TRIBUNHEALTH.COM - dr Tan Shot Yen menjelaskan mengenai perbedaan alergi dan intoleransi makanan.
Hal itu ia sampaikan dalam program Malam Minggu Sehat Tribunnews.com.
"Intoleransi makanan dan alergi makanan itu dua hal yang berbeda," kata dr Tan membuka pembicaraan.
Perbedaan tersebut meliputi penyebab hingga dampak yang ditimbulkan.
Kendati demikian, dr Tan mengatakan dua-duanya bisa saja terjadi.
Orang bisa terkena alergi makanan dan intoleransi makanan.
"Nah prinsipnya, kalau alergi makanan pasti itu disebabkan karena reaksi imunitas."
Baca juga: Ahli Gizi Bagikan Tips Mengenalkan Makanan pada Bayi, Penting Dilakukan untuk Hindari Alergi
Baca juga: Dokter Makanan Apa Saja yang Jadi Pencetus Alergi dan Inflamasi?

Jadi, tubuh menganggap makanan yang masuk sebagai sebuah 'musuh'.
"Wah ada musuh nih, ngga dikenali," ilustrasi dr Tan.
"Kemudian sistem imun kita lebay. Nah lebay ini yang bisa berakibat buruk pada kesehatan manusia."
"Di alergi misalkan, kita bisa gatal-gatal, bersin, pusing, diare."
"Bahkan yang paling parah itu bisa anafilaktik syok."
Pada kasus anafilaktik, dr Tan mengatakan gejalanya bisa sangat 'lebay'.
Bahkan terkadang bisa sampai mengancam nyawa.

Baca juga: Berikut 4 Jenis Reaksi Alergi yang Perlu Diwaspadai
Baca juga: Apakah Terlalu Banyak Minum Es Bisa Sebabkan Radang Tenggorokan?
"Dan biasanya responnya itu dalam hitungan menit. Bahkan makanannya belum selesai dikunyah, biasanya udah kena."
Kasus alergi tidak peduli berapa jumlah makanan yang masuk.
Selain itu, alergi selalu terjadi pada makanan yang sama.
Lalu bagaimana dengan intoleransi?
"Intoleransi itu pencernaan kita memiliki masalah dalam mengabsorbsi, dalam mencerna, dalam memetabolisme."
"Badan kita berusaha untuk mencerna, tapi gaga," jelas dr Tan.
Gejala yang muncul biasanya adalah kembung.

Baca juga: Tak Melulu Lemak, Perut Buncit Juga Bisa Terjadi karena Kembung, Salah Satu Pemicunya Lalapan
Baca juga: Tips Dokter Biar Perut Tak Begah Saat Buka Puasa Ramadhan, Jangan Langsung Makan Besar
"Orang jawa bilang sundukan, ngga bisa keluar ngga bisa masuk."
"Lalu pusing," tambahnya.
Berbeda dengan alergi, kasus intoleransi makanan biasanya baru bereaksi dalam hitungan jam atau hingga sehari.
Selain itu, makanan jenis yang sama belum tentu sama-sama memberikan efek.
"Misalnya nih saya makan roti yang ada susunya."
"Roti itu ngga apa-apa, tapi roti yang lain, aduh (menyebabkan reaksi)."
"Jadi kadang-kadang masih sulit didiagnosa untuk intoleransi."
"Kurang lebih begitu begitu perbedaannya. Dan intoleransi makanan itu biasanya tidak mengancam nyawa," tegasnya.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)