TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Anak, Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Melanie Rakhmi Mantu, menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter jelang rencana pembelajaran tatap muka terbatas.
"Sebelum memasuki pembelajaran tatap muka ini, memang ada konsultasi dulu," paparnya dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Selasa (15/6/2021), dikutip TribunHealth.com.
Konsultasi penting untuk dilakukan, terutama pada anak yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
"Penyakit kronis sebelumnya, seperti penyakit jantung bawaan, ada TBC..." contohnya.
Baca juga: Psikolog Sebut Anak Rentan Jadi Korban Kekerasan Seksual karena Belum Bisa Melawan
Baca juga: Bisa Dialami Anak hingga Orang Dewasa, Dokter Tegaskan Disleksia Bukan Penyakit

Anak dengan riwayat penyakit tentu memiliki risiko yang lebih tinggi ketika melakukan pembelajaran tatap muka.
"Sebaiknya memang dikonsultasikan dulu dengan dokter anak," tandasnya.
Sebagai informasi, setidaknya ada 229.079 anak yang positif Covid-19.
Tak tanggung-tanggung, 620 di antaranya meninggal dunia.
Dilihat dari segi usia, kasus Covid-19 pada anak didominasi usia 6-18 tahun, dengan total mencapai 176.597 kasus.
Hal ini tentu memunculkan kekhawatiran berbagai kalangan.
Baca juga: Psikolog Menjelaskan Dampak Psikologis Masyarakat yang Tidak Terjangkit Virus Covid-19
Baca juga: Tak Hanya Paru-paru, Berbagai Organ Pasien Covid-19 Bisa Alami Gagal Fungsi Akibat Badai Sitokin

Bukan tidak mungkin, pembukaan sekolah justru akan memicu munculnya klaster baru penularan Covid-19.
Apa lagi, beberapa daerah mengalami lonjakan kasus setelah Idul Fitri 1442 H.
Beberapa daerah itu antara lain, antara lain, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, dan Kepulauan Riau.
Rinciannya, kasus di DKI Jakarta naik 63 persen, Jawa Barat 23 persen, Jawa Tengah 120 persen, Sumatra Barat 74 Persen, dan Riau 82 persen.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)