Breaking News:

Rumah Sakit Mulai Penuh, Dokter Bagikan Tips Isolasi Mandiri bagi Pasien Covid-19 Bergejala Ringan

Dengan melakukan isolasi mandiri, tingkat keterisian rumah sakit diharapkan bisa berkurang

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Tribunnews/Jeprima
ILUSTRASI Isolasi Mandiri --- Aktivitas pasien Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG) saat menjalani isolasi mandiri di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Sebanyak 57 tempat tidur telah disiapkan Pemkot 

TRIBUNHEALTH.COM - Kasus positif Covid-19 di tanah air masih mengalami kenaikan.

Karenanya, pemerintah mengambil kebijakan agar tingkat keterisian rumah sakit bisa berkurang.

Satu di antara langkah yang diambil adalah mendorong pasien Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan agar melakukan isolasi mandiri.

Pasalnya, tingkat keterisian rumah sakit yang tinggi membuat fasilitas dan tenaga kesehatan kelelahan, tak terkecuali di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC).

Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Penyakit Dalam RSDC, Dokter Andi Khomeini Takdir, Sp.PD (K-Psi), sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

“Perlu rencana mitigasi untuk menjaga masyarakat tidak jatuh sakit. Apabila masyarakat tidak sakit, maka kapasitas rumah sakit tidak akan penuh sehingga tenaga kesehatan kita tidak kelelahan merawat pasien,” terangnya dalam 'Dialog Produktif' yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan FMB9IDIKP, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Satgas Covid-19 Tegaskan Isolasi Mandiri Berbeda dengan Karantina Mandiri

Baca juga: Apakah Minyak Kayu Putih Ampuh Menangkal Virus Covid-19? Simak Ulasan Berikut

Ilustrasi suasana RS di tengah pandemi ---- Petugas mempersiapkan ruangan rawat inap Pasien Covid-19 di Tower 8 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran - Ini daftar lokasi isolasi mandiri Jakarta.
Ilustrasi suasana RS di tengah pandemi ---- Petugas mempersiapkan ruangan rawat inap Pasien Covid-19 di Tower 8 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran - Ini daftar lokasi isolasi mandiri Jakarta. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Meski Indonesia tengah menghadapi varian baru, dr. Andi menyebut seharusnya masyarakat tak fokus ke hal tersebut.

Yang tak kalah penting adalah memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan.

“Kunci dari pencegahannya adalah masker. Masker dua lapis menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dikatakan mampu meningkatkan proteksi dari 60-80% menjadi 90%,” anjurnya.

Ketika masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan, dia yakin pandemi akan segera terkendali.

2 dari 3 halaman

Terkait isolasi mandiri, dr. Andi memberikan beberapa tips.

Pertama, pasien harus tetap memakai masker meski sedang berada di rumah.

Berikutnya kamar harus terpisah dan jendela kamar isolasi dalam keadaan terbuka.

Selain itu, makan seimbang juga menjadi kunci kesembuhan.

Baca juga: Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed Sebut Gejala Covid-19 Masih Sama, Tak Bisa Dibedakan Tiap Varian

ILUSTRASI PERAWATAN COVID-19 --- Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia.
ILUSTRASI PERAWATAN COVID-19 --- Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. (TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH)

“Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung. Saat di rumah, keluarga harus menjadi pendukung agar selera makan pasien tetap terjaga,” sarannya.

Dia juga berpesan agar pasien isolasi mandiri tidak melakukan diagnosis sendiri.

Dia menyarankan untuk menghubungi dokter jika memang membutuhkan konsultasi.

Dalam forum yang sama, aktor Ben Kasyafani yang sempat terkena COVID-19, menceritakan pengalamannya saat melakukan isolasi mandiri.

“Tahun lalu saya terkonfirmasi positif COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah. Secara total saya melakukan isolasi mandiri di kamar sendiri selama 20 hari. Anak dan istri saya dites dan menunjukkan hasil negatif, sehingga kami memisahkan diri,” tuturnya.

Baca juga: Psikolog Membagikan Tips untuk Membangun Kepercayaan Saat Pandemi Covid-19

Baca juga: Jokowi Targetkan Percepat Vaksinasi Covid-19 hingga 1 Juta Orang Per Hari

“Bagi yang menjalani isolasi mandiri, kita harus terus berpikir positif. Energi kita harus fokus untuk mencari solusi dari pandemi ini. Mulailah mencari informasi mengenai COVID-19 yang benar agar kita bisa cepat mencari solusinya,” tabah Ben.

3 dari 3 halaman

Menanggapi pernyataan Ben, dr. Andi setuju bahwa masyarakat jangan mencari kambing hitam tapi harus sama-sama mencari solusi dari kondisi seperti ini.

“Kampanye protokol kesehatan sudah berjalan, tapi seberapa besar dijalankan masyarakat, itu harus kita evaluasi. Vaksinasi belum mencapai target yang mencukupi untuk tercipta herd immunity, jadi jangan kendor protokol kesehatannya,” pesan dr. Andi.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comVaksin Covid-19VaksinasiCovid-19Isolasi Mandiridr Andi Khomeini
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved