TRIBUNHEALTH.COM - Trauma anak terhadap dokter gigi terjadi karena kondisi lingkungan atau pengaruh lingkungan.
Oleh karena itu, sedari dini anak-anak harus diajarkan betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut secara tepat.
Selain itu, anak-anak juga bisa diajarkan untuk pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali bersama orang tua untuk mengenal tentang dokter gigi.
Edukasi anak terhadap dokter gigi harus dilakukan dengan baik agar anak tidak mengalami trauma ke dokter gigi.
Dilansir TribunHealth.com, dalam YouTube Tribunnews.com program Sapa Dokter, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen menjelaskan penyebab trauma anak ke dokter gigi.
drg. Anastasia menjelaskan trauma anak terhadap dokter gigi terjadi sebanyak 51%.
Hal ini menunjukkan bahwa edukasi kepada anak sangat penting dan harus dilakukan agar anak siap dalam melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Baca juga: Tidak Rajin Sikat Gigi Menjadi Salah Satu Penyebab Karies Gigi pada Anak, Simak Ulasan Dokter Gigi
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini Menurut drg Nodika Herda

Beberapa penyebab terjadinya trauma anak pada dokter gigi adalah sebagai berikut:
1. Pola didik keluarga atau lingkungan
Rata-rata trauma anak pada dokter gigi berasal dari lingkungan rumah.
Minimnya edukasi orang tua kepada anak tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut menyebabkan anak enggan untuk pergi ke dokter gigi.
drg. Anastasia menjelaskan bahwa orang tua harus mengajarkan anak menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak anak masih balita, sehingga anak memiliki mindset yang bagus tentang kesehatan gigi dan mulut.
"Anak dapat dibawa ke dokter gigi bisa sedini mungkin, bahkan bayipun tidak apa-apa," terang drg. Anastasia.
"Sehingga memori anak, apa yang dia lihat dan apa yang dia rasakan bisa terbawa seumur hidupnya," lanjutnya.
Baca juga: Dokter Gigi Jelaskan Pentingnya Membersihkan Gigi Anak setelah Makan atau Minum

2. Pengalaman anak mengenai perawatan yang pernah dilakukan
Selain dari pola didik orang tua yang mengajarkan anak mengenai kesehatan gigi dan mulut, penyebab lainnya karena dari faktor internal sang anak.
Anak yang pernah melakukan perawatan gigi seperti mencabut gigi atau perawatan lainnya terkadang menimbulkan trauma pada dirinya.
Hal ini kadang terjadi karena apa yang anak rasakan setelah pergi dari dokter gigi, misalnya bekas cabutan gigi masih berdarah.
Kondisi ini, orang tua dan dokter gigi perlu menjelaskan dan memberikan edukasi kepada anak agar anak tidak trauma karena hal tersebut.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Gigi Anak yang Tidak Rata Dokter?

3. Hal-hal yang tidak mudah dijelaskan kepada anak
Perawatan gigi yang dilakukan anak, terkadang membuat anak mengalami trauma.
Perawatan gigi yang dilakukan tersebut terkadang tidak bisa tersampaikan maksudnya dengan baik kepada anak.
Sehingga anak tidak dapat memahami apa yang dilakukan oleh dokter gigi terhadapnya, yang akhirnya membuat anak enggan ke dokter gigi lagi.
drg. Anastasia menjelaskan bahwa ketika anak sudah mengalami trauma, maka kerja sama antara dokter dan keluarga adalah hal yang sangat penting dan harus dilakuakn dengan baik.
Baca juga: Kondisi Ini yang Membuat Bleaching Gigi Tidak Boleh Dilakukan, Simak Penjelasan Dokter Gigi

Sehingga trauma tersebut bisa diketahui pemicunya dan dapat diatasi dengan baik.
"Pendidikan yang menakuti anak seperti, jika tidak sikat gigi nanti harus periksa ke dokter adalah hal yang tidak tepat," jelas drg. Anastasia.
"Karena hal tersebut dapat menimbulkan ketakutan dan trauma kepada anak mengenai dokter gigi," lanjutnya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Gigi drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam YouTube Tribunnews.com program Sapa Dokter pada 6 November 2020.
Baca juga: Mengenal Scaling Gigi dan Manfaatnya untuk Kesehatan Gigi dan Mulut
Baca juga: Jangan Asal Pasang Kawat Gigi, Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/Irma Rahmasari)