Breaking News:

5 Fakta Lengkap Mengenai Keracunan Makanan: Penyebab, Pencegahan, hingga Cara Mengatasi

Berikut ini panduan lengkap mengenai keracunan makanan, tak boleh disepelekan karena bisa berdampak fatal

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
freepik/8photo
ilustrasi mual dan muntah karena keracunan makanan 

TRIBUNHEALTH.COM - Keracunan makanan merupakan salah satu hal yang dapat terjadi pada siapa pun.

Seperti namanya, hal ini disebabkan oleh kontaminan yang ada pada makanan lalu tertelan oleh tubuh.

Keracunan bisa menyebabkan gejala ringan hingga berat, bahkan dapat mengancam nyawa pada beberapa kasus.

Gejala umumnya antara lain mual, muntah, hingga pusing.

Dihimpun TribunHealth.com dari Healthline dan Medical News Today, berikut ini fakta-fakta mengenai keracunan, mulai dari penyebab, cara mengatasi, maupun pencegahan yang dapat dilakukan.

1. Penyebab keracunan makanan

ilustrasi bakteri salmonella penyebab keracunan makanan
ilustrasi bakteri salmonella penyebab keracunan makanan (tribunnews.com)

1. Bakteri

Kontaminan pertama yang dapat menyebabkan keracunan adalah bakteri.

Beberapa bakteri umum yang sering memicu keracunan antara lain Salmonella, Campylobacter, Escherichia coli, Clostridium difficile, dan Shigella, seperti dilansir Medical News Today.

2. Virus

2 dari 4 halaman

Virus juga bisa mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi.

Infeksi dapat menular dari orang ke orang ketika seseorang menularkan patogen melalui sentuhan makanan.

Hal ini terutama terjadi ketika tidak mencuci tangan dengan baik sebelum makan.

Beberapa virus yang mungkin menjadi penyebab antara lain rotavirus dan norovirus.

Penyebab virus yang kurang umum adalah astrovirus, yang biasanya menyerang anak-anak dan orang tua, dan adenovirus.

3. Parasit

Parasit adalah organisme yang perlu hidup di dalam dan memakan organisme lain untuk bertahan hidup.

Dua jenis parasit yang biasanya menginfeksi saluran pencernaan manusia adalah protozoa bersel tunggal dan cacing parasit.

Infeksi protozoa yang umum meliputi giardiasis dan kriptosporidiosis.

4. Senyawa kimia tertentu

3 dari 4 halaman

Beberapa senyawa kimia juga bisa menjadi racun bagi tubuh.

Misalnya pada kasus ikan, seperti dilansir Healthline.

Ketika ikan disimpan pada suhu yang salah, ada risiko kontaminasi histamin, racun yang diproduksi oleh bakteri pada ikan.

2. Makanan yang rawan memicu keracunan

ilustrasi dada ayam
ilustrasi dada ayam (freepik/mrsiraphol)

1. Unggas yang tidak dimasak sempurna

Unggas mentah dan setengah matang merupakan sumber umum keracunan makanan.

Untuk mengurangi risiko, masak daging ayam, bebek, dan kalkun hingga matang sempurna.

Ini akan menghilangkan bakteri berbahaya yang ada.

2. Sayur hijau yang tidak dicuci

Sejumlah sayur hijau seringkali dapat membawa bakteri berbahaya seperti E. coli, Salmonella, dan Listeria.

4 dari 4 halaman

Untuk mengurangi risiko keracunan, selalu cuci sayuran.

Jika Anda membeli salad sayur siap makan, lebih baik hanya beli salad kemasan yang telah didinginkan.

3. Ikan dan kerang

Ikan dan kerang merupakan dua sumber keracunan makanan yang banyak terjadi.

Ketika ikan disimpan pada suhu yang salah, ada risiko kontaminasi histamin, racun yang diproduksi oleh bakteri pada ikan.

Sayangnya, histamin tidak hancur oleh suhu memasak normal dan menyebabkan jenis keracunan makanan yang dikenal sebagai keracunan scombroid.

Keracunan ini menyebabkan berbagai gejala termasuk mual, mengi, dan pembengkakan pada wajah dan lidah.

Kerang juga sama.

Alga yang dikonsumsi oleh kerang menghasilkan banyak racun, dan racun ini dapat menumpuk di dalam daging kerang, sehingga membahayakan manusia saat mengonsumsinya.

Untuk mengurangi risiko, pilihlah makanan laut yang dibeli di toko terpercaya dan simpan dalam lemari pendingin sebelum digunakan.

4. Nasi

Siapa sangka, makanan utama orang Indonesia ini juga berisiko menyebabkan keracunan.

Beras mentah dapat terkontaminasi spora Bacillus cereus, bakteri yang menghasilkan racun penyebab keracunan makanan.

Spora ini dapat hidup dalam kondisi kering.

Misalnya, mereka dapat bertahan hidup dalam kemasan beras mentah.

Spora ini bisa tumbuh menjadi bakteri dan berkembang biak ketika nasi yang sudah dimasak didiamkan dalam suhu ruangan untuk jangka waktu lama.

Untuk mengurangi risiko, sajikan nasi segera setelah matang dan segera dinginkan sisa nasi setelah dimasak.

Saat memanaskan kembali nasi yang sudah matang, pastikan nasi panas mengepul sepenuhnya.

5. Susu yang tidak melewati proses pasteurisasi

Pasteurisasi adalah proses memanaskan cairan atau makanan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.

Produsen makanan mempasteurisasi susu, termasuk produk olahannya seperti keju, agar aman dikonsumsi.

Pasteurisasi membunuh bakteri dan parasit berbahaya seperti Brucella, Campylobacter, Cryptosporidium, E. coli, Listeria, dan Salmonella.

Sebaliknya, produk susu yang tidak dipasteurisasi telah dikaitkan dengan risiko tinggi keracunan makanan.

6. Telur

Telur memang bergizi, murah, dan mudah diolah.

Namun telur juga bisa menjadi sumber keracunan makanan jika dikonsumsi mentah atau setengah matang.

Hal ini karena telur dapat membawa bakteri Salmonella, yang dapat mencemari kulit telur dan bagian dalam telur.

3. Gejala umum keracunan

ilustrasi seseorang yang mengalami keracunan
ilustrasi seseorang yang mengalami keracunan (freepik.com)

1. Mual dan tak enak badan

Keracunan makanan sering kali menyebabkan hilangnya nafsu makan dan kelelahan karena sistem kekebalan tubuh yang sedang disibukkan untuk melawan infeksi.

Tubuh kemudian melepaskan pembawa pesan kimiawi yang disebut sitokin, yang mengatur respons kekebalan tubuh.

Ia memberi sinyal ke otak untuk memicu gejala yang umumnya kita kaitkan dengan penyakit.

Inilah sebabnya ketika keracunan orang cenderung mengalami gejala tak enak badan, termasuk dan kehilangan nafsu makan.

2. Muntah

Muntah adalah respons alami terhadap keracunan makanan.

Muntah pada dasarnya merupakan cara tubuh untuk mencoba membuang racun yang dianggap berbahaya.

Beberapa orang mungkin mengalami muntah proyektil yang mereda dengan cepat, sementara yang lain muntah terus-menerus selama beberapa hari.

Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak dipantau dengan tepat.

3. Diare

Keracunan makanan dapat memicu diare karena peradangan membuat usus kurang efektif dalam menyerap kembali air dan cairan lain yang dikeluarkannya selama proses pencernaan.

Diare juga merupakan respons imun alami yang digunakan tubuh untuk mengeluarkan racun dan bakteri berbahaya.

Sama seperti muntah, diare juga berpotensi menyebabkan dehidrasi.

4. Demam

Demam terjadi sebagai bagian dari pertahanan alami tubuh terhadap infeksi.

Tubuh melepaskan zat pemicu demam yang disebut pirogen.

Demam membantu meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh Anda dalam melawan infeksi.

5. Sakit kepala

Keracunan makanan dapat menyebabkan kelelahan dan dehidrasi, yang juga dapat menyebabkan sakit kepala.

Muntah dan diare juga meningkatkan risiko sakit kepala akibat dehidrasi.

Ini akibatnya gejala sakit kepala termasuk banyak dikeluhkan ketika mengalami keracunan.

6. Lemah dan lesu

Merasa lemah dan lesu bisa menjadi gejala keracunan makanan.

Ini disebabkan oleh pelepasan sitokin saat terjadinya keracunan.

Istirahat yang cukup akan membantu tubuh untuk memulihkan dirinya.

7. Nyeri otot

Nyeri otot saat keracunan terjadi karena tubuh melepaskan histamin untuk memperlebar pembuluh darah dan memungkinkan sel darah putih Anda melawan infeksi.

Saat keracunan, tubuh melepaskan sitokin dan zat lain yang berperan dalam respons imun.

Zat-zat ini dapat menyebabkan nyeri otot sebagai efek samping.

4. Cara mengatasi keracunan

ilustrasi konsumsi air putih
ilustrasi konsumsi air putih (kompas.com)

1. Cukup minum 

Menjaga asupan air putih sangat penting untuk kesehatan secara umum, tak terkecuali ketika keracunan makanan.

Minuman olahraga yang tinggi elektrolit juga bisa membantu.

Untuk memulihkan karbohidrat dan membantu mengatasi kelelahan, Anda juga bisa mencoba jus buah dan air kelapa.

Namun sebaiknya hindari kafein, yang justru dapat mengiritasi saluran pencernaan.

2. Minum obat resep

Jika Anda mengalami keracunan yang parah, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan resep.

Beberapa obat bisa mengatasi diare dan mengurangi rasa mual akibat keracunan.

Namun sekali lagi, konsultasi dokter sangat penting.

Pasalnya mual dan muntah adalah cara tubuh untuk membuang racun yang tertelan.

Dokter akan membantu menilai kondisi Anda apakah memerlukan obat atau tidak.

3. Perbanyak istirahat

Penting untuk banyak beristirahat saat Anda sedang memulihkan diri dari keracunan makanan.

Ini secara alami akan membuat tubuh merasa lebih baik.

4. Pilih makanan yang mudah dicerna

Selama masih mengalami gejala mual dan muntah, sebaiknya pilih makanan yang mudah dicerna, hambar, serta rendah lemak.

Misalnya nasi, kentang, sayuran rebus, kaldu ayam, atau pisang.

5. Hindari makanan yang sulit dicerna

Untuk mencegah perut semakin sakit, cobalah untuk menghindari makanan-makanan berikut yang lebih sulit dicerna, meskipun Anda merasa sudah lebih baik.

Beberapa makanan yang dimaksud antara lain makanan berlemak, gorengan, makanan tinggi gula, atau makanan pedas.

6. Pertolongan medis

Pada kasus keracunan makanan yang parah, Anda mungkin memerlukan hidrasi dengan cairan intravena (IV) di rumah sakit.

Pada kasus keracunan makanan yang paling parah, rawat inap yang lebih lama mungkin diperlukan selama masa pemulihan.

5. Pencegahan

ilustrasi mencuci tangan
ilustrasi mencuci tangan (lifestyle.kompas.com)

1. Jaga kebersihan diri

Keracunan makanan bisa bermula dari kebersihan diri yang tidak baik, sehingga membuat kontaminan ikut tertelan ketika sedang makan.

Mencuci tangan dapat membantu mencegah penyebaran kuman penyebab keracunan makanan.

Pastikan untuk mencuci tangan saat menyiapkan makanan dan sebelum makan.

Mencuci tangan idealnya dilakukan minimal 20 detik dan menggunakan air hangat atau dingin dengan sabun.


Selalu cuci tangan Anda setelah menyentuh bahan mentah seperti daging, ayam dan unggas lainnya, makanan laut, tepung, atau telur.

2. Jaga kebersihan peralatan dapur

Peralatan masak juga perlu dijaga kebersihannya.

Pastikan untuk mencucinya menggunakan air sabun panas setelah selesai digunakan.

Pastikan untuk mencuci semua peralatan, talenan, dan meja dapur.

3. Cuci buah dan sayur

Buah dan sayur merupakan dua makanan sehat.

Kendati demikian, tetap ada risiko kontaminasi pada permukaannya.

Oleh karena itu, Anda perlu membilas buah dan sayuran segar di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi atau diolah.

4. Pisahkan makanan mentah

Pisahkan makanan mentah dari makanan lain.

Misalnya daging mentah, unggas, makanan laut, dan telur.

Gunakan talenan terpisah untuk memastikan tidak ada kontaminasi silang.

5. Jangan cuci ayam mentah

Ayam mentah tidak perlu dicuci sebelum digunakan.

Membilasnya di bawah keran justru dapat menyebarkan kuman ke wastafel, meja dapur, dan makanan lainnya.

Kalaupun ingin tetap mencuci, CDC menyarankan untuk mengalirkan air secara perlahan di atasnya untuk mengurangi cipratan.

Kemudian, segera bersihkan wastafel dan area di sekitarnya dengan air sabun panas.

Pastikan Anda juga mencuci tangan setelahnya.

6. Masak dengan benar

Proses memasak juga berpengaruh.

Pastikan memasak makanan hingga matang sempurna agar semua kontaminan menjadi mati.

7. dinginkan makanan

Jangan biarkan makanan berada di suhu ruangan.

Pastikan lemari es Anda diatur pada suhu 4°C atau kurang dan freezer Anda pada suhu -18°C atau kurang.

Simpan makanan hangat atau panas dalam wadah dangkal sebelum didinginkan.

Dengan begitu, makanan akan lebih cepat dingin.

Masukkan makanan yang mudah busuk ke dalam lemari es setelah tidak lebih dari 2 jam berada di suhu ruangan.

Jangan cairkan makanan di atas meja.

Bagian-bagian tertentu dari makanan dapat mencapai suhu ruangan lebih cepat, dan bakteri di bagian-bagian ini dapat mulai berkembang biak lebih cepat.

(TribunHealth.com)

Selanjutnya
Tags:
Keracunankeracunan makananGejala keracunantelurDaging Soto Madura Ikan Shisamo Hashweh Kuzu Tandır Sambousek Tharid Balaleet Kafta
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved