TRIBUNHEALTH.COM - Gagal napas bisa ditemui pada pasien yang mengalami kondisi Pneumonia.
Pneumonia adalah suatu radang yang terjadi pada otot-otot paru.
Gagal napas pada penderita Pneumonia, bisa berisiko menyebabkan kehilangan nyawa.
Baca juga: Berbagai Komplikasi Pneumonia yang Bisa Terjadi, Radang Selaput Dada hingga Keracunan Darah
Seseorang yang mengalami gagal napas perlu segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dokter biasanya akan segera menangani pasien di ruangan ICU (Intensive Care Unit) dan memberikan alat bantu napas atau ventilator.

Bila sudah demikian, apakah pasien yang mengalami gagal napas berpeluang untuk sembuh?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Pad Dilangga, Sp.P memberikan jawabannya.
Baca juga: Mengenal Penyakit Pneumonia dan Deteksi Gejalanya dari dr. Pad Dilangga, Sp.P
Menurut penjelasannya, pasien masih bisa sembuh melalui obat-obatan atau terapi yang diberikan.
Namun hal ini tergantung dengan respon yang diberikan oleh tubuh pasien.

"Jadi memang kita berusaha tetapi tergantung dengan respon tubuh," ucap Pad.
Selain itu juga memperhatikan penyakit komorbid yang diderita oleh pasien.
Baca juga: Sebelum Vaksinasi, Seseorang yang Memiliki Komorbid Harus Dipastikan dalaam Keadaan Sehat
Seperti adanya penyakit:
- Dibetes

- Stroke
- TBC (Tuberculosis)
- Asma
Baca juga: dr. Fariz Nurwidya: Penderita Asma Memiliki Saluran Pernapasan Sensitif Dibandingan Orang Tanpa Asma
- Hipertensi
- Jantung
- dan lain sebagainya.

Penyakit komorbid seperti di atas, juga ikut andil dalam menentukan kesembuhan pasien.
Karena banyak kasus pasien meninggal dunia menderita penyakit komorbid.
Disamping juga bisa disebabkan oleh faktor usia.
Baca juga: Pola Makan Sehat Bisa Menunjang Kesehatan Jantung, Penting untuk Konsumsi Makanan Berserat
Atas hal itu, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, maka Pad menghimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan gejala Pneumonia dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
Agar penanganan yang diberikan tidak terlambat.
Gejala Pneumonia
Pasien yang mengalami Pneumonia akibat virus, biasanya pada awal tertular tidak mengalami gejala.
Hingga beberapa waktu kemudian baru muncul gejala ringan.

Gejala ringan tersebut berupa:
- Batuk
- Pilek
- Panas
Baca juga: Alasan Saraf Kejepit Rentan Dialami Usia Tua dan Produktif, Dokter: Salah Satunya karena Gaya Hidup
- Kehilangan penciuman (Anosmia)
Kemudian gejala semakin memberat, ditandai dengan:
- Batuk secara terus-menerus
- Sesak napas

- Hasil rontgen Pneumonia yang semakin meluas.
Pad menyebut, perjalanan gejala dari ringan hingga menuju berat cenderung cepat.
Sehingga seringkali membuat pasien terlambat dalam mendeteksi.
Baca juga: Nyeri Dada di Sebelah Kanan disertai Sesak Nafas, Tanda Terkena Asma atau Serangan Jantung?
Bahkan tidak jarang, pasien sering menganggap bahwa gejala yang dialami bukanlah kondisi yang serius.
"Pasien menganggap sesak napas biasa kemudian dikasi obat biasa, padahal itu suatu Pneumonia karena virus," ungkap pada.
Masa Pengobatan
Lama pengobatan pada pasien yang menderita Pneumonia akibat virus, menunggu hingga hasil pemeriksaan pasien negatif.
Sehingga selama pengobatan, selain pasien mendapatkan obat anti virus juga perlu melakukan isolasi mandiri.
Sehingga pengobatan Penumonia akibat virus membutuhkan masa pengobatan yang lebih lama.
Baca juga: dr. M. Syah Abdaly, Sp.PD Sarankan Sering Mengukur Saturasi Oksigen Saat Jalankan Isolasi Mandiri

Berbeda dengan masa pengobatan pada Pneumonia akibat jamur dan bakteri yang cukup memperhatikan gejala klinisnya.
Bila seiring berjalannya waktu gejala klinis pasien membaik, maka dokter akan memberikan evaluasi.
Evaluasi akan terus diberikan sampai hasil laboratorium menyatakan kondisi pasien kembali normal.
Baca juga: Jangan Terlambat Deteksi Gangguan Tumbuh Kembang, Dokter Ungkap Penanganan akan Lebih Sulit
Penjelasan dr. Pad Dilangga, Sp.P ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, (20/1/2021)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)