TRIBUNHEALTH.COM - Burnout adalah perasaan lelah fisik dan mental yang terjadi akibat stres berkepanjangan.
Burnout biasanya dikenali ketika itu didorong oleh pekerjaan.
Tetapi stres kronis ini sebenarnya dapat memiliki berbagai penyebab, termasuk masalah keuangan, hubungan, dan beban pengasuhan, atau yang lain.
Dilansir TribunHealth.com dari CNA, Minggu (20/2/2022), beberapa gejala fisik burnout antara lain:
- Insomnia
- Kelelahan fisik
- Perubahan kebiasaan makan
- Sakit perut
- Sakit kepala.
Jangan abaikan dan segera hubungi dokter atau psikolog

Baca juga: Cara Kelola Stres dengan Benar Akibat Kehilangan Pekerjaan, Simak Informasi dari Psikolog
Baca juga: Beragam Faktor Risiko Sebabkan OCD, Mulai Psikologis hingga Pola Asuh, Simak Penjelasan Dokter
Jika mengalami gejala fisik yang bisa menjadi indikasi burnout, pertimbangkan untuk menemui dokter atau profesional kesehatan mental.
Langkah itu penting untuk menentukan apakah rasa lelah yang dialami didorong oleh stres atau berakar pada kondisi fisik lainnya, kata Dr. Lotte Dyrbye, seorang ilmuwan yang mempelajari burnout di Mayo Clinic.
Jangan hanya mengabaikan gejalanya dan menganggapnya tidak penting.
Jika sudah burnout, maka solusi terbaik adalah dengan mengatasi akar masalahnya.
Burnout tidak dapat “diperbaiki” dengan perawatan diri yang lebih baik, kata Dr. Christina Maslach, seorang psikolog sosial di University of California, Berkeley, yang menghabiskan karirnya mempelajari burnout.
Faktanya, hal ini hanya memperburuk masalah, karena pandangan tersebut menyalahkan dan meletakkan tanggung jawab pada mereka yang mengalami burnout.
Pandangan tersebut juga menyiratkan bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk merasa lebih baik, padahal tidak demikian, katanya.
Namun, beberapa pilihan gaya hidup dapat mengurangi kemungkinan burnout.
Temukan dukungan sosial

Baca juga: Covid-19 Pengaruhi Kesehatan Mental Seseorang, Picu Depresi hingga Keinginan Bunuh Diri
Baca juga: Olahraga Punya Dampak Positif untuk Kesehatan Mental, Tingkatkan Mood hingga Atasi Depresi
Dukungan sosial, misalnya, dapat membantu, kata Dr. Jessi Gold, seorang psikiater di Universitas Washington di St Louis.
Ini bisa termasuk berbicara dengan terapis atau bertemu dengan teman-teman (bahkan jika melalui Zoom).
Mengambil program olahraga atau kesehatan mental mungkin juga membantu.
Tidur lebih banyak juga dapat membantu, jadi jika menderita insomnia, bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan perawatannya, saran Dr. Jeanette M Bennett, seorang peneliti yang mempelajari efek stres pada kesehatan di University of North Carolina, Charlotte.
Untuk mengatasi burnout terkait dengan pekerjaan, baca artikel TribunHealth.com berikut.
(TribunHealth.com/Nur)