TRIBUNHEALTH.COM - Diet ketogenik adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang biasa digunakan untuk menurunkan berat badan.
Membatasi karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak dapat menyebabkan ketosis, keadaan metabolisme di mana tubuh bergantung pada lemak untuk energi, bukan karbohidrat.
Namun, diet juga membawa risiko yang harus diwaspadai, salah satunya soal efeknya pada fungsi ginjal.
Berikut adalah bahaya diet keto yang perlu diketahui, dilansir TribunHealth.com dari Healthline.
Dapat menyebabkan flu keto
Baca juga: Berikut Ini Tips Diet Sehat dan Seimbang untuk Mengontrol Tekanan Darah Tinggi
Baca juga: Apakah Program Diet atau Penurunan Berat Badan Sangat Dianjurkan? Simak Kata R. Radyan Yaminar, S.Gz
Asupan karbohidrat pada diet keto biasanya dibatasi kurang dari 50 gram per hari, yang dapat mengejutkan tubuh.
Saat tubuh mulai menghabiskan simpanan karbohidratnya dan beralih menggunakan keton dan lemak sebagai bahan bakar pada awal pola makan ini, mungkin akan muncul gejala seperti flu.
Ini termasuk sakit kepala, pusing, kelelahan, mual, dan sembelit.
Sebagian kondisi ini terjadi karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit saat tubuh menyesuaikan diri dengan ketosis.
Sementara kebanyakan orang yang mengalami flu keto merasa lebih baik dalam beberapa minggu, penting untuk memantau gejala-gejala ini selama diet.
Selain itu, penting juga untuk tetap terhidrasi, dan makan makanan yang kaya natrium, kalium, dan elektrolit lainnya.
Dapat membuat ginjal stres
Baca juga: R. Radyan Yaminar, S.Gz Jelaskan Cara Pengaturan Pola Makan yang Tepat Saat Jalankan Diet
Baca juga: Ketahui Dampak yang Terjadi Apabila Menghilangkan Asupan Karbohidrat Saat Melakukan Diet
Makanan hewani yang tinggi lemak, seperti telur, daging, dan keju, menjadi makanan pokok diet keto karena tidak mengandung karbohidrat.
Jika seseorang banyak mengonsumsi makanan ini, ada risiko lebih tinggi terkena batu ginjal.
Pasalnya asupan makanan hewani yang tinggi dapat menyebabkan darah dan urin menjadi lebih asam, yang menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium dalam urin.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet keto mengurangi jumlah sitrat yang dilepaskan dalam urin.
Mengingat bahwa sitrat dapat mengikat kalsium dan mencegah pembentukan batu ginjal, penurunan kadarnya juga dapat meningkatkan risiko.
Baca juga: Benarkah Diet Bertujuan untuk Menurunkan Berat Badan? Berikut Ulasan Dokter
Baca juga: Perlukah Melakukan Diet untuk Mengurangi Kolesterol? Begini Ulasan dr. Tan Shot Yen
Selain itu, orang dengan penyakit ginjal kronis harus menghindari keto, karena ginjal yang lemah mungkin tidak dapat menghilangkan penumpukan asam dalam darah yang dihasilkan dari makanan hewani ini.
Hal ini dapat menyebabkan keadaan asidosis, yang dapat memperburuk perkembangan CKD.
Terlebih lagi, diet rendah protein sering direkomendasikan untuk individu dengan CKD, sedangkan diet keto mengandung protein sedang hingga tinggi.