Breaking News:

Mengenal Whole Genome Sequencing (WGS), Metode untuk Melacak Mutasi Virus Corona

Pihak Kemenkes RI jelaskan mengenai metode Whole Genome Sequencing untuk melacak mutasi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
TES SWAB PCR UNTUK WARTAWAN -Sebanyak 150 orang wartawan mengikuti tes swab PCR yang digelar oleh Dewan Pers bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). Kegiatan yang merupakan wujud kepedulian terhadap wartawan ini sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mengingat para wsrtawan menjadi salah satu garda terdepan dalam memberitakan hal yang berkaitan dengan wabah Covid-19 yang bersinggungan dengan banyak orang di lapangan. 

TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung.

Bahkan baru-baru ini virus corona bermutasi dalam bentuk dan varian baru yang diyakini lebih ganas.

Sebenarnya, bagaimana mutasi virus bisa dikenali?

Terkait hal ini, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Kemenkes RI, Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed angkat bicara.

Proses identifikasi varian baru melalui sebuah proses yang disebut Whole Genome Sequencing (WGS).

"Pertama mungkin dijelaskan dulu untuk deteksi virus SARS cov 2 itu melalui dengan PCR udah tahu semua ya," katanya, dikutip TribunHealth.com dari Ayo Sehat Kompas TV.

Baca juga: Hasil Penelitian Terbaru: Vaksin Campuran Efektif Bentuk Antibodi terhadap Covid-19

Baca juga: Indonesia Kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap 28, Masyarakat Diharapkan Tidak Ragu Melakukan Vaksinasi

Petugas kesehatan melakukan aktivitas di ruang ekstraksi laboratorium biomolekuler Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Laboratorium biomolekuler PCR itu untuk melakukan uji laboratorium virus corona (Covid-19) melalui metode tes swab dengan kapasitas 500 tes per hari.
Petugas kesehatan melakukan aktivitas di ruang ekstraksi laboratorium biomolekuler Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Laboratorium biomolekuler PCR itu untuk melakukan uji laboratorium virus corona (Covid-19) melalui metode tes swab dengan kapasitas 500 tes per hari. (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

WGS merupakan pemeriksaan lanjutan yang bisa dilakukan pada spesimen orang yang positif Covid-19.

"Jadi kita mencoba memetakan daripada gen-gen virus tersebut secara utuh untuk melihat apakah adanya mutasi mutasi yang baru," paparnya.

Dengan metode inilah bisa diketahui jenis virus baru virus corona, seperti alfa, beta dan delta.

Dalam hal ini, Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed menegaskan WGS bukan untuk mendiagnosis.

2 dari 3 halaman

"Bukan untuk diagnosis Apakah seseorang itu positif atau tidak."

"Tetapi untuk melihat apakah ada varian-varian baru yang yang tadi," jelasnya.

Ada kemungkinan bermutasi lagi

Ilustrasi tes SWAB covid-19
Ilustrasi tes SWAB covid-19 (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Baca juga: Hasil Penelitian: Dua Varian Covid-19 Bisa Serang dalam Waktu Bersamaan

Baca juga: Kebutuhan Plasma Konvalesen Tiap Pasien Covid-19 Berbeda, Berapa yang Diperlukan Pasien Berkomorbid?

Dalam kesempatan yang sama, dr. Vivi Setiawaty menyebut mutasi merupakan sifat alami dari virus.

"Jadi virus itu sendiri memiliki sifat untuk terus bermutasi, untuk mempertahankan kelangsungan daripada virusnya," katanya.

"Jadi virus itu ada yang bisa bermutasi jadi lebih baik ataupun lebih melemahkan ataupun menjadi lebih ganas lagi."

Karenanya, tak menutup kemungkinan akan ada varian-varian baru virus Covid-19.

"Tapi sampai saat ini kita harus mewaspadai dengan melakukan berbagai macam surveilans variasi-variasi atau mutasi-mutasi yang mungkin terjadi, mungkin masuk ke Indonesia," tandasnya.

Baca juga: Pakar Ingatkan Gelombang Kedua Covid-19 Belum Usai, Bisa Lebih Lama dari Gelombang Pertama

Baca juga: IDAI Bagikan Panduan Protokol Isolasi Mandiri bagi Anak yang Positif Covid-19

Sebagai informasi, setidaknya sudah ada tiga mutasi virus yang masuk ke Indonesia.

Ketiganya adalah varian alpha, beta, dan delta.

3 dari 3 halaman

Varian alpha merupakan mutasi virus yang pertama kali ditemukan di Inggris.

Varian Beta, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Sementara Delta adalah mutasi virus yang pertama kali ditemukan di India.

Baca artikel lain seputar Covid-19 di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comvirus coronaWhole Genome SequencingKemenkes.go.idVivi Setiawaty
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved