TRIBUNHEALTH.COM - Perawatan Orthodonti dilakukan untuk mengatasi gigi bermasalah.
Profesi yang berkompeten dalam melakukan perawatan Orthodonti adalah dokter gigi spesialis Orthodonsia.
Dalam melakukan perawatan Orthodonti, seorang pasien biasanya dianjurkan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan dan penanganan.
Baca juga: Mengenal Peran Dokter Spesialis Ortodonti Selain Merapikan Gigi, Ini Kata drg. Eddy Heriyanto Habar
Hingga akhirnya ditentukan rencana perawatan selanjutnya.
drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) menyebut, waktu perawatan Orthodonti ini sangat tergantung dengan kasus yang dialami pasien.

Jika kasusnya ringan, seperi Crowding biasa, maka lama perawatan dibawah 1 tahun.
Lain halnya jika kasus yang dialami tergolong sulit. Maka lama perawatan bisa di atas 2 tahun.
Baca juga: Pentingnya Penggunaan Gigi Palsu pada Gigi yang Tanggal, Simak Penjelasan Dr. drg. Munawir H. Usman
"Karena perawatan Ortho itu aktivasinya per bulan, 3 minggu paling cepat."
"Jadi jika kasus susah, paling 20 sampai 30 kali pertemuan baru bisa sembuh," ungkap Ardiansyah dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth.

Baca juga: Cara Menjaga Kebersihan Rongga Mulut dalam Mengatasi Bau Mulut, Simak Tips drg. Ari Wd Astuti
Ardiansyah menyebut, hal di atas didasari karena gigi tidak bisa ditarik keras.
Sehingga sistem perawatan Orthodonti adalah bersifat continue dan ringan.
Prosedur Pemeriksaan Dokter Spesialis Orthodonti
Peran dokter gigi spesialis tidak hanya sebatas meluruskan gigi saja.
Melainkan juga memperbaiki hubungan gigi satu dengan yang lainnya.

Bagi Anda yang tertarik mengunjungi dokter gigi spesialis Orthodonti, perlu memperhatikan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Di antaranya adalah:
Baca juga: Berhenti Membuka Kemasan Plastik dengan Gigi, Ini Bahaya yang Bisa Terjadi
1. Anamnesis
Anamnesis adalah langkah pertama yang dilakukan oleh dokter gigi ketika akan melakukan pemeriksaan.
Melalui anamnesis, dokter akan mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pasien.
Baca juga: Hobi Mengunyah Es Batu? Dokter Gigi Ungkap Efek Samping yang Bisa Terjadi
2. Observasi
Seorang dokter gigi spesialis orthodonti sudah bisa mengetahui permasalahan gigi pasien melalui tampilan fisik.
Karena hal tersebut, dokter gigi akan menanyakan kepada pasien terkait kebiasaan buruk yang dilakukan selama ini.
Beberapa contoh kebiasaan buruk yang berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut antara lain, menghisap ibu jari dan bernapas melalui mulut.

Bila kebiasaan buruk tersebut telah terdeteksi, maka dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari kebiasaan tersebut.
"Kalau ada kebiasaan buruk, maka harus disembuhkan terlebih dahulu kebiasaan itu," ungkap Ardiansyah.
Baca juga: 4 Tips Agar Sariawan Cepat Sembuh, Hindari Pasta Gigi yang Mengandung Bahan Berikut
Misalnya memiliki kebiasaan bernapas melalui mulut, maka dokter akan melakukan pemeriksaan.
Bila hasil pemeriksaan terdeteksi pasien mengalami gangguan pada hidung, maka dokter akan berkonsultasi dengan dokter spesialis THT.
3. Melakukan pencetakan dan fotografi
Langkah selanjutnya adalah melakukan pencetakan dengan mengukur gigi dan rahang.
Selain itu juga mengambil foto dari kondisi gigi dan rahang.

"Karena target kita juga pada estetika, jika mukanya lebar maka harus kita lebarkan. Kalau kurus harus disesuikan," terang Ardiansyah.
Mengingat tidak dianjurkan bila bentuk wajah lebar namun pipi tirus.
Karena tampilan tersebut, dianggap tidak estetik.
Baca juga: Sayangkan Tindakan Cabut Gigi pada Anak, Begini Ulasan dari drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA.
4. Sefalometri

Setelah melewati tahap Fotografi, maka perlu melakukan pemeriksaan Panoramic dan Sefalometri.
Pemeriksaan Sefalometri wajib dilakukan untuk melihat derajat kemiringan gigi depan.
Baca juga: Tak Hanya Membersihkan Rongga Mulut, Obat Kumur Mampu Mengurangi Pembentukan Plak Gigi
"Jadi seberapa kemiringannya, untuk mengetahui rencana perawatannya," sambungnya.
5. Penentuan rencana perawatan
Setelah pemeriksaan Anamnesis hingga Sefalometri dilakukan, maka memasuki tahap penentuan rencana perawatan yang akan dilakukan.

"Nah itu yang kita lakukan, jadi bukan hanya tiba-tiba pasang saja."
"Sampai akhirnya pada rencana perawatan, apakah ada pencabutan, tanpa pencabutan, atau ada bedah ortognatik," papar Ardiasnyah.
Bila ditemukan indikasi untuk melakukan bedah ortognatik, maka dokter spesialis orthodonti akan bekerjasama dengan dokter spesialis bedah mulut.
Baca juga: drg. Angela : Kondisi Lidah yang Tidak Bersih Menimbulkan Terjadinya Koloni Mikroorganisme
Penjelasan drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (10/2/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)