TRIBUNHEALTH.COM - Belakangan ini muncul varian Covid-19 yang dinamakan AY.4.2.
Disebut-sebut varian tersebut dapat berpotensi mengkhawatirkan jika tidak segera dicegah.
Namun, menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito, varian ini bukanlah varian baru.
Baca juga: Pakar Ingatkan Anak-anak Bisa Tertular Covid-19, Berisiko Kembangkan Sindrom Peradangan Multisistem
Ia pun lantas menghimbau masyarakat tidak panik.
Pasalnya penelitian terkait varian ini masih berlangsung.
Akan tetapi varian ini bagian dari varian Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan.
Jenis varian A.Y dari mutasi Delta ini cukup beragam yaitu dari AY.1 hingga AY.28.
Ditegaskannya, bahwa saat ini belum bisa diambil kesimpulan terkait karakteristik khusus yang dimiliki varian tersebut.
Baca juga: Peneliti Ungkap AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta, Jeda Vaksinasi Tak Berpengaruh
"Oleh karena itu, kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi."
"Karena studi terkait hal tersebut masih berlangsung," tegasnya dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi Covid-19.go.id.
Terkait hal tersebut, pemerintah memaksimalkan pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan.
Baca juga: Meski Telah Divaksin, Seseorang Tetap Bisa Tertular Virus Corona, Profesor Jelaskan Penyebabnya
Yaitu dengan melakukan sejumlah upaya. Seperti:
- Karantina perjalanan
- 3M
- 3T
Baca juga: Disuntik Vaksin Covid-19 dengan Dosis Lebih Kecil, Bagaimana Respon Imun Anak Usia 5-11 Tahun?
- dan vaksin.
Sejumlah langkah tersebut dilakukan agar dapat mencegah masuknya semua jenis varian baru.
Sekaligus meminimalisir pembentukan mutasi baru di dalam negeri.
Baca juga: Tak Lazim, Ilmuwan Mulai Kembangkan Obat Covid-19 dari Racun Kalajengking Mematikan
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)