TRIBUNHEALTH.COM - Vaksinasi Covid-19 telah dilakukan di seluruh dunia.
Namun tampaknya virus corona masih harus menjadi perhatian lebih.
Pasalnya angka infeksi di beberapa negara masih mengkhawatirkan, misalnya saja Amerika Serikat (AS).
Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan penggunaan masker di dalam ruangan bahkan untuk orang yang divaksinasi.
Terkait hal ini, CNN berbicara dengan Dr. Leana Wen, diberitakan Sabtu (28/8/2021).
Dia adalah dokter kedaruratan dan profesor tamu kebijakan dan manajemen kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken, Universitas George Washington.
Baca juga: Ketua Peneliti Vaksin: Calon Vaksin Merah Putih Mampu Menetralisir Varian Corona dengan Baik
Baca juga: BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sputnik-V, Berikut Tingkat Efikasi dan Efek Sampingnya
"Dalam hal pemrosesan di mana kita berada saat ini, saya pikir orang harus mengingat dua hal. Pertama, sebagian besar Amerika Serikat memiliki penularan Covid-19 yang substansial atau tinggi, seperti yang didefinisikan oleh CDC," katanya dikutip TribunHealth.com.
Dr. Leana Wen menganalogikan vaksin seperti jas hujan.
Jas hujan bisa melindungi orang dari gerimis.
Namun jas hujan tak akan mampu untuk menghindari badai terus menerus.
"Kita perlu memikirkan vaksin sebagai jas hujan yang sangat baik."
"Jika gerimis di luar — jika tingkat infeksi tidak terlalu tinggi — vaksin akan melindungi dengan sangat baik."
"Tetapi jika badai petir terus-menerus, maka ada kemungkinan lebih tinggi untuk basah."
Baca juga: Risiko Peradangan Jantung Meningkat Akibat Vaksin Ini, tapi Masih Lebih Baik dari Tertular Covid-19
Baca juga: 4 Tips NHS untuk Cegah Kanker Serviks, Vaksinasi hingga Lakukan Hubungan Seksual yang Aman
Menurutnya, orang yang divaksinasi tetap bisa tertular virus corona.
"Seseorang yang divaksinasi berisiko lebih tinggi ketika dikelilingi oleh banyak orang yang dapat terinfeksi Covid-19, dan itulah yang terjadi di seluruh AS saat ini."
Berikutnya, perlu membuat penilaian mengenai seberapa besar risiko yang dapat diambil.
Artinya, seseorang bisa mempertimbangkan aktivitas apa yang aman dilakukan setelah divaksinasi.
"Kedua, kita memasuki fase pandemi di mana hampir semua aktivitas memiliki tingkat risiko tertentu. Orang perlu memutuskan sendiri risiko apa yang mereka rasa nyaman dengan mempertimbangkan keadaan medis rumah tangga mereka dan nilai kegiatan itu bagi mereka."
"Jika semua orang di rumah Anda telah divaksinasi lengkap dan umumnya sehat, Anda mungkin bersedia mengambil lebih banyak risiko."
"Anda mungkin menyimpulkan bahwa bahkan jika infeksi terobosan terjadi, itu mungkin ringan, dan Anda baik-baik saja dengan mengambil risiko itu untuk melanjutkan aktivitas pra-pandemi Anda."
Baca juga: Apakah Dampak Pemasangan Gigi Palsu Terlalu Lama? Simak Penjelasan drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros
Baca juga: Pemerintah Percepat Target Vaksinasi bagi Kelompok Disabilitas hingga Oktober Tahun Ini
Sementara itu, beberapa orang mungkin tetap berhati-hati karena alasan tertentu.
"Orang lain dapat memutuskan bahwa, karena mereka tinggal di rumah dengan anak-anak kecil yang tidak divaksinasi atau anggota keluarga yang kekebalannya terganggu, mereka ingin lebih berhati-hati."
Menurutnya, dua hal ini sama-sama tak masalah untuk dilakukan.
"Saya pikir kedua opsi itu sama-sama masuk akal."
"Sebagian besar penyebaran Covid-19 adalah oleh orang-orang yang tidak divaksinasi."
"Orang yang divaksinasi bukanlah ancaman bagi kesehatan masyarakat, dan mereka harus dapat menilai sendiri tentang kegiatan apa yang cukup aman bagi mereka," pungkasnya.
Baca berita lain tentang Covid-19 dan vaksinasi di sini.
(TribunHealth.com/Nur)