TRIBUNHEALTH.COM - Negative thinking atau berpikiran negatif ternyata bisa berdampak pada kesehatan, baik fisik maupun mental.
Apa lagi jika terjadi repetitive negative thinking (RNT) atau pemikiran negatif yang terus berulang.
Frekuensi berpikir negatif yang tinggi dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif dan tekanan emosional.
Faktanya, pikiran negatif ini juga dapat bermanifestasi ke dalam aspek fisik dan memengaruhi pola makan, rutinitas olahraga, dan banyak lagi.
Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini dampak berpikir negatif.
1. Tingkatkan risiko depresi
Penelitian secara konsisten mengaitkan pemikiran negatif berulang (RNT) dengan tingkat depresi dan kecemasan klinis yang lebih tinggi.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), individu yang terus-menerus merenungkan peristiwa atau pikiran negatif secara berulang memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami gangguan depresi dan kecemasan seiring waktu.
Semakin seseorang berkutat pada aspek negatif, semakin kuat pula perasaan putus asa dan takut yang mereka rasakan, membentuk lingkaran setan.
Baca juga: Pasien Hipertensi Perlu Minum Obat Jangka Panjang, Apakah Aman untuk Ginjal?
2. Sebabkan respons stres dan ketidakseimbangan hormon
Berpikir negatif mengaktifkan respons stres tubuh, melepaskan kortisol, yang disebut "hormon stres".
Peningkatan kortisol kronis mengganggu fungsi otak, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan mengganggu keseimbangan hormon.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa stres kronis akibat negativitas yang terus-menerus berkontribusi pada kelelahan dan konsekuensi kesehatan jangka panjang, terutama bagi pekerja dewasa.
3. Ganggu kekebalan tubuh
Sebuah studi yang diterbitkan oleh NIH menjelaskan bahwa emosi dan pikiran negatif yang kronis dapat melemahkan respons imun tubuh.
Ini dapat mempersulit tubuh untuk melawan infeksi dan pulih dari penyakit.
Penekanan sistem imun akibat stres meningkatkan kerentanan terhadap pilek, flu, dan bahkan infeksi yang lebih parah dalam jangka panjang.
Baca juga: 8 Makanan Tinggi Kolin, Bagus untuk Mendukung Kesehatan Otak
4. Hambat fungsi memori dan kognitif
Sebuah studi inovatif dari NIH menemukan bahwa pikiran negatif yang terus-menerus mengganggu fungsi kognitif, termasuk daya ingat dan pengambilan keputusan.
Fokus yang terus-menerus pada pikiran negatif menguras sumber daya mental, sehingga mengurangi kemampuan untuk memecahkan masalah dan berkonsentrasi.
Seiring waktu, hal ini berkontribusi pada penurunan kognitif, terutama pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia.
5. Tingkatkan risiko penyakit jantung
Berpikir negatif tidak hanya memengaruhi kesehatan mental.
Studi menunjukkan bahwa stres psikologis kronis dan pola pikir negatif secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Jurnal kesehatan IMA mengonfirmasi bahwa sikap negatif jangka panjang meningkatkan tekanan darah, mendorong kebiasaan tidak sehat seperti pola makan yang buruk atau merokok, dan meningkatkan penanda peradangan, yang semuanya berkontribusi terhadap masalah kardiovaskular.
6. Memperlambat pemulihan tubuh
Studi ilmiah menunjukkan bahwa berpikir negatif dapat memperlambat proses penyembuhan alami tubuh.
Sebuah publikasi oleh NIH menemukan bahwa pasien yang menunjukkan tingkat berpikir negatif yang lebih tinggi selama sakit mengalami tingkat pemulihan yang lebih lambat, tingkat rasa sakit yang lebih tinggi, dan kepuasan hidup yang lebih rendah secara keseluruhan.
Sebaliknya, pandangan mental yang positif dikaitkan dengan pemulihan yang lebih cepat dan hasil yang lebih baik.
(TribunHealth.com)