TRIBUNHEALTH.COM - Nyeri dada adalah kondisi ketika dada merasa seperti tertusuk, tertekan, dan perih.
Nyeri dada bisa dirasakan disebelah kanan, kiri ataupun tengah.
Nyeri dada bisa berlangsung sebetar ataupun dalam waktu berhari-hari tergantung dengan penyebabnya.
Gejala nyeri dada yang dirasakan setiap orang akan berbeda-beda bergantung dnegan penyebab yang mnedasarinya.
Sesak nafas bisa terjadi secara tiba-tiba dan berbagai hal penyebabnya.
Baca juga: Apakah Penyebab Bau Mulut Permanen pada Seseorang? Berikut Ulasan drg. Anastasia
Sesak nafas bisa mulai dari yang ringan hingga sesak nafas berat.
Meski sesak nafas tidak selalu tergolong berbahaya, dan terkadang bisa hilang dengan sendirinya.
Namun sesak nafas tidak boleh dianggap sepele.
Sesak nafas ditandai dengan kondisi sulit bernafas atau tidak mendapat cukup asupan udara.
Agar sesak nafas mendapatkan penanganan yang tepat, sangat penting untuk mengetahui penyebab dari sesak nafar tersebut.
Baca juga: Menurut drg. Sarah Mersil, Sariawan Juga Dapat Disebabkan Akibat Faktor Genetik
Penyakit asma bersifat episodik, rasa sesak yang timbul berulang.
Pernah memiliki riwayat sesak sebelumnya, mengalami sesak yang sembuh namun kambuh kembali.
Untuk gejala yang mengarah ke kardiovaskular atau jantung berada disebelah kiri.
Alangkah bainya jika mengalami keluhan yang menetap, seperti nyeri bertambah dan sesak menetap alangkah baiknya dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan rongent atau rekam jantung.
Jika rasa nyeri mulai mereda, kemungkinan berasal dari otot-otot dada.
Baca juga: Waspada, Radang Usus Buntu bisa Terjadi pada Anak-anak, Ini Penjelasan Dokter
Misalkan mengalami radang otot atau otot tegang menjadi salah satu penyebabnya.
Apabila nyeri tersebut menetap, harus benar-benar diwaspadai.
Dalam jangka waktu 1 hingga 2 hari bisa diketahui penyebab dari nyeri tersebut, apakah karena otot tegang ataupun peradangan otot.
Dalam kurun waktu 1 hingga 2 hari intensitas keluhan semakin sesak atau semakin nyeri harus diwaspadai dan segera memeriksakan diri ke dokter.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Hermawan Setiyanto Sp.P., Dokter spesialis paru. Kamis (8/7/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)