TRIBUNHEALTH.COM - Terapi Plasma Konvalesen (TPK) merupakan salah satu metode perawatan pada penderita Covid-19.
Nantinya, penderita akan mendapatkan donor plasma dari orang yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Diharapkan hal ini bisa mempercepat penyembuhan karena mendapatkan 'antibodi instan'.
Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, SpAn., KIC., M.Si.,. MM., MARS memberi penjelasan lebih lanjut.
"Artinya itu adalah plasma sembuh atau plasma yang dimiliki penderita ketika sembuh dari suatau penyakit tertentu," jelasnya, dikutip TribunHealth.com.
Sementara itu TPK merupakan teknik memindahkan antibodi dari penyintas Covid-19 ke pasien yang masih sakit.
Baca juga: Tak Semua Orang Bisa Donorkan Plasma Konvalesen, dr. Theresia Monica Rahardjo Sebut Antibodi Sedikit
Baca juga: Jika Tak Bergejala, dr. S.T. Andreas Sebut Covid-19 Tak Akan Berdampak Parah pada Paru-paru Anak

"Jadi intinya booster antibodi atau antibodi instan," paparnya dalam program Diginas Tribun Network.
Langkah seperti ini diharapkan bisa meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi akibat terpapar virus corona.
Metode TPK sudah dikenal lebih dari 100 tahun, ketika ada flu Spanyol.
"Pada saat itu dipakai. Merupakan penelitian pertama yang tercatat dan valid hasilnya," paparnya dikutip TribunHealth.com.
"Pada saat flu Spanyol, ditemukan bahwa penggunaan plasma ini harus 48 jam pertama supaya efektif," lanjutnya.
Artinya kriteria yang digunakan jauh lebih ketat dari pada sekarang.
Baca juga: Long Covid Sebenarnya Penyakit atau Hanya Sugesti? Simak Penjelasan dr. Adityo Susilo, Sp.PD
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Apakah PPKM Benar-benar Efektif Tekan Penularan Virus? Ini Penjelasan Satgas

Pasalnya dampak yang buruk bisa terjadi jika diberikan melebihi batas waktu tersebut.
"Namun dulu kan belum ada ICU, belum ada ventilator, meninggal meninggal," katanya.
Kondisi tersebut berbeda dengan sekarang yang sudah bisa ditunjang dengan peralatan.
Selanjutnya, TPK terus dipakai ketika ada wabah tertentu.
"MERS juga dipakai, H1N1 dipakai, SARS juga dipakai."
"Bahkan WHO punya pedoman terapi plasma untuk ebola," tandasnya.
Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)