TRIBUNHEALTH.COM - Kekerasan seksual merupakan suatu tindakan terhadap organ seksual, tanpa adanya persetujuan korban.
Penjelasan itu dipaparkan Psikolog Adib Setiawan dalam program Healthy Talk, yang tayang live di YouTube TribunHealth.com pada Sabtu (12/6/2021).
Satu di antara korban yang kerap menjadi sasaran adalah anak?
Terkait hal ini, Adib menyebut karena anak merupakan pihak yang lemah.
"Barangkali dia melakukan pada anak karena anak situasnya paling lemah ya," paparnya dikutip TribunHealth.com.
"Di mana dia tidak bisa menolak, dia tidak bisa melawan," seperti itu.
Baca juga: Program KB pada Pria Bisa Pengaruhi Kejantanan Seksual, Mitos atau Fakta Dok?
Baca juga: Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Dipengaruhi oleh Perawatan Gigi Susu pada Anak
Selain ketidakmampuan untuk menolak, fisik anak juga belum mumpuni untuk melawan.
Apa lagi, kemampuan berpikir juga masih terbatas.
Terkadang anak tak menyadari mendapatkan sebuah kekerasan.
Pasalnya, dia belum benar-benar mengerti mana yang boleh dilakukan dan mana tidak boleh dilakukan oleh orang lain.
Alasan itulah yang menjadikan anak sebagai kelompok rentan kekerasan seksual.
Baca juga: Begini Tanggapan Psikolog tentang Anak yang Lebih Suka Bermain Game Kekerasan
Baca juga: Bagaimana Cara Mendisiplinkan Anak tanpa Melalui Kekerasan? Psikolog Menjawab
Untuk jenis kekerasan seksual sendiri, Adib Setiawan membaginya menjadi dua kelompok utama, yakni kekerasan fisik dan kekerasan verbal.
Kekerasan fisik, tentunya melibatkan unsur fisik.
Dalam hal ini kekerasan seksual secara fisik bisa memiliki dampak lebih lanjut.
Sebagai contoh adalah tindak pemerkosaan yang bisa mengakibatkan kehamilan.
Sementara verbal merupakan tindakan dengan kata-kata tertentu yang sifatnya merendahkan harkat dan martabat korban.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)