TRIBUNHEALTH.COM - Kemungkinan pandemi di masa depan bakal lebih mematikan dibanding pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia.
Hal itu disampaikan oleh salah satu pencipta vaksin Oxford-AstraZeneca, Profesor Dame Sarah Gilbert, dalam Kuliah Richard Dimbleby ke-44.
Dia mengingatkan rangkaian vaksin saat ini bisa jadi kurang efektif terhadap varian omicron yang baru ditemukan dari virus corona.
"Ini bukan yang terakhir kalinya sebuah virus mengancam hidup dan mata pencaharian kita," kata Profesor Gilbert dilansir TribunHealth.com dari Independent, Senin (6/12/2021).
"Sebenarnya, yang berikutnya bisa lebih buruk. Bisa lebih menular, atau lebih mematikan, atau keduanya."
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Punya Efek Samping Pembekuan Darah, Ilmuwan Telah Temukan Penyebabnya
Baca juga: AstraZeneca Kembangkan Injeksi Antibodi Virus Corona, Terbukti Bisa Cegah dan Obati Covid-19

Dr Gilbert menambahkan bahwa kemajuan ilmiah yang dibuat dalam penelitian melawan virus mematikan "tidak boleh hilang".
“Kemajuan yang telah kita buat, dan pengetahuan yang telah kita peroleh, tidak boleh hilang,” katanya.
Dr Gilbert, seorang profesor vaksinologi di Universitas Oxford, dipuji karena telah menyelamatkan jutaan nyawa melalui perannya dalam merancang vaksin anti-Covid dalam waktu singkat.
Dengan pengalaman satu dekade di bidang pembuatan vaksin, ia memprakarsai proyek vaksin SARS-CoV-2 pada awal 2020 ketika Covid pertama kali muncul di China.
Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan oleh timnya digunakan di lebih dari 170 negara.
Baca juga: Ilmuwan Oxford Gunakan Teknologi Vaksin AstraZeneca untuk Lawan Sel Kanker
Baca juga: Peneliti Ungkap AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta, Jeda Vaksinasi Tak Berpengaruh

Dia menerima penghargaan awal tahun ini untuk layanan sains dan kesehatan masyarakat.
Di tengah kekhawatiran tentang varian omicron, yang sekarang ditemukan di 30 negara, dia mengatakan protein lonjakan varian ini "mengandung mutasi yang sudah diketahui meningkatkan penularan".
Setelah munculnya varian baru, beberapa negara termasuk Inggris dan AS telah memperketat pembatasan perbatasan mereka dan menghentikan perjalanan dari negara-negara Afrika Selatan, di mana omicron pertama kali terdeteksi.
Mulai Selasa (7/12/2021), semua penumpang yang tiba di Inggris akan diminta untuk menunjukkan bukti RT-PCR negatif atau tes aliran lateral yang diambil tidak lebih awal dari 48 jam sebelum keberangkatan.
Baca juga: Bos Moderna Sebut Kemungkinan Vaksin Kurang Efektif Lawan Varian Omicron, Bakal Dimodifikasi?
Baca juga: Virus Corona Varian Omricon Masuk Inggris, Ahli Percaya Vaksinasi Tetap Bisa Melindungi dari Infeksi

Pemerintah Inggris juga mendorong orang-orang untuk segera disuntik booster Covid-19 untuk meningkatkan tingkat perlindungan saat negara itu memasuki musim dingin.
Demikian pula, sebuah laporan menyatakan bahwa hampir dua dari tiga orang yang tinggal di rumah belum menerima suntikan booster mereka.
The Daily Telegraph melaporkan bahwa analisis Whitehall yang tidak dipublikasikan menemukan bahwa hanya 170.000 orang yang tinggal di rumah telah menerima dosis vaksin mereka pada akhir minggu lalu.
Baca berita lain tentang berita kesehatan lain di sini.
(TribunHealth.com/Nur)