyakit atau gaya hidup.
Dibanding penyakit, dalam mengantisipasi adanya pubertas dini tidak normal bisa dilakukan dengan mengatur gaya hidup.

Salah satu contoh pencetus pubertas dini akibat gaya hidup adalah berat badan berlebih dan memiliki fat mass lebih banyak.
Untuk mencegah hal tersebut, dokter menganjurkan untuk mengatur proporsi badan agar tidak gemuk.
Baca juga: Benarkah Berhenti Merokok Bisa Membuat Badan Gemuk? Ini Kata dr. Mukhtar Ikhsan, Sp. P(K)
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Andi Nanis Sacharina Marzuki
ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV (30/3/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)