TRIBUNHEALTH.COM - Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2, yang kini masih berstatus pandemi.
Covid-19 sering menimbulkan gejala pernapasan bagian atas yang ringan.
Namun, beberapa individu mungkin mengalami penyakit parah yang memerlukan rawat inap.
Hal ini dapat terjadi karena pneumonia dan kerusakan paru-paru yang menyebabkan gagal napas.
Selain itu, manifestasi neurologis juga bisa terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19, dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today.
Baca juga: Bayi Punya Antibodi Kuat jika Ibu Divaksin Covid-19 saat Hamil
Baca juga: Semprotan Hidung Anti Covid-19 Diklaim Bisa Lawan Semua Varian, Termasuk Omicron

Gangguan neurologis akibat Covid-19 mungkin termasuk ensefalopati, kejang, stroke, ensefalitis, sindrom Guillain-Barré, dan ensefalomielitis demielinasi akut.
Para peneliti di NYU Grossman School of Medicine melakukan penelitian yang menyelidiki apakah orang dengan Covid-19 yang mengalami komplikasi neurologis onset baru selama rawat inap memiliki peningkatan penanda darah yang menunjukkan kerusakan neurologis.
Para peneliti menerbitkan hasil studi di jurnal Alzheimer dan Demensia.
Dr Thomas Wisniewski, M.D., rekan penulis studi, profesor neurologi, patologi, dan psikiatri, serta direktur NYU Alzheimer's Disease Research Center dan Center for Cognitive Neurology, berbicara tentang penelitian ini dalam sebuah wawancara MNT.
Baca juga: Para Ahli Menilai Deltacron Hanya Kesalahan Laboratorium, Bukan Varian Baru Covid-19
Baca juga: Berbagai Aktivitas Paling Berisiko Tertular Covid-19, Berbelanja hingga Gunakan Angkutan Umum

“Jelas bahwa virus [SARS-CoV-2] memiliki kecenderungan untuk menginduksi kerusakan pembuluh darah, menargetkan sel-sel endotel, dan menyebabkan gangguan pada sawar darah-otak, serta menginduksi peradangan saraf umum," katanya.
"Sitokin seperti interleukin 6 dan interleukin 1 jauh lebih tinggi pada [individu dengan Covid-19], dan ini adalah sitokin yang mendorong degenerasi saraf dan penyakit Alzheimer.”
Sitokin adalah protein yang membantu sel-sel tubuh untuk berkomunikasi.
“Dalam penelitian kami, kami menjadi tertarik untuk melihat jenis biomarker ini, [karena biomarker ini] adalah apa yang kami ikuti di pusat penelitian penyakit Alzheimer kami untuk melihat perkembangan patologi terkait Alzheimer dan gangguan neurodegeneratif lainnya,” tambah Dr. Wisniewski.
“Dalam penelitian ini, kami menemukan peningkatan yang sangat mencolok dari tujuh biomarker ini, yang menunjukkan adanya neurodegenerasi, kematian neuron, dan gliosis yang signifikan."
Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Nur)