TRIBUNHEALTH.COM - Kesehatan mental merupakan salah satu peran yang penting di dalam kehidupan.
Ketika mental seseorang sehat, maka suasana hati akan merasa tentram dan nyaman sehingga aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik.
Namun ketika kesehatan mental seseorang terganggu, sering sedih, tidak dapat mengontrol emosi, kondisi ini akan mempengaaruhi aktivitas sehari-hari.
Menurut penuturan dr. Karina Ansheila, M.Kes yang dilansir oleh TribunHealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Manado Official, menjaga kesehatan mental harus dimulai sejak dini.
Baca juga: Mengenal Stigma Kesehatan Mental dan Dampaknya Bersama dr. Karina Ansheila, M.Kes
Baca juga: Tak Sarankan Self Diagnosis, dr. Karina Sarankan Bertemu dengan Psikolog untuk Diagnosis yang Tepat
dr. Karina Ansheila, M.Kes menjelaskan, ketika orangtua sudah memiliki buah hati, sejak kecil harus diajarkan dan dibiasakan untuk terbuka, diajarkan untuk berbicara, dan diajarkan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
Membangun komunikasi antara anak dengan orangtua adalah salah satu bentuk untuk menjaga kesehatan mental anak.
Sehingga ketika anak mengalami suatu permasalahan dalam kehidupannya, seorang anak tidak segan untuk menceritakan kepada orangtuanya.
Anak akan terbiasa untuk berbicara dan mengutarakan mengenai apa yang sedang ia rasakan.
Pasalnya ketika seorang anak tidak dapat mengungkapkan apa yang ia rasakan, hal ini dapat memicu terjadinya stres.
Baca juga: Terlalu Banyak Bersedih Apakah Termasuk Gangguan Mental? Begini Jawaban dr. Karina Ansheila, M.Kes
Baca juga: 6 Manfaat Travelling untuk Kesehatan Mental, Bisa Memicu Perasaan Tenang dan Bahagia
Karena sebenarnya rasa stres tersebut kadangkala dapat terjadi akibat tidak dapat mengungkapkan sesuatu yang dirasakannya.
Akhirnya kondisi tersebut membuat pikiran menjadi menumpuk dan menganggu aktivitas sehari-hari, malas untuk belajar, bekerja, dan bahkan malas bertemu dengan orang.
"Suatu perasaan yang dapat dikeluarkan atau dibicarakan dengan baik akan membuat perasaan menjadi lega."
"Bisa saja masalah yang dialami ternyata tidak serumit yang dipikirkan."
"Karena sudah ada yang mendengar dan sudah ada yang membantu untuk menyelesaikan."
"Tapi untuk bisa memulai berbicara itu perlu adanya keterbukaan ya."
Baca juga: Memiliki Makna yang Berbeda, dr. Karina Ansheila, M.Kes Paparkan Perbedaan dari ODGJ dan ODGM
Baca juga: Ilmuwan Jelaskan Manfaat Jalan-jalan untuk Kesehatan Mental, Bisa Bikin Lebih Kreatif
"Sedangkan menurut pengamatan saya pribadi, masyarakat kita untuk terbuka, untuk berbicara itu masih sangat kurang."
"Orang belum terbiasa untuk bicara, terbuka, bahkan dari sisi keluarga, orangtua yang terbuka kepada anaknya itu masih jarang terjadi, begitu pula sebaliknya."
Selain itu, pola asuh orangtua juga berperan penting untuk menjaga kesehatan mental anak-anak di masa anak-anak ataupun nanti di masa dewasanya.
Orangtua dengan pola asuh kurang peduli dengan anaknya, akan mempengaruhi kesehatan mental anak di masa mendatang.
Anak akan merasakan bahwa orangtua tidak peduli, tidak mendengarkan apa yang ia rasakan, sehingga anak pun beranggapan tidak perlu mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Baca juga: Jangan Abaikan Peran Penting Keluarga Terhadap Pengaruh Kesehatan Mental
Baca juga: Depresi Berisiko Alami Gangguan Mental Lain, Kenali Tanda-tandanya dari dr. Hary Purwono, Sp. KJ.