TRIBUNHEALTH.COM - Radang usus buntu dalam bahasa medis dikenal dengan Apendisitis.
Penyakit ini pada umumnya disebabkan oleh sisa makanan yang tersumbat sehingga sulit untuk dicerna dalam tubuh.
Penyakit usus buntu merupakan salah satu penyakit berbahaya.
Oleh karena itu, pentingnya bagi penderitanya, untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Kehidupan dengan Stres Tinggi dan Makanan Berlemak, diyakini Sebagai Pemicu Penyakit Asam Lambung
Baca juga: Dokter Ungkap Perjalanan Penyakit Seseorang Alami Penyakit Usus Buntu, Sebut Berawal dari GERD
Baca juga: Dokter Spesialis Jelaskan Tahapan Terjadinya Komplikasi Organ pada Penderita Penyakit Diabetes
Pasalnya, bila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, akan dapat membahayakan nyawa pasien.
Hal tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr. Asdar, Sp.B.
Dikutip TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, Asdar menerangkan, pada beberapa kasus, pecahnya usus buntu bisa menyebabkan kematian.
Namun kondisi tersebut, biasanya melalui beberapa proses.

"Jadi nggak langsung bisa sebabkan kematian."
"Biasanya dimulai dengan usus itu bengkak, infeksi, kemerahan akhirnya lama-kelamaan akan bocor," beber Asdar.
Asdar menyebut, bila isi dalam usus buntu tersebut yang berwujud kotoran (bakteri) keluar, maka akan menginfeksi seluruh abdomen.
"Bakteri tersebut akan menyebar seluruh perut."
"Nah ini tingkat emergensinya semakin tinggi," ungkapnya.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Makanan Pedas bisa Sebabkan Usus Buntu? Ini Jawaban Dokter
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Alami Penyakit Usus Buntu, dari Nyeri hinga Mual
Penanganan
Oleh karena itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk segera melakukan pemeriksaan pada dokter bila mengalami gejala usus buntu.

Ia juga mengimbau, untuk tidak perlu cemas apabila dokter memutuskan untuk melakukan operasi.
Sebab, operasi merupakan jalan terbaik dalam penanganan penyakit usus buntu.
"Jadi datang dahulu ke rumah sakit, nanti dokter akan memberikan penanganan yang terbaik."
"Kalau pada penyakit usus buntu, penanganan yang terbaik ya operasi, diangkat usus buntunya."
"Karena kalau tidak, bisa mengancam nyawa pasien," pungkas Asdar.
Baca juga: Hasil Komunikasi RI - Jepang, Wamenlu Sebut Indonesia Dapat 998.400 Dosis Vaksin Astra Zeneca
Baca juga: Hiperemesis Gravidarum Bukanlah Suatu Penyakit, Dokter: Kondisi Alami Adanya Peningkatan Hormon HCG
Baca juga: Lebih Mudah Menyebar, Virus Corona Varian Delta Diprediksi Dominasi Kasus di Eropa pada Agustus 2021
Penjelasan dr. Asdar, Sp.B ini dikutip dari tayangan YouTube Tribun Health, Sabtu (26/6/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)