TRIBUNHEALTH.COM - Ada 21.000 kasus kanker serviks di Indonesia.
Sampai tahun 2014 terdapat 92.000 kanker yang menyebabkan kematian.
Dimana 10% di antaranya meninggal karena kanker serviks.
Usia muda juga dapat terkena kanker serviks antara usia 21-22 tahun.
Indonesia berada di peringkat ke-2 penderita kanker serviks terbanyak di dunia.
WHO menyatakan bahwa kanker serviks di Indonesia diakibatkan karena kurangnya deteksi dini.
Nasdaldi ahli genikologi dan okologi RS Kanker Dharmais menyebutkan jika penyebab kanker serviks adalah human papilloma virus (HPV).
Baca juga: Kanker Dapat Menyerang Siapa Saja, Ini Beberapa Faktor yang Tingkatkan Resiko Kanker
Baca juga: Dokter Tegaskan Terlalu Kurus Juga Berbahaya, Bisa Jadi Tanda Cacingan hingga Penyakit Kanker
Human papilloma virus menyebabkan perubahan-perubahan pada sel-sel serviks.
Sehingga terjadi prakanker serviks.
Prakanker bisa derajat ringan, sedang, dan berat.
Jika derajat ringan dapat kembali normal lagi atau berubah menjadi derajat sedang.
Persentase kanker serviks pada wanita yang tidak pernah berhubungan sangat kecil.
Sebagian besar terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dan tertular virus tersebut.
Jika tertular pada saat usia muda dimana sel-sel serviks masih rentan terhadap perubahan-perubahan akan lebih mudah terjadi kanker dikemudian hari.
Seks usia dini memicu terjadinya kanker serviks.
Maka dari itu dianjurkan untuk jangan terlalu dini berhubungan seks.
Lalu, seperti apa gejala dari kanker serviks?
Gejala yang paling sering adalah pendarahan terutama pada saat sanggama atau dapat juga terjadi pendarahan spontan.
Terjadinya pembengkakan pada kaki dan mengalami nyeri punggung.
Keluar darah setelah berhubungan seks.
Keluar cairan dari vagina yang tidak normal.
Tinja berdarah dan mens tidak teratur.
Mudah merasa pusing dan kelelahan.
Saat tidak menstruasi, muncul darah seperti menstruasi.
Terjadi pendarahan pada vagina.
Mengalami pendarahan setelah menopause.
Mengalami penurunan berat badan.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Teknik SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Baca juga: Benarkah Terlalu Lama Berjemur Bisa Sebabkan Kanker Kulit? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini
Perut terasa nyeri.
Lantas, bagaimana penanganan kanker serviks?
Pengecekan rutin dan vaksin dapat mencegah kanker serviks.
Secara umum. penanganan terhadap kanker adalah pembedahan.
Kapan dapat dilakukan pembedahan untuk kanker serviks?
Umumnya, pembedahan dilakukan pada stadium awal.
Sebagai perempuan tidak ada salahnya melakukan pencegahan dini kanker serviks.
Yang pertama, luangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks.
Yang terpenting, melakukan vaksinasi bagi yang belum terdeteksi kanker serviks.
Vaksinasi dapat dilakukan sejak usia 10 tahun.
Baca juga: Perlu Cermat, Ini Cara Periksa Payudara Sendiri (SADARI) untuk Mendeteksi Kanker
(TribunHealth.com/Dhiyanti)
Berita lain tentang kanker ada di sini