TRIBUNHEALTH.COM - Berikut ini alur lengkap untuk mendapatkan layanan Telemedicine bagi pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri.
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan 11 platform layanan telemedicine untuk memantau para pasien yang isolasi mandiri.
Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasien terhadap konsultasi dan pemantauan oleh tenaga kesehatan.
Selain itu, program ini diberikan agar pasien mendapatkan pengobatan yang benar sesuai gejala yang diderita secara gratis.
Baca juga: Download Buku Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak, Resmi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
Dilansir TribunHealth.com dari situs resmi kemkes.go.id, layanan Telemedicine gratis telah dimulai pada Rabu (7/7/2021) di DKI Jakarta.
"Kita melakukan pelayanan telemedicine karena kalau sekarang harus datang ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter, akan susah karena akan menambah risiko."
"Maka kita bekerja sama dengan 11 platform Telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan juga jasa pengiriman obat secara gratis," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: Rumah Sakit Mulai Penuh, Dokter Bagikan Tips Isolasi Mandiri bagi Pasien Covid-19 Bergejala Ringan
Berikut 11 platform Telemedicine yang sudah bekerjasama dengan Kemenkes.
Antara lain yaitu:
- Alodokter
- GetWell
- Good Doctor dan GrabHealth
- Halodoc
- KlikDokter
- KlinikGo
- Link Sehat
- Milvik Dokter
- ProSehat
- SehatQ
- dan YesDok.
Baca juga: IDAI Membagikan Syarat-syarat Isolasi Mandiri Bagi Anak yang Positif Covid-19

Cara Menerima Layanan Telemedicine
Untuk alurnya dimulai dari Lab pemeriksaan PCR yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan.
Ada 743 Lab pemeriksaan PCR yang sudah terafiliasi dan terkoneksi langsung dengan Kemenkes. 114 Lab di antaranya ada di Jakarta.
Sehingga data pasien yang dientri oleh 743 Lab itu akan terbaca oleh Kemenkes.
Kemudian, ketika hasil tes PCR di Lab tersebut terkonfirmasi positif Covid-19, maka Lab akan mengentri data pasien dan terhubung langsung dengan Kemenkes.
Selanjutnya dalam jarak waktu sekitar 1 hari, pasien akan menerima pesan WhatssApp dari Kemenkes yang memuat link untuk konsultasi online dan sebuah kode untuk mendapatkan obat gratis.
"Jadi data (pasien) yang sudah masuk ke kita, kita akan kirim WA untuk yang benar-benar sudah terkonfirmasi positif tes PCR nya."
"Agar bisa berkonsultasi dengan salah satu dari 11 aplikasi ini."
"Begitu sudah konsultasi kemudian pasien memasukkan satu kode nanti kode itu akan membuka jalan mendapatkan obat yang gratis," papar Budi.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bisa Picu Kecemasan, Dokter: Segera Konsultasi jika Sudah Ganggu Kehidupan

Sampai sekarang, lanjut Budi, layanan telemedicine ditujukan untuk pasien yang baru terpapar setelah diluncurkan platform telemedicine ini, dan pasien tersebut berdomisili di DKI Jakarta.
"Jadi belum bisa orang langsung mencari dan melakukan konsultasi online tanpa dites PCR di Lab yang terafiliasi dengan Kemenkes."
"Karena kita perlu verifikasi apakah yang bersangkutan benar-benar sudah terpapar COVID-19 positif," sambungnya.
Selain itu, platform ini juga bisa dipakai di aplikasi Pedulilindungi pada saat akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat.
Sehingga tidak perlu lagi membawa dokumen syarat perjalanan dalam bentuk fisik.
Telemedicine sebagai Upaya Pemerintah Menangani Pasien Covid-19
Pemerintah terus mencari cara yang terbaik untuk tetap bisa melayani masyarakat tetapi dengan risiko penularan yang sekecil-kecilnya.
Sehingga keluarlah ide Telemedicine ini dan setelah dikaji, ide ini dinilai akan efektif dalam memantau kondisi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri.
Baca juga: Dokter Jelaskan Tahapan Menjadi Pendonor Plasma Konvalesen untuk Penderita COVID-19, Simak Ulasannya
"Jadi mereka (platform telemedicine) mau memberikan layanan konsultasi dokter yang gratis setiap hari selama masa inkubasi 14 hari mereka akan tinggal."
"Mereka juga nanti akan bisa mengeluarkan resep obatnya, mereka juga bisa berhubungan dengan Lab-lab yang sudah diakreditasi oleh Kementerian Kesehatan untuk melihat pasien positif atau tidak."
"Dan nanti akan menyambungkan ke apotek- apotek di mana kita nanti akan mengirimkan obatnya atau juga pasiennya bisa ambil sendiri ke apotek di Jakarta," tutur Budi.
Untuk pengiriman paket obat, lanjut Budi, dibantu oleh jasa ekspedisi Sicepat.
Sementara untuk biaya obat gratis disediakan oleh Kementerian Kesehatan.
"Jadi saya terima kasih sekali ini bukan hanya menjadi program pemerintah tapi sudah menjadi gerakan dimana seluruh komponen bangsa, kelompok-kelompok sosial juga mau berpartisipasi menyumbangkan sesuai dengan kemampuan," terang Budi.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Beda Sakit Tenggorokan Biasa dengan Gejala Covid-19, Simak Ulasan Dokter Berikut
Baca juga: Seluruh Keluarga Positif Covid-19, hanya Satu Orang yang Tidak, Apakah Perlu Isolasi Mandiri Dok?
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)