TRIBUNHEALTH.COM – Melamun merupakan kondisi sesaat terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan sekitarnya.
Dimana kontak seseorang menjadi kabur.
Sebagian digantikan oleh khayalan visualnya.
Khususnya tentang hal-hal yang menyenangkan, harapan atau ambisi.
Hal ini dialami dalam kondisi terjaga.
Baca juga: dr. Hervi Wiranti, Sp.OG Paparkan Gejala Kista Ovarium, Salah Satunya Nyeri saat Berhubungan Seksual
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. memiliki sebuah yayasan bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasannya kini tersebar di berbagai wilayah.

Seperti Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. juga merupakan psikolog di www.praktekpsikolog.com
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. akan menjawab berbagai pertanyaan terkait masalah psikologis sebagai berikut.
Baca juga: Beberapa Gejala Hipotiroidisme, NHS Sebut Bisa Picu Komplikasi jika Tak Ditangani dengan Tepat
Pertanyaan:
Saya memiliki kebiasaan melamun.
Saya juga seringkali berkhayal.
Apakah normal jika saya seringkali melamun dan berkhayal?
Terima kasih.
Nawa, Tinggal di Pare.

Ahli Psikolog, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Menjawab:
Sebenarnya melamun boleh saja.
Namun sebaiknya diisi dengan hal-hal yang positif.
Seperti belajar, bekerja, menyelesaikan tugas, olahraga, maupun menyelesaikan pekerjaan rumah.
Cita-cita tidak akan menjadi kenyataan jika tidak diiringi usaha.
Baca juga: Jubir Satgas Covid-19 Ungkap Testing dapat Menekan Angka Transmisi Virus Covid-19
Berusahalah semangat dan kerja keras.
Selamat mencoba.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.