TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung.
Bahkan baru-baru ini virus corona bermutasi dalam bentuk dan varian baru yang diyakini lebih ganas.
Sebenarnya, bagaimana mutasi virus bisa dikenali?
Terkait hal ini, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Kemenkes RI, Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed angkat bicara.
Proses identifikasi varian baru melalui sebuah proses yang disebut Whole Genome Sequencing (WGS).
"Pertama mungkin dijelaskan dulu untuk deteksi virus SARS cov 2 itu melalui dengan PCR udah tahu semua ya," katanya, dikutip TribunHealth.com dari Ayo Sehat Kompas TV.
Baca juga: Hasil Penelitian Terbaru: Vaksin Campuran Efektif Bentuk Antibodi terhadap Covid-19
Baca juga: Indonesia Kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap 28, Masyarakat Diharapkan Tidak Ragu Melakukan Vaksinasi

WGS merupakan pemeriksaan lanjutan yang bisa dilakukan pada spesimen orang yang positif Covid-19.
"Jadi kita mencoba memetakan daripada gen-gen virus tersebut secara utuh untuk melihat apakah adanya mutasi mutasi yang baru," paparnya.
Dengan metode inilah bisa diketahui jenis virus baru virus corona, seperti alfa, beta dan delta.
Dalam hal ini, Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed menegaskan WGS bukan untuk mendiagnosis.
"Bukan untuk diagnosis Apakah seseorang itu positif atau tidak."
"Tetapi untuk melihat apakah ada varian-varian baru yang yang tadi," jelasnya.
Ada kemungkinan bermutasi lagi

Baca juga: Hasil Penelitian: Dua Varian Covid-19 Bisa Serang dalam Waktu Bersamaan
Baca juga: Kebutuhan Plasma Konvalesen Tiap Pasien Covid-19 Berbeda, Berapa yang Diperlukan Pasien Berkomorbid?
Dalam kesempatan yang sama, dr. Vivi Setiawaty menyebut mutasi merupakan sifat alami dari virus.
"Jadi virus itu sendiri memiliki sifat untuk terus bermutasi, untuk mempertahankan kelangsungan daripada virusnya," katanya.
"Jadi virus itu ada yang bisa bermutasi jadi lebih baik ataupun lebih melemahkan ataupun menjadi lebih ganas lagi."
Karenanya, tak menutup kemungkinan akan ada varian-varian baru virus Covid-19.
"Tapi sampai saat ini kita harus mewaspadai dengan melakukan berbagai macam surveilans variasi-variasi atau mutasi-mutasi yang mungkin terjadi, mungkin masuk ke Indonesia," tandasnya.
Baca juga: Pakar Ingatkan Gelombang Kedua Covid-19 Belum Usai, Bisa Lebih Lama dari Gelombang Pertama
Baca juga: IDAI Bagikan Panduan Protokol Isolasi Mandiri bagi Anak yang Positif Covid-19
Sebagai informasi, setidaknya sudah ada tiga mutasi virus yang masuk ke Indonesia.
Ketiganya adalah varian alpha, beta, dan delta.
Varian alpha merupakan mutasi virus yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Varian Beta, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Sementara Delta adalah mutasi virus yang pertama kali ditemukan di India.
Baca artikel lain seputar Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)