TRIBUNHEALTH.COM - Anak-anak yang terinfeksi virus corona banyak mengembangkan kondisi bernama sindrom peradangan multisistem atau MIS-C.
MIS-C merupakan salah satu komplikasi Covid-19 yang bisa mengancam nyawa.
Pada kondisi ini, kekebalan menjadi hiperaktif dan justru menyerang anak, dilansir TribunHealth.com dari NBC News, Kamis (21/10/2021).
Gejala utama yang nampak antara lain demam, sakit perut, muntah, diare, mata merah, ruam dan pusing
Biasanya gejala muncul dua hingga enam minggu setelah infeksi ringan atau bahkan tanpa gejala.
Lebih dari 5.200 dari 6,2 juta anak-anak AS yang didiagnosis dengan Covid telah mengembangkan MIS-C.
Baca juga: Muncul Virus Corona AY.4.2, Sub Varian Delta yang Kini Mulai Menyebar di Inggris Raya
Baca juga: Ilmuwan Oxford Dikabarkan Mulai Modifikasi Vaksin Corona, Bakal Targetkan Varian Delta Secara Khusus
Sekitar 80 persen pasien MIS-C dirawat di unit perawatan intensif, 20 persen memerlukan ventilasi mekanis, dan 46 orang meninggal.
Unit perawatan intensif anak AS – yang merawat ribuan pasien muda selama gelombang akhir musim panas varian delta virus corona – kini sedang berjuang untuk menyelamatkan putaran terakhir anak-anak yang sakit parah.
Di Rumah Sakit Anak Universitas Kedokteran Carolina Selatan Shawn Jenkins, misalnya, dokter bulan lalu merawat 37 anak dengan Covid dan sembilan dengan MIS-C.
Angka ini menjadi angka bulanan tertinggi sejak pandemi dimulai.
Dokter tidak memiliki cara untuk mencegah MIS-C, karena mereka masih belum tahu persis apa penyebabnya, kata Dr. Michael Chang, asisten profesor pediatri di Children's Memorial Hermann Hospital di Houston.
Baca juga: Post Covid-19 Condition, Definisi WHO untuk Gejala Infeksi Virus Corona yang Bertahan Berbulan-bulan
Baca juga: AstraZeneca Kembangkan Injeksi Antibodi Virus Corona, Terbukti Bisa Cegah dan Obati Covid-19
Yang bisa dilakukan dokter hanyalah mendesak orang tua untuk memvaksinasi anak-anak yang memenuhi syarat.
Untuk anak yang belum memenui syarat usia, upaya yang bisa dilakukan adalah memvaksinasi semua orang terdekat yang memenuhi syarat.
Mengingat skala pandemi yang sangat besar, para ilmuwan di seluruh dunia sedang mencari jawaban terkait hal ini.
Sebagian besar anak yang mengembangkan MIS-C sehat, 80 persen mengalami komplikasi jantung.
Salah satunya adalah Dante, asal Massachusetts.
Baca juga: Ilmuwan Singapura Kembangkan Pendeteksi RNA Virus Corona di Udara, Diklaim Lebih Efektif dari Swab
Baca juga: Ilmuwan Jelaskan Penyebab Covid Toe, Peradangan Jari Kaki Akibat Infeksi Virus Corona
Arteri koroner Dante menjadi melebar, membuat jantungnya lebih sulit untuk memompa darah dan mengirimkan nutrisi ke organ-organnya.
Jika tidak segera ditangani, anak bisa mengalami syok.
Beberapa pasien mengalami kelainan irama jantung atau aneurisma, di mana dinding arteri menggelembung dan mengancam akan pecah.
“Itu traumatis,” kata DeMaino, ibu Dante.
"Aku tinggal bersamanya di rumah sakit sepanjang waktu."
Cerita seperti itu menimbulkan pertanyaan penting tentang apa yang menyebabkan MIS-C.
“Ini adalah virus yang sama dan keluarga yang sama, jadi mengapa satu anak mendapatkan MIS-C dan yang lainnya tidak?” tanya Dr. Natasha Halasa dari Vanderbilt Institute for Infection, Immunology and Inflammation.
Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Nur)