TRIBUNHEALTH.COM - Dokter kandungan menjelaskan jika hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan keguguran.
Hal ini dikarenakan pada saat hiperemesis gravidarum terjadi penyumbatan pembuluh darah.
Penyumbatan pembuluh darah mengakibatkan proses berkembangnya janin menjadi terhambat.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Kandungan, dr. Sigit Setiaji, Sp.OG., M.Kes., M.H. dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Healthy Talk edisi 03 Juli 2021 tentang cara meminimalisir hiperemesis gravidarum.
Sehingga proses aliran darah ke janin menjadi berkurang dan terjadilah keguguran atau perdarahan.
Baca juga: Wajah Tampak Kempot karena Gigi Patah, Apa Bisa Kembali Normal jika Pasang Gigi Palsu Dok?
Baca juga: Lebih Mudah Menyebar, Virus Corona Varian Delta Diprediksi Dominasi Kasus di Eropa pada Agustus 2021
Dokter mengimbau jika ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum harus tetap konsumsi makanan.
Dampak yang terjadi secara langsung adalah pada saat kehamilan.
Akan tetapi jangka panjangnya pada saat setelah lahiran.
Seperti contohnya pada saat di dalam kandungan terjadi prematuritas.
Jadi bisa menyebabkan keguguran atau prematur.

Hal ini disebabkan karena aliran darahnya berkurang.
Pada saat aliran darah berkurang ke janin, otomatis bayi mengalami tumbuh kembang yang terhambat atau prematur.
Pada saat lahir, bayi mengalami berat badan yang berkurang.
Otomatis organ-organ seperti jantung, lambung, otak, dan organ-organ khusus lainnya belum matang.
Sehingga akan terjadi tumbuh kembang yang terhambat.
Dokter menganjurkan untuk ibu selalu stay positive.
Selain itu, juga menghindari aroma-aroma yang menyengat.
Apabila tidak tahan dengan aroma parfum dan masakan bisa dihindari.
Untuk meminimalisir hiperemesis gravidarum, dokter menganjurkan ibu hamil bisa konsumsi permen yang memiliki rasa, misalnya seperti rasa jahe.
Kemudian konsumsi makanan sedikit demi sedikit namun sering.
Hal ini bertujuan agar lambung terisi makanan.
Sehingga lambung tidak kosong dan asam lambungnya tidak meningkat.
Hiperemesis gravidarum bukanlah suatu penyakit.
Dimana kondisi ini merupakan hal yang alami dan adanya peningkatan hormon.
Jika ibu hamil sudah mengalami hiperemesis gravidarum, maka dokter akan memberikan obat-obatan.
Seperti obat anti mual dan muntah.
Baca juga: Meski Hanya Satu Dosis, Vaksin Johnson & Johnson Masih Efektif Tangkal Virus Corona Varian Delta
Baca juga: Gusi Berdarah saat Pertama Kali Lakukan Dental Floss, Lebih Baik Diteruskan atau Dihentikan?
Baca juga: Dokter Sebut Work From Home (WFH) Bisa Picu Insomnia, Idealnya Tempat Kerja Dibuat Terpisah
Selain obat, dokter juga akan memberikan vitamin-vitamin yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil.
Hal yang paling penting adalah diberikannya edukasi makanan-makanan dan buah-buahan yang bergizi.
Apabila sampai kondisi yang dehidrasi, seperti lemas dan tidak bisa makan, barulah dokter akan memberikan tindakan-tindakan.
Tindakan yang bisa diberikan adalah pemberian infus dan memasukkan selang agar pasien tetap bisa makan.
Penjelasan Dokter Kandungan, dr. Sigit Setiaji, Sp.OG., M.Kes., M.H. dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Healthy Talk edisi 03 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.