TRIBUNHEALTH.COM - Juru Bicara Pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro paparkan jika Indonesia masih dalam pandemi COVID-19.
Virus corona masih mengintai siapa saja yang berisiko tertular tanpa membedakan korbannya.
Oleh karena itu, infomasi yang sama tentang pencegahan dan perkembangan terkini COVID-19 harus dipastikan sampai ke semua orang di pelosok Indonesia termasuk para penyandang disabilitas.
Baca juga: Bolehkah Mengganti Nasi dengan Sumber Karbohidrat Lain? Begini Tanggapan R. Radyan Yaminar, S.Gz
Pemerintah dan satgas penanganan COVID-19 sejak awal pandemi di tahun 2020 selalu memastikan adanya juru bahasa insyarat untuk membantu menyampaikan pesan-pesan pemerintah diterima baik oleh semua kelompok masyarakat termasuk bagi mereka yang berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Kemampuan 3T (Testing, Tracing, Treatment) semakin tinggi sudah diatas 200.000/hari.
Selain itu, cakupan vaksinasi semakin meluas.
Sudah hampir setengah dari 208 juta sasaran vaksinasi menerima vaksin lengkap.
Sedangkan lebih dari 40 juta lainnya sudah di vaksinasi dosis pertama dan menunggu giliran mendapatkan dosis kedua.
Kebanyakan dari 514 kabupaten dan kota dalam kondisi PPKM level 1 dan yang artinya pengendalian penyebaran COVID-19 baik.
Baca juga: Ketahui Dampak yang Terjadi Apabila Menghilangkan Asupan Karbohidrat Saat Melakukan Diet
Serta 6 indikator pertama dalam capaian vaksinasi masuk ke dalam kategori yang bagus.
"Kondisi membaik inilah hadiah natal dan tahun baru kita bersama, dimana kita dapat merayakan nataru dengan suka cita bukan dengan rentetan berita duka atau ucapan belasungkawa," pungkasnya.
Namun pandemi masih berlangsung, virus corona bahkan sudah berubah atau bermutasi hingga memiliki varian yang baru yakni varian Omicron.
Banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron.

"Apakah virusnya menjadi semakin ganas atau mematikan, ataukah melemah dan ketahanan tubuh terlalu kuat bagi virus yang membuat kita sakit gawat," tambahnya.
Kita ketahui jika cara pencegahanya masih sama yaitu disiplin protokol kesehatan.
Terutama memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Baca juga: R. Radyan Yaminar, S.Gz Sarankan untuk Lakukan Konsultasi dengan Ahli Gizi sebelum Melakukan Diet
Penjelasan Juru Bicara Pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden edisi 03 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.