Breaking News:

Ini Persiapan yang Harus Dilakukan Sebelum Mulai Rutin Berlari, Simak Penjelasan Dokter

Meskipun lari terlihat sederhana, lari tetap membutuhkan persiapan yang tepat agar tidak menimbulkan cedera

Pixabay
Ilustrasi olahraga lari 

TRIBUNHEALTH.COM - Banyak orang memilih olahraga lari untuk menjaga kebugaran tubuh, menurunkan berat badan, atau sekadar mengisi waktu dengan aktivitas yang menyehatkan. 

Namun, tidak sedikit orang yang masih bingung bagaimana cara memulainya dengan aman.

Faktanya, meskipun lari terlihat sederhana, lari tetap membutuhkan persiapan yang tepat agar tidak menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan di kemudian hari. 

Untuk memahami lebih jauh mengenai hal ini, berikut merupakan penjelasan dari dr. Mustopa. Sp. Pd, AIFO-K, FINASIM, yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Nirmala Suri Sukoharjo.

Baca juga: Fakta Musik Klasik untuk Bayi, Menenangkan dan Dukung Perkembangan Otak

Ilustrasi - olahraga lari yang kini sedang menjamur
Ilustrasi - olahraga lari yang kini sedang menjamur (freepik)

Pertanyaan: 

Dokter, apa saja persiapan yang harus dilakukan sebelum mulai rutin berlari?

Fika, Bandung. 

Jawaban Dokter:

dr. Mustopa Sp. PD AIFO-K, FINASIM, yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Nirmala Suri Sukoharjo.

Sebelum mulai berlari, penting untuk memahami kondisi tubuh dan kemampuan masing-masing.

2 dari 3 halaman

Setiap orang memiliki kapasitas berbeda tergantung pada riwayat olahraga sebelumnya.

Ada yang baru ingin memulai lari tanpa pernah berolahraga, dan ada pula yang sudah memiliki dasar dari olahraga lain.

Perbedaan ini akan memengaruhi daya tahan serta kesiapan tubuh saat berlari.

Persiapan utama yang harus diperhatikan adalah kesehatan tubuh.

Baca juga: 8 Manfaat Temulawak Bagi Kesheatan, Bagus untuk Daya Tahan Tubuh dan Stabilkan Gula Darah

Ilustrasi olahraga berlari
Ilustrasi olahraga berlari (freepik.com)

Pemeriksaan dasar seperti tekanan darah, detak jantung, kadar gula, serta fungsi jantung sangat disarankan, terutama bagi individu berusia di atas 40 tahun atau yang memiliki riwayat penyakit kronis.

Pemeriksaan ini penting untuk memastikan tidak ada kondisi medis yang dapat membahayakan saat berolahraga.

Jika ditemukan penyakit penyerta, sebaiknya dilakukan pengobatan terlebih dahulu sebelum memulai rutinitas lari.

Bagi mereka yang masih muda dan tidak memiliki riwayat penyakit, lari bisa dimulai secara bertahap.

Tidak perlu fokus pada kecepatan, yang terpenting adalah konsistensi dan menjalankannya dengan perasaan senang tanpa tekanan.

Selain itu, latihan penguatan dan peregangan otot sangat penting dilakukan untuk mendukung performa dan mencegah cedera.

3 dari 3 halaman

Pemula disarankan berlari 2–3 kali seminggu dengan durasi 30–40 menit.

Jika sudah terbiasa, frekuensinya bisa meningkat menjadi 3–5 kali seminggu dengan durasi 30–45 menit. 

Peningkatan jarak sebaiknya dilakukan secara bertahap, misalnya naik sekitar 10 persen setiap minggu, sesuai kemampuan tubuh.

Penting untuk diingat, berlari bukan sekadar mengejar hasil cepat.

Banyak orang yang berlari karena ingin menurunkan berat badan, namun justru langsung memaksakan diri untuk berlari kencang.

Cara tersebut bisa berisiko bagi tubuh. Lebih baik memulai dari jalan cepat, kemudian secara perlahan beralih ke lari ringan sesuai kondisi tubuh.

Selain kesiapan fisik, pemilihan outfit lari juga berpengaruh terhadap kenyamanan. 

Gunakan sepatu yang sesuai dan nyaman dipakai. Untuk pakaian, pilih bahan yang mudah menyerap keringat dan cepat kering.

Aksesori seperti topi atau kacamata juga bisa digunakan untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari.

(Tribunhealth.com)

Baca juga: 7 Bahan Alami yang Membantu Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.compenjelasan doktertips agar kuat laridr. Mustopa Sp.PDDokter Spesialis Penyakit Dalam
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved